Mungkin saya hanya satu dari jutaan anak Indonesia yang begitu jatuh cinta dengan pantai dan lautan.
Bagaimana tidak?? Indonesia sendiri sebagian besarnya perairan dan punya banyak pantai yang keren.
Kalo disuruh pilih gunung atau pantai buat destinasi liburan atau hanya sekedar nyantai demi mengumpulkan lagi energi baru menghadapi rutinitas hidup, saya jelas pilih pantai.
Hidup saya terlalu akrab dengan pantai sejak lahir, mulai berjalan sampai lumayan jago renang sampai menjadi remaja.
Rumah yang hanya sedekipan mata dari pantai, selalu membuat saya banyak menghabiskan pagi dan sore hari di pantai. Bahkan tak jarang tengah siang dibawah sengatan teriknya matahari, saya sudah ada diujung tambatan pemecah ombak yang jaraknya kurang lebih sekitar 30 sampai 50 meter dari pantai.
Pantainya memanglah tak begitu keren dibandingkan pantai-pantai lain. Tapi disinilah kecintaan saya tumbuh begitu hebat tentang pantai dan lautan.
Kadang kala saya sering bertaruh rupiah di tambatan pemecah ombak ini dengan teman-teman kecil dulu. Entahlah seribu, tiga ribu tapi tak lebih dari lima ribu rupiah.
Berlari dari garis pantai sampai ke ujung tambatan, dengan lebar pijakan tak lebih dari 40 cm. Siapa tercepat sampai diujung tambatan dialah sang juara.
Kebayang betapa mengerikannya ketika langkah tak yakin dan hati yang panik melihat bentuk tambatan pemecah gelombang, belum lagi ditambah gelombang laut selatan yang dasyat menghantam berkali-kali.
Takut??? Buat saya dulu tidak pernah ada rasa takut. Yang ada hanya bayangan uang lima ribu rupiah. Memenangkan lima ribu rupiah bagaikan menang lotre puluhan juta hahahhaaa...
Berlari sekencang-kencangnya, terhenti sesekali takkala ombang menerjang. Menguatkan lagi pijakan kaki demi tak goyah ke kiri atau kanan, karena pilihannya pasti jatuh dan tergulung-gulung ombak. Kalo jatuhnya di sisi tambatan maka beruntung, hanya menguatkan tenaga untuk berenang kembali ke pantai. Tapi kalo jatuh diantara tambatan??? Bayangkan sendiri akibatnya hehehehee...
Kesenangan itu sering kali saya lakukan entahlah demi memenangkan taruhan rupiah atau sekedar ingin menikmati saja.
Tapi satu hal yang tidak pernah saya coba di laut ini adalah berenang ketengahnya atau sekedar sunbathing di tengah lautannya.
Mitos dan gulungan ombaknya yang dasyat tidak pernah menggoyahkan nyali saya untuk mencoba. Ciuutt rasanya.
Bicara tentang mitos dan ritual adatnya, ada cerita seru dan menarik yang bisa dijadikan tontonan dan daya tarik wisata. Saya dan teman-teman kecil saya mengenalnya dengan sebutan “ritual” Sedekah Laut. (Nanti saya bahas ditulisan saya selanjutnya)
Kesenangan saya hanya sebatas itu saja. Atau sekedar bermain air dipinggiran pantainya atau hanya duduk-duduk santai di tambatannya menikmati pemandangan pulau Nusakambangan yang maha terkenal karena merupakan salah satu tempat “pembuangan” para penjahat kelas kakap hahahaa...
Bukit dibalik lautan itulah pulau Nusakambangan.
Ketika saya kecil memang banyak mendengar mitos dan cerita-cerita menyeramkan, belum lagi ditambah predikat pulau tersebut sebagai pulaunya para penjahat kelas kakap menghabiskan sisa hidupnya.
Beranjak remaja saya mulai mencoba mengexplore pulau tersebut...aahhh ternyata dibalik seramnya cerita tentangnya, banyak keindahan tersimpan disana. (Saya tulis nanti tentang indahnya Nusakambangan yaa...)
Nahhh kebayangkan...betapa hari-hari saya selama 18th saya habiskan menikmati pantai dan lautan. Itulah kenapa saya begitu lebih mengenal pantai di banding gunung. Itu juga kenapa dari banyak destinasi di waktu luang saya selalu lebih memilih pantai.
Hitam lhooo...gosong lhooo...keling lhoo...kusam lhoo...gak cantik tar.
