tepat jam 12 siang tanggal 19 desember dini hari, aku menyelami isi buku dari sebuah novel penulis legendaris dari Aceh. novel ini ku khatam dari semalam sampai aku tertidur lalu menyambungnya pagi tadi. memang ada kesan yang berbeda ketika membaca novel dengan membaca buku yang penuh dengan teori dari tokoh intelektual. membaca novel seperti membawaku ikut merasakan kehadiran tokoh tokoh di dalam cerita. ada rasa yang hidup di dalam jiwaku ketika membaca novel atau sebuah cerita.
novel karya penulis Aceh, Arafat Nur termasuk novel national bestseller yang di terbitkan oleh Basa Basi Strore yang juga ku beli langsung dari penerbitnya. karna mungkin alasan nya lebih murah kali ya..hehe.
sedikit ku review buku ini dari pengalamanku setelah membacanya.
Dhira Ayu Laksmi. seorang gadis yang memiliki paras cantik seperti keturunan tionghoa meski ayahnya suku jawa dan ibu dari suku Aceh. seorang lulusan sarjana hukum di universitas di banda. setelah lulus dari kuliah dia bergabung di lembaga kemanusiaan di tengah perang Aceh sedang bergelonjak. anak dari seorang karyawan perusahaan PIM di Krueng Geukuh. ayah, ibu dan kakak laki lakinya memang tidak setuju dengan keputusannya untuk berkuliah di jurusan Hukum apalagi ikut di lembaga yang katanya sangat berbahaya bagi seorang gadis perawan seperti dia. namun sifat sosialnya yang tinggi itu membantah semua perkataan keluarganya yang bahkan ingin mengajaknya ke jakarta dan bekerja di sana saja sebagai artis. kepiluan dari seorang Meulu yang hidupnya seakan sudah tiada arti lagi setelah kejadian malam itu yang merenggut kesuciannya oleh orang bersenjata yang tak ia kenal. di sebuah rumah sakit dia hanya bisa termenung meratapi nasib yang tak bermakna lagi. cintanya terhadap teungku Madun seakan usai setelah pemerkosaan itu meski ia sering berharap dan merindukan sosok lelaki tampan nan lembut itu hadir di hadapannya. cinta yang belum sempat ia ucapkan hingga sekembalinya ke rumah, ternyata mautpun menjemput. dijemput secar paksa kesