Pada awalnya ingin sekali memelihara kura-kura darat atau yang dikenal dengan kura-kura Sulcata, akan tetapi karena harganya mahal sekitar Rp. 1.500.000,- untuk anakannya saja, akhirnya saya batalkan niat untuk memelihara kura-kura jenis itu.
Setelah mengurungkan niat untuk memelihara kura-kura Sulcata, tiba-tiba teringat jenis kura-kura lainnya. Kura-kura air yang disebut kura-kura brazil atau (Red-ear Slider) yang harganya relatif cukup murah sekitar Rp. 30.000,- untuk anakannya. Sebenarnya masih banyak jenis kura-kura air seperti kura-kura ambon, labi-labi hutan, Alligator snapping, dan masih banyak jenis lainnya. Tapi pilihan jatuh ke kura-kura brazil karena jenis ini mudah didapat di beberapa pasar ikan.
Pilihan saya untuk membeli hewan peliharan ini ada pada Pasar Burung Bratang, tapi jangan dikira hanya menjual burung saja. Tempat ini juga menjual berbagai jenis ikan hias, tikus putih, hamster dan iguana, bahkan letak pasar burung ini juga berdekatan dengan Pasar Tanaman Hias Bratang.
Di pasar ini, saya membeli seekor kura-kura brazil dan ikan pleco (Plecostomus) yang berfungsi memakan lumut yang ada di akuarium. Sayangnya ikan dan kura-kura ini tidak berumur lama, karena kurang hati-hati, ikan plecos mati dalam perjalanan dan kura-kura brazil ikut mati kemudian beberapa hari karena air akuarium kurang bersih.
Kura-kura brazil yang saya beli dari Pasar Hewan Bratang ini, mati setelah dua hari saya pelihara dalam akuarium. Penyebabnya ternyata kurang bersihnya air akuarium, yang pada saat ini saya isi dengan asesoris batu-batuan. Batu-batuan tersebut seharusnya harus direndam dengan air bersih terdahulu, minimal enam jam. Tujuannya adalah menghilangkan kotoran, parasit dan residu debu batu-batuan halus yang bisa membuat ikan atau kura-kura sakit.
Ciri-ciri kura-kura brazil yang sedang sakit adalah tidak suka menyelam, hanya mengambang dengan sedikit gerakan, mata tertutup. Sebenarnya saya sudah mengetahui gejala ini, akan tetapi karena kurang pengalaman dalam memelihara kura-kura saya lambat bertindak untuk melakukan tindakan pengobatan.
Kura-kura yang sakit , seharusnya dipisah dan dijemur di bawah sinar matahari sekitar lima belas menit dengan wadah tersendiri yang berisi air sedikit yang bertujuan agar kura-kura yang dijemur tidak mati karena kepanasan. Proses penjemuran ini bertujuan agar jamur dan parasit yang ada di permukaan tubuh kura-kura mati kena sinar matahari.
Sedih dan perasaan bersalah berkecamuk dalam hati dan pikiran karena hewan peliharaan yang baru saya beli mati dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli lagi dua ekor kura-kura brazil dan beberapa ikan molly dan ikan-ikan kecil lainnya.
Berdasarkan pengalaman tersebut yang mengakibatkan kematian bagi ikan dan kura-kura saya sebelumnya, membuat saya lebih berhati-hati memeliharanya. Batu-batu hias akuarium saya bersihkan kembali dan airnya saya ganti dengan air minum isi ulang sehingga tidak mengandung bahan kimia.
Syukurlah, sampai tulisan ini dibuat keadaan hewan-hewan air tawar peliharan saya masih sehat-sehat saja dan aktif bermain-main dalam akuariumnya.(hpx)