Yaaaa begitulah kira-kira banyak dari teman saya melontarkan pendapat ketika melihat saya bisa seharian dibawah matahari menikmati lautan.
Hahahhaaa...saya hanya tersenyum menanggapinya. Aaahhh kalian salah mengutarakan pendapat yang seperti itu kepada saya.
Saya bukan tipikal perempuan yang hobinya keluar masuk salon, berdandan dan mementingkan warna kulit.
Buat saya kecantikan dan perawatan saya lakukan sekedarnya saja tak terlalu memusingkan yang ketika sehabis berhari-hari bermain dengan air laut dan tersisa hanya tinggal warna putih di gigi hahahaha...
Saya mungkin belum banyak mengexplore pantai-pantai di Indonesia. Tapi beberapa diantaranya yang sudah saya datangi, membuat saya semakin lebih jatuh cinta membakar kulit di tengah lautannya, bersantai dipinggir pantainya.
Satu diantaranya saya datangi bisa berkali-kali, menepis rasa capek mencapainya dengan perjalanan darat berjam-jam, menyebrangi lautan.
Buat saya, lelah yang harus saya bayar selama perjalanannya tak pernah membuat saya kapok mengulanginya lagi.
Karena setelah lelahnya saya dapat “surga” yang maha indah....laut, pantai dengan segala keindahan yang menentramkan jiwa.
Empat spot diatas adalah pantai-pantai dekat tempat saya tinggal. Yaaa ..walaupun masih membutuhkan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Tapi cukup bisa terjangkau kalo harus pagi berangkat dan pulang sore hari.
Ke empat nya ada di wilayah wonosari. Ngrenehan, Ngobaran, Sadranan, Drini. Dan masih banyak lagi tempat saya menikmati pantai-pantai selatan ini. Yaaa sekali lagi tetap tak pernah bernyali berendam di tengah lautannya. Jangan pernah coba sekalipun berenang ataupun berendam di pantai selatan. Mereka hanya pantai dan lautan yang indah dinikmati dari pinggir pantai nya saja.
Dari ke lima foto diatas, saya yakin banyak dari kalian yang hanya bisa menebak 1 foto terbawah. Mana lagi kalo bukan Bali, tapi tepatnya dimana?? Tanah Lot..yeeahhh kalian benarr. Tapi empat foto lainnya???
Saya jawab ditulisan saya berikutnya yaa tentang Bali.
Tau spot yang ini??? Jembatan di foto itu begitu familiar buat kalian yang sering menjelajah pantai-pantai.
Di utara Jakarta ada banyak pulau-pulau berpantai indah, inilah salah satunya. Tidung!
Tentang Tidung si Pulau kecil nan indah tapi hampir sepanjang jalannya sampah berserakan. Sedih liatnya.
Panjang lebar nanti di cerita saya tentang Tidung.
Di pantai-pantai pulau-pulau kecil inilah saya merelakan waktu berjam-jam menempuh perjalanan darat dan laut. Dan ditempat-tempat inilah saya bisa mengulang perjalanan saya berkali-kali dalam 1 tahun. Menjangan, Cemara, Tanjung Gelam. Aaahh Karimunjawa seperti rumah kedua bagi saya.
Kalianpun pasti hanya mengenalinya karena coretan tulisan saya di pasir pantainya. Tanjung Bira. Pantai-pantai indah yang sunyi senyap.
Rumah makan padang menyebar keseluruh Indonesia tapi pantai-pantai di Padang? Seberapa banyak kita mengenalnya dengan baik???
Sebegitu cintanya saya dengan pantai dan lautan. Stock foto oleh-oleh perjalanan hampir sebagian besarnya berbau air, laut dan pantai.
Kenikmatan yang tak pernah saya dapat ditengah hingar binggar nya kehidupan saya sehari-hari.
Menceritakan tentang mereka tak pernah ada habisnya. Nanti yaa kalau mood saya ada pasti saya ceritain detail tentang mereka satu persatu, tentang “surga-surga” yang bernama pantai dan lautan indah itu yang pernah dan saya datangi berkali-kali.
Terima kasih sudah membaca tulisan saya.
Tetap dijaga pantai dan lautannya...biar semakin banyak yang cinta alam. Karena keindahan yang mereka tawarkan bisa jadi cerita kamu buat teman-teman kamu yang takut menghitam kulitnya hahahaa...bisa jadi cerita ke anak cucu kamu nanti hehhehee... bikin mereka nantipun penasaran akan serunya menikmati keindahan itu. Sampai akhirnya jatuh hati😉