Banyak orang pernah melihat semut rangrang yang memiliki warna tubuh merah. Semut rangrang sudah sejak lama dikenal sebagai predator hama tanaman bagi petani. Semut rangrang telah dikenal di seluruh dunia dengan nama ilmiah Oecophylla smaragdina. Semut rangrang sangat unik dan berbeda dari semut lainnya.
Manusia sudah menggunakan jasa semut rangrang di perkebunan berabad-abad yang lalu. Tercatat sekitar tahun 300 Masehi di Canton (China), semut rangrang dimanfaatkan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Mereka mengambil sarang-sarang semut rangrang dari hutan, memperjualbelikannya, kemudian meletakannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Hal tersebut mereka lakukan sampai sekitar abad ke 12, dan masih diterapkan di selatan China sampai saat ini.
Seorang ahli serangga di Ghana telah menggunakan jenis semut rangrang Afrika (Oecophylla longinoda) untuk mengendalikan hama pada tanaman cokelat. Keberadaan semut rangrang ternyata dapat mengurangi 2 macam penyakit serius yang disebabkan oleh virus dan jamur, yaitu dengan cara menyerang dan membunuh kutu daun yang menyebarkan penyakit ini. Kutu daun ini sangat merugikan, karena dapat menghisap cairan tanaman sekaligus memakan jaringannya. cara pengendalian hama seperti ini dikenal sebagai "biological control", dan ini merupakan contoh tertua dalam sejarah pertanian.
Semut merah, atau dalam logat jawa disebut angrang dan di bahasa sunda rangrangge (kararangge), adalah semut penghasil kroto yang merupakan anggota dari famili fermicidae (Smith, 1860).
Semut rangrang mempunyai nama yang berbeda-beda, misalnya semut kuning (Vietnam, China), semut merah (Thailand), dan semut hijau (Australia). Klasifikasi berdasarkan warna bukan cara yang tepat digunakan untuk membandingkan spesies semut pada suatu negara, antar negara, apalagi antar benua. untuk membedakan dengan semut lainnya, para ahli memberikan nama Oecophylla, atau lebih spesifik Oecophylla smaragdina untuk semut rangrang yang berada di Asia, dan Oecophylla longinoda untuk semut rangrang yang ada di Afrika.