Steemian. Elephant ivory mafia in Aceh Province, Indonesia, began to use the new mode by stockpiling elephant carcasses that have been taken ivory so as not to be caught by the public and law enforcement officers.
Evidence of elephant ivory successfully captured by the Aceh Tamiang Police, Aceh Province, Indonesia
As happened in Seumanah Jaya Village, Ranto Peureulak Sub-district, Aceh Timur District, Aceh Province, Indonesia, recently. Where an ivory carcass of ivory has disappeared found in the conditions buried in the area of corn corners of citizens.
Meanwhile, the perpetrator of an ivory thief, was arrested by Tamiang Police Police in a raid on the Banda Aceh - Medan road, when the elephant ivory mafia syndicate group was carrying elephant tusks to Medan, Sumatera Utara. Read; This Elephant Ivory Transports Guarded by Police, It turns out that his penis from outside Aceh.
Head of Natural Resources Conservation Center (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo, when a special talk with the author specifies, in the year 2017, the theft of elephant ivory in Aceh has occurred four times. "The first case was in Seumanah Jaya Village, Ranto Peureulak Sub District, Aceh Timur District, Aceh, Indonesia, with the mode of shooting elephants. This case is not revealed or escaped. The second case in the year 2017 occurred in Gayo Lues District with the mode of eating poison, this case also escaped. The third case occurred in Aceh Teungah, with the mode of shooting elephants, the case is revealed, until now the case is still under development of the AcehTengah Police. And the fourth case, occurred recently in the village of Semanah Jaya in the mode of shocked by high-powered electrified friends. Then the perpetrators hoarded the carcass of elephants so as not to get caught by the people in the corn garden, "said Head of BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, to the author.
Sapto Aji added that the latest case in the village of Semanah Jaya, Aceh Timur District, is due to information obtained by the Habitat Patrol Team from BKSDA Aceh. "Once our team is informed there is a dead elephant. Then our team with the Community Self-Reliance Group for the Conflict of Elephants (KSMPKG) of Seumanah Jaya Village, conducted the sweeping. Finally found the location of elephant carcasses that had been lost in the garden corn Ivory citizens, "said Sapto Aji.
Continue Sapto Aji Prabowo. After the discovery of the dead elephant carcasses, the next day, the Police of Aceh Tamiang Police, Aceh Province, in a routine raid found the perpetrator who was transporting elephant ivory, the destination of Medan North Sumatra. "Just look at the wisdom behind this incident, that God the creator of the universe, also does not condone the crime of killing elephants and steal their tusks for sale. In fact, elephant corpses are found, as one elephant leg protrudes out. Gadingnya found by the Police in Operation Zebra in Police Aceh Tamiang, "said Sucipto Aji Prabowo.
Of the four cases of elephant deaths and missing ivory that occurred in Aceh, the BKSDA Aceh Party may elaborate that there is an elephant ivory mafia organized between provinces playing in Aceh Province. To that end, the BKSDA Aceh invites people throughout the interior of Aceh to continue to be vigilant against the action of elephant murder committed by mafia ivory syndicate.
Efforts to anticipate the movement of elephant ivory mafia action in Aceh. BKSDA Aceh will increase routine operations against all protected animal habitats in areas where elephant killings are common. "Another solution, our side will also work with the police of Aceh Timur Police to clean the electrical wire in the interior of Aceh Timur. Later we will install a low-powered electric wire with solar power. So do not result in death for animals, just feel the pain alone, "said Head of Aceh Natural Resource Conservation Center.
BKSDA Aceh also expects, to law enforcement officers in Aceh, to provide strict sanctions against suspected perpetrators of elephant ivory thieves. This becomes a deterrent effect for other actors. "We also expect the people of Aceh to continue to keep the Sumatran Elephant, so as not to extinct in Aceh this earth. Currently, the population of Sumatran Elephants is the highest in Aceh Province. To avoid the threat of extinction from the action of elephant ivory mafia, it is our common duty. So that the habitat of Sumatran elephant can we preserve for the future, "said the Head of BKSDA of Aceh Province.
Here's my post this time. Hopefully what was delivered by Head of BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, become an appeal for all of us to maintain the preservation of habitat of animals in this Aceh Earth.
INDONESIA
Selamatkan Gajah Sumatera di Aceh dari Sindikat Mafia Gading
Steemian. Mafia gading gajah di Provinsi Aceh, Indonesia, mulai menggunakan modus baru dengan menimbun bangkai gajah yang telah diambil gadingnya agar tidak ketahuan masyarakat dan aparat penegak hukum.
Seperti yang terjadi di Desa seumanah Jaya Kecamatan Ranto Peureulak Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, Indonesia, baru – baru ini. Dimana seekor bangkai gajah yang gadingnya telah hilang ditemukan dalam kondisi tertimbun di areal kebun jagung warga.
Poto Data Gading Gajah yang diamankan Pihak Kepolisian Polres Aceh Tamiang
Sementara pelaku pencuri gading gajah, ditangkap aparat kepolisian Polres Tamiang dalam sebuah razia di jalan lintas Banda Aceh - Medan, ketika kelompok sindikat mafia gading gajah tersebut sedang membawa gading gajah ke Medan Sumatera Utara. Baca; Angkut Gading Gajah Pria Ini Diamankan Polisi, Ternyata Penadah nya dari Luar Aceh.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh. Sapto Aji Prabowo.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Sapto Aji Prabowo, ketika bincang-bincang khusus dengan penulis, Ia merincikan, dalam tahun 2017, pencurian gading gajah di Aceh, telah terjadi sebanyak empat kali. “Kasus pertama di Desa Seumanah Jaya Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, Indonesia, dengan modus menembak gajah. Kasus ini tidak terungkap atau lolos. Kasus kedua dalam tahun 2017 ini terjadi di Kabupaten Gayo Lues dengan modus makan racun, kasus ini juga lolos. Kasus ketiga terjadi di Aceh Tengah, dengan modus menembak gajah, kasus ini terungkap, hingga saat ini kasus tersebut masih dalam pengembangan pihak Polres Aceh Tengah. Dan kasus keempat, terjadi baru-baru ini di Desa Semanah Jaya dengan modus terkena sengatan kawan berarus listrik bertengangan tinggi. Kemudian pelaku menimbun bangkai gajah supaya tidak ketahuan oleh masyarakat dalam kebun jagung,” sebut Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo, kepada penulis.
Di lingkaran merah itu kaki gajah yang menonjol keluar dari tanah timbunan bangkai gajah di Desa Seumanah Jaya Aceh Timur
Sapto Aji menambahkan, terkuaknya kasus terakhir yang terjadi di Desa Semanah Jaya Kabupaten Aceh Timur, berkat informasi yang diperoleh oleh Tim Patroli Habitat dari BKSDA Aceh. “Stelah tim kita yang mendapat informasi ada gajah mati. Lalu Tim kita bersama Kelompok Swadaya Masyarakat Penanggulangan Konflik Gajah (KSMPKG) Desa Seumanah Jaya, melakukan penyisiran, Akhirnya menemukan lokasi tempat penimbunan bangkai gajah yang telah hilang gadingnya di kebun jagung warga,”papar Sapto Aji.
Lanjut Sapto Aji Prabowo. Pasca penemuan bangkai gajah tersebut, keesokan harinya, pihak Kepolisian Polres Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, dalam razia rutin menemukan pelaku yang sedang mengangkut gading gajah, tujuan Medan Sumatera Utara. “Lihat saja hikmah dibalik kejadian ini, bahwa Tuhan sang pencipta alam semesta, juga tidak merestui aksi kejahatan pembunuhan gajah dan mencuri gadingnya untuk diperjual belikan. Nyatanya timbunan bangkai gajah ditemukan, karena satu kaki gajah menonjol keluar. Gadingnya ditemukan oleh Polisi dalam Operasi Zebra di Polres Aceh Tamiang,”kata Sucipto Aji Prabowo.
Dari empat kasus kematian gajah dan hilang gading yang terjadi di Aceh, Pihak BKSDA Aceh dapat merincikan bahwa ada mafia gading gajah yang terorganisir antar provinsi bermain di Provinsi Aceh. Untuk itu, pihak BKSDA Aceh mengajak masyarakat di seluruh pedalaman Aceh untuk terus waspada terhadap aksi pembunuhan gajah yang dilakukan oleh sindikat mafia gading.
Upaya antisipasi pergerakan aksi mafia gading gajah di Aceh. BKSDA Aceh akan meningkatkan operasi rutin terhadap semua habitat satwa yang dilindungi di daerah-daerah yang kerap terjadi pembunuhan gajah. “Solusi lain, pihak kita juga akan bekerjasama dengan pihak Kepolisian Polres Aceh Timur untuk membersihkan kawat berarus listrik di pedalaman Aceh Timur. Nantinya kita akan memasang kawat berarus listrik yang rendah dengan tenaga surya. Sehingga tidak mengakibatkan kematian bagi satwa, hanya merasakan sakit saja,” kata Kepala balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh.
BKSDA Aceh juga mengharapkan, kepada aparat penegak hukum di Aceh, untuk memberikan sanksi yang tegas terhadap tersangka pelaku pencuri gading gajah. Ini menjadi efek jera bagi para pelaku lainya. “Kita juga mengharapkan masyarakat Aceh untuk terus menjaga Gajah Sumatera, agar tidak punah di bumi Aceh ini. Saat ini populasi Gajah Sumatera paling banyak di Provinsi Aceh. Untuk menghindari ancaman kepunahan dari aksi para mafia gading gajah, merupakan tugas kita bersama. Sehingga habitat Gajah Sumatera dapat kita lestarikan utuk masa depan,” demikian harap Kepala BKSDA Provinsi Aceh.
Inilah goresan pada postingan kali ini. Semoga apa yang disampaikan Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo menjadi imbauan bagi kita semua masyarakat untuk menjaga kelestarian habitat satwa di Bumi Aceh ini.
Follow, Upvote, Resteem and Comment me on Steemit:
https://steemit.com/@ilyasismail
Setunu.... hanya oknum tak berakal y mau mnjuAl gadingajah
Terimakasih @fadhilaceh telah mengunjungi blog saya. Semoga maling gading itu lenyap semua.
Aceh lom sayang
Hahaha @mutyalifyana mana ni? Haha oknum ni
Salam @mutyalifyana dan terimakasih telah mengunjungi blog saya salam