Sejak tahun lalu kami (saya dan Hayatullah Pasee) sepakat "menyisihkan" sedikit tenaga dan waktu kami untuk kegiatan sosial khususnya di bidang literasi, sesuai dengan aktivitas yang kami lakoni. Itu membuat kami gembira setiap kali diminta memberikan kelas literasi di sekolah-sekolah atau tempat-tempat khusus semisal LPKA ini: tempat berkumpulnya anak-anak yang berhadapan dengan hukum dan sedang menjalani pembinaan.
Prinsip kami sederhana, banyak memberi maka banyak menerima. Bahkan yang kami terima itu ada kalanya lebih berharga dari lembar-lembar rupiah seperti pertemanan yang haqiqi atau bertemu orang-orang baru sehingga membuat kami jadi lebih kaya pengalaman.
Di LPKA, kami bertemu dengan orang-orang hebat, salah satunya adalah Kak Meutia Delima selaku salah satu pembina dan sekarang sudah pindah tugas ke LP Sigli. Mengapa saya bilang hebat? sebab belum tentu semua orang mampu dan mau melakukan seperti apa yang ia lakukan. Bersusah payah membuat anak-anak penghuni LPKA tetap produktif, mengasah keterampilan mereka di sejumlah bidang, bahkan menurut saya di tempat inilah anak-anak itu menemukan arti hidup yang sebenarnya. Walaupun fisik mereka sedang menjalani hukuman, tapi jiwa mereka bebas sebebas-bebasnya.
Buku ini seyogianya telah terbit jauh-jauh hari sebab naskah utuhnya telah kami terima sejak setelah Lebaran Idulfitri tahun lalu, tetapi karena kesibukan kami, baru sempat menyelesaikan penyuntingannya akhir tahun lalu. Sebenarnya malu bilang sibuk sebab kesibukan kami jauh sekali dari sibuknya presiden atau gubernur, tapi, mau bagaimana lagi kami (saya) juga perlu mengumpulkan bongkah-bongkah berlian biar bisa beli rumah. :-D
Buku ini istimewa. Produk yang hadir berkat kolaborasi sejumlah orang dari ragam aktivitas. Bila saya dan Hayatullah Pasee lebih berperan sebagai editor konten dan printilan lainnya, maka ada Bang Sayid Fadhil Asqar yang saya ajak sebagai ilustrator untuk sampul dan isi. Mengapa Bang Sayid? karena menurut saya beliau mampu menerjemahkan ide saya untuk menghasilkan sebuah karya ilustrasi yang apik. Ini berdasarkan karya sebelumnya yang beliau buat untuk buku saya yang insyaallah terbit usai Lebaran nanti. Kedua, Bang Sayid juga punya visi yang sama dengan saya dalam hal gerakan sosial dan saya pikir ini yang membuat orang-orang akhirnya bisa saling bekerja sama.
Yang lebih hebatnya adalah Pak Taufiq Abdul Gani selaku Kepala Unsyiah
Press yang mau menerbitkan buku ini secara cuma-cuma sebagai wujud dari tridarma perguruan tinggi. Beliau memberi wadah agar karya anak-anak ini tak berakhir di atas kertas dan disimpan di bawah tumpukan baju saja, tetapi bisa kita nikmati sebagai karya yang utuh dan sarat pelajaran hidup. Hubungan Pak Taufik dengan LPKA juga telah berlangsung lama, sejak ia masih menggawangi perpustakaan Unsyiah.
Kisah-kisah dalam buku ini ditulis apa adanya, sangat jujur, dengan bahasa yang juga sederhana. Bahkan tak mungkin dianggap klise. Namun, pesannya sangat dalam menurut saya. Melalui kisah-kisah ini kita bisa merasakan, ada yang alpa dalam tatanan sosial kita, dan ini menimbulkan tanda tanya besar: mengapa anak-anak kita harus berada di tempat yang kita sebut sebagai penjara?
Salam kenal dari banjarmasin bro,
Mohon bantu supportnya sesama warga +62
Klau berkenan dibantu untuk vote dan follbacknya ya..
Thanks
Salam kenal juga, Bro. Oke... kita follback yaa...