Hai steemian.., hari ini saya mendapatkan amanah untuk memberikan materi tentang gizi buruk di dinas kesehatan dengan cakupan lintas sektoral dan masyarakat...
Sebenarnya gizi buruk ini terjadi karena tidak aware dan pedulinya kita sebagai orangtua. Kadang malah terkesan menggampangkam setiap kondisi.
Misalnya nih, kadang hidup di zaman fast food, kalau anak gak mau makan dikasih deh makanan cepat saji, apapun itu yang penting makan tanpa memikirkan kualitas gizonya. Atau, kalau anak tidak mau makan, yang terpikir orangtua yang penting anaknya ada asupan, disodorin deh susu. Jadinya makanan pokok si anak susu, sementara yang lain jadi makanan pendamping. Disitu kekeliruan terjadi..
Sebelum jauh, saya akan jelaskan dulu nih apa itu gizi buruk.
Berdasarkan literatur, gizi buruk itu adalah kekurangan energi protein yang disebabkan asupan, kualitas dan kuantitas makanan yang berkurang serta terjadi dalam kurun waktu yang lama.
Nah, berdasarkan WHO kalau sudah dikatakan gizi buruk berarti terdapat gejala klinis dan diikuti dengan antropometri (pengukuran BB/TB) yang dibawah < 70% atau < -3SD berdasarkan kurva WHO. Jadi nih, ada kurva yang menunjukkan anak termasuk dalam kategori gizi buruk atau tidak. Secara pengetahuan, tidak mungkin anak langsung berada di gizi buruk, pastinya gizi kurang terlebih dahulu baru jatuh ke gizi buruk.. Disinilah kadang peran orangtua yang sedikit lalai, kadangpun tidak tahu bagaimana status gizi anaknya.. Intinya sangat penting screening pertumbuhan.
Ada beberapa tipe gizi buruk :
- Kwashiorkor : ditandai dengan bengkak pada wajah dan kaki, rambut merah dan mudah dicabut tanpa sakit atau rontok, perut membesar, hati membesar, kulit kotor dan anak rewel.
- Marasmus : ditandai dengan anak tampak kurus seperti tulang terbungkus kulit dan muka kelihatan seperti orangtua, kulit keriput seperti memakai celana cudbray.
- Marasmic-Kwashiorkor : gejala gabungan
Permasalahan berikutnya, apakah gizi buruk berdiri sendiri? Jawabannya tidak. Biasanya gizi buruk diikuti penyakit penyerta yang akan memperburuk keadaan anak. Contoh paling sering adalah mecret dan TBC.
Menjadi catatan penting, pemberian makan adalah 4 sehat 5 sempurna,.. Bukan hanya sekedar kenyang saja.
Nb :Sumber foto dari laptop 😊
Semoga bermanfaat.
dr. Ifrah Ayuna Siregar, Sp.A | @irasiregar
Terimakasih dok tulisannya...
Kapan2 ttg bronkitis pada anak ya dok😎
Siap fa.. 😊
Informasi yang bermanfaat, terkadang saya berpikir lebih baik makan fast food atau mie instan daripada ngga mau makan ..
Terima kasih infonya kak @irasiregar
Banyak yang salah arti emang.. 😉
Thanks for using eSteem!
Your post has been voted as a part of eSteem encouragement program. Keep up the good work! Install Android, iOS Mobile app or Windows, Mac, Linux Surfer app, if you haven't already!
Learn more: https://esteem.app
Join our discord: https://discord.gg/9cdhjc7
Artikel yang menambah wawasan. Numpang konsultasi gratis @irasiregar. Anak Bang Ayi yang berumur 7 tahun, kurus banget. Berat badannya hanya 15 Kg, beda 1 Kg dengan adiknya yang genap berumur 4 tahun pada 27 November nanti. Tingginya saya lupa, tapi sudah ideal untuk anak seumur dia.
Dia punya masalah dengan nafsu makan yang kurang. Padahal, jajan juga tidak terlalu sering. Kami sudah berusaha berbagai cara untuk menambah nafsu makannya, mulai dengan suplemen sampai membangun kebiasaan makan yang menyenangkan, baik di rumah maupun di luar. Tapi sejauh ini belum ada perubahan.
