Kopi Hitam Pembawa Senyum

Malam yang begitu panjang untuk tidak melewati nya terkecuali buat seorang papah muda yang rindu masa lalu seperti saya. Malam minggu adalah malam asyik buat pacaran, itu dulu sebelum menikah tapi sekarang tak berlaku lagi rasanya buatku masalahnya saat ini saya telah berkeluarga.
Memang inspirasi datang dari mana saja seperti pada malam ini, suasana yang hangat menyelimuti kebersamaan dengan mereka. Rasanya campur aduk, saya pun sedikit beruntung bisa bercanda tawa kembali bersama diruangan ini ruangan sejuk berdinding putih beratapkan lampu.

Tadinya sih hanya berniat beli rokok saja sekalian melihat orang-orang yang sedang bermain bulu tangkis kebetulan gedungnya tepat bersebelahan dengan balai desa. Tapi naluri seorang sahabat memang tidak pernah salah secara tidak sengaja Pak Ali, Aa dan Dwi ada di balai desa tersebut, mereka bertiga sedang menyelesaikan tugas negara untuk segera merampungkan segala hal yang belum selesai tentang PPS. Alhamdullilahnya lagi aku diajak makan bakso oleh salah satu dari mereka yang kebetulan menawariku ,tanpa pikir panjang aku langsung terima saja tawarannya itu karena perut ini sudah mengisyaratkan tuk minta di isi kembali. "lumayan bakso gratis.." hahaha

Pembicaraan pun dimulai dari basa basi biasa sampai masalah kehidupan. Kami ber empat pun sedikit asyik berbincang sampe lupa kerongkongan ini kering minta di siram gara-gara haha..hihi.. haha.. hihi.., dan untuk kali kedua sahabatku dwi menawarkan kopi padaku, pasalnya mereka bertiga sedang bekerja melawan waktu dengan menghadapi komputer jinjing (laptop), maka kurang lengkap rasanya bila ngobrol tidak di temani kopi.

Pesanlah empat gelas ke warung depan jalan. Yang jelas kami ber empat begitu beruntung setelah si pengantar kopi-nya adalah seorang gadis cantik bak bidadari bening, mulus paket komplit pokok nya haha.. secara, kami ber empat sedang tidak di rumah. Sedikit cuci mata(naluri lelaki) lebih tepatnya.😊 Melalui pesan singkat Via WA yang saya kirim akhirnya Topang pun datang. Sesampainya di depan gerbang Topang berpapasan dengan gadis itu. Sekalian lah pesan satu gelas lagi, Topik pembahasan pun ber ganti terfokus ke gadis pengantar kopi.

Berapa menit kemudian gadis pengantar kopi pun datang dengan satu gelas kopi pesanan Topang. Dengan sedikit candaan salah seorang dari kami nyeleneh mencoba memodusin gadis itu. Hanya sebuah senyuman balasan yang terlempar dari wajah manisnya.
Maklum saja gadis pengantar kopi itu adalah seorang pekerja di salah satu swalayan di desa kami yang kebetulan baru ngekos di warung depan jalan. Karena dia kebagian sip pagi jadi malamnya dia gunakan untuk membantu sang ibu kos di warung untuk jadi pelayan dadakan.
Itu adalah sedikit cerita saya di malam minggu kemarin. Andai saja tidak keluar rumah mungkin cerita ini tidak akan tayang, semoga sahabat steemian terhibur Sekian dan terimakasih.

Salam hangat kopi hitam,

Brebes, 03 Juni 2018
@imam03