Jodoh itu salah satu misteri hidup dimana manusia tidak pernah bisa menerka apa yang akan terjadi dengannya di masa depan. Berawal dari teman, terpisah selama beberapa saat dan akhirnya bertemu lagi, bisa dibilang kisah kami tidak mudah. Diawali dengan perkenalan diacara sebuah pertemuan yang diadakan seorang teman, kami berkenalan. Sebenernya waktu itu saya malas sekali datang ke acara tersebut tapi karena teman, yang punya acara, bilang kalau temannya orang Belgia akan bergabung juga, saya jadi tertarik. Kenapa saya tertarik? Saya kebetulan waktu itu baru kembali ke Indonesia setelah studi di Perancis jadi rasanya kangen ingin berbicara bahasa Perancis. Nah, kebetulan sekali orang Belgia itu berbahasa Perancis, jadi pas. Akhirnya kami berkenalan dan kami jadi teman. Ulysse namanya, susah ya namanya untuk diucapkan? Kadang namanya suka diplesetin jadi Sulis, hehe.. tapi setelah kami dekat, keluarga saya memanggilnya mas Paijo :-D
Kembali ke masa itu, kebetulan lagi saya punya seorang teman yang mau ujian skripsi, tapi skripsinya yang berbahasa Perancis harus dicek dulu oleh dosen tamu asing (native speaker) tetapi yang bersangkutan sedang ke luar kota, jadi teman saya terkatung-katung padahal jadwalnya sudah mepet sekali. Mau tidak mau saya minta tolong mas Paijo dan dia mau membantu dengan senang hati. Keesokan harinya, saya dan teman saya menemui mas Paijo untuk mengoreksi skripsi. Seharian penuh mas Paijo mengoreksi dan tiba-tiba saya terenyuh. Dalam hati saya bilang: aduh, orang ini baik sekali ya, dia kan sedang liburan, tapi dia mau diganggu dengan hal seperti ini yang sangat menyita waktunya. Mulai deh saya naksir, tapi nggak berharap kok waktu itu :-D
Ringkasnya, setelah itu kami sempat jalan-jalan bersama dan menjadi teman baik sebelum mas Paijo pulang ke negara asal. Usut punya usut, mas Ulysse mendaftar beasiswa Darmasiswa, beasiswa untuk orang asing belajar bahasa Indonesia dan kesenian, dan dia diterima :-) Dia mendapat kesempatan untuk belajar bahasa Indonesia di sebuah universitas di Yogyakarta, kota tempat saya tinggal. Enam bulan setelah pertemuan terakhir kami, mas Paijo kembali lagi ke tanah air, kali ini untuk waktu yang lebih lama. Kami bertemu lagi, awalnya masih jadi teman dan akhirnya kami saling jatuh hati. Sejak saat itu, kami bersama sampai sekarang. Mas Paijo tinggal di Yogyakarta selama dua tahun sebelum akhirnya kembali ke negaranya dan saya pun menyusulnya. Mas Paijo bisa bahasa Indonesia dengan lancar, kami berkomunikasi 100% dengan bahasa Indonesia walaupun kami tinggal di Belgia. Tidak terasa sudah hampir lima tahun kami bersama. Mohon doanya untuk dilancarkan ke jenjang selanjutnya :-)
Jika teman-teman suka dengan cerita ini, jangan ragu-ragu untuk upvote dan resteem :-)
Foto diambil di Cinquantenaire dan Atomium, Belgia.
Mas Paijo, nama sejuta umat khas Jawa. Sy juga kadang2 manggil anak cowok sy dengan nama Paijo. Hidup Paijo hehehe
Haha bener mbak @horazwiwik! Hidup Paijo :-)
Semoga berlanjut ke pernikahan
Amin, terima kasih :-)
Bravo Putri!
Jai bien aime ton recit! Cest pas difficile pour communiquer en Belgique? Je Pense que Les Flemmish parlents en Dutch? Jai une amie et Elle ne parls Pas le Francais, pas du tout😂😂
Salut du Canada
Merci mbak @thekitchenfairy! Dans le nord, chez les Flamands oui, ils parlent néerlandais mais Bruxelles est plutôt bilingue et multiculturelle. Si on ne sait pas parler français ou néerlandais, il n'y a pas de problèmes. Tout le monde parle anglais ;-)
Aaah daccord!
👍👍👍👍