Mohon sarannya @irasiregar. Makasih bangets.... Saleum.
Kisah yang sama dengan anak sulung sy bang @ayijufridar...bedanya anak saya alergi pada bbrp makanan dan sebagian adalah makanan kesukaannya
Untuk bg @ayijufrudar gratis.. hehhee.. Boleh bantu ira dengan TB dan usia tepatnya bg.. Ntar ira masukin ke chart WHO biar tahu status guzinya..
Tapi kalau dihitung idealnya harusnya 22 kg.
Nah, ada aturan dalam pemberian makan secara ilmu kesehatan, namanya feeding rules :
Jadwal : 3x makan utama dengan 2x makan selingan, pemberian tidka lebih dari 30 menit, hanya memberi air putih saat makan.
Lingkungan : tidak ada distraksi (mainan, televisi) saat makan, makan di meja makan, lingkungan menyenangkan, jangan memberi makanan sebagai hadiah.
Prosedur : makan dalam porsi kecil namun sering, makan sendiri, 10-15 menit tidak mau makan berhentikan dan nanti tawarkan kembali..
Kalau sudah dilakukan tidak berhasil, bisa jadi anak picky eater (atau pilih-pilih makanan dan memakan dengan jumlah sedikit) atau selective eater (yang tidak mau makan sama sekali terhadap 1 jenis makanan misalnya protein). Perhatikan anak apakah hanya makan harus milih-milih dulu atau tidak sama sekali terhadap jenis makanan tertentu, kalau iya, berarti tinggal orangtua yang harus membuat modifikasi makanan berbeda setiap harinya agar dia mau makan..
Prinsipnya anak harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Jika salah satu nya tidak ada, otomatis mengurangi nutrisi yang dapat dilihat dari penambahan BB bg @ayijufridar ..
Isinya 7 tahun 5 bulan @irasiregar. BB persisnya 15,6 Kg. Tapi kalau pakai timbangan digital yang sensitif bisa 16,2 Kg. Tinggi badan 126 cm. Kelihatan kan kurusnya.
Dia rajin minum susu. Rata-rata 3 kali sehari. Makan nasi sedikit dan hanya dua kali sehari. Kadang hanya satu kali dalam porsi sedikit. Termasuk anak yang tidak milih jenis makanan. Konsumsi suplemen juga suka. Oh ya, tidur siang hampir tak pernah karena sekolah masuk pukul 13:30 pulang pukul 17:00. Di hari libur pun hampir nggak pernah bobo ciang. 😀
Sebagaimana anak cowok lain, dia lumayan aktif, tapi tidak hyper. Sudah pernah kami bawa ke dokter anak. Katanya memang tidak ada masalah apa pun. Alhamdulillah,’selama ini dia juga nggak pernah sakit. Paling flu dan demam saja kalau mandi hujan. Tapi kadang, hujan-hujanan pun nggak ngaruh.
Jadi, bingung juga kenapa. Apa faktor genetis? Dulu Bang Ayi kerempeng juga.
Wah.. lengkap ya bg.. hehehhe..
Berdasarkan status gizi, jauuuuh banget kurangnya nih bg.
Jadi sepertinya feeding rules nya yang perlu diperbaiki bg,. Karena makannya kalau untuk ideal sudah salah. Lebih banyak susu dari makanan pokok. Tetap perhatikan kualitas dan kuantitas gizinya ..
Coba perbaiki pelan-pelan bang.. Susah sudah pasti, karena gak gampang memulai aturan baru. Boleh dicoba dengan membawa bontot bukan hanya nasi, bisa diganti dengan yang lain.
Masalah genetis, bisa banget. hehhee.. Jadi bisa karena keturunan. Yang penting anak lincah, aktif, kulit bagus, rambut tidak kemerahan rontok dan mudah dicabut, aman deh.. Tinggal perbaiki pelan-pelan feeding rules nya bg @ayijufridar..