Air langit jatuh, keruh menggenang.
Membidik tanah hingga resap,
Membawa aroma khas ketiadaan.
Saksikan badai aktif menjelang,
Suara gaduh dari dahan randu tua,
Atau resah yang merembak hingga tumbang.
Dia tak pandai menjual romantisme hujan,
Atau mengibarkan badai petir, dalam
Sajak picisan.
Jadilah kalamnya serupa raksa,
Pun hujan, selalu sampai di hulu mata.
-A-