sesekali bang Kemal (Sapaan untuk Antropolog nasional ini) menyelipkan guyonan ringan untuk membuat seisi ruangan ini semakin asik menerima ilmu dari beliau. ya itulah caranya untuk mengisi pelatihan di FAMe.
hari ini pertemuan ketigapuluh Forum Aceh Menulis (FAMe) Lhokseumawe lebih tepatnyacara ini dilaksanakan di Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, memang di setiap pertemuan tidak pernah sepi pegiat dunia literasi yang hadir untuk belajar tentang dunia kepenulisan. apalagi pengisi acara hari ini orang hebat sekaliber Teuku Kemal Fasya ya pasti pecinta ilmu pengetahuan tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.
tema yang diangkat hari ini adalah " menulis dengan detil dan renik-renik kebudayaan" ini materi yang susah saya dapatkan di ruang kuliah ilmu komunikasi,padahal menulis dengan cara ini sangat penting. karena selain memudahkan pembaca dengan subjek yang dibicarakan, juga setiap orang dapat mudah memahami apa yang dituliskan.
oleh sebab itu penulis dituntut untuk mendetili setiap objek yang ditulis dan proses ini mirip dengan reportase jurnalistik, apalagi model investigasi. Tentunya, ada beberapa yang membedakan antara laporan seorang jurnalis dengan laporan seorang etnografer. oleh sebab itu sudah seharusnya kita belajar lebih banyak tentang etnografi.
Oleh : Muhammad Irwan etnografi lebih dari sekadar metode penelitian, namun sekaligus juga suatu gaya menulis yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan gaya penulisan yang diusung oleh metode penelitian yang lain. Akan tetapi, memang lebih mudah untuk membicarakan tentang bagaimana menulis etnografi, ketimbang menulis etnografi itu sendiri. Dari beberapa tulisan etnografi yang saya baca saya gagal menemukan suatu aturan yang baku tentang bahwa menulis etnografi itu harus begini, harus begitu. Strukturnya harus seperti ini, atau seperti itu. Dugaan saya, ketiadaan aturan baku dalam menulis etnografi merupakan konsekuensi dari objek (atau subjek) kajian dari tulisan etnografi, budaya, adalah sesuatu yang relatif. Keluwesan penulisan etnografi, selain dipengaruhi oleh keterampilan si penulisnya (etnografer), juga merupakan akibat dari pola-pola budaya dan makna terhadapnya nyaris tidak pernah sama di setiap titik di bumi ini.

Harusnya di tag dong pematerinya, @teukukemalfasya. hehe
kurang berani tag @naufal takutnya notulensinya kurang.heheh
Nyahaha ada pula gitu
Saya sebenarnya ingin hadir dalam pertemuan tersebut. Tetapi tidak bisa karena bentrok dengan pelatihan investigasi lingkungan bersama wartawan dan pegiat lingkungan. Sukses @irwankomunikasi. Saleum literasi.
kalau saja bang @ayijufridar bisa hadir hari itu komplit sudah ilmu yang bisa kami dapatkan bang. karena ada dua master yang saling berkolaborasi.saleum literasi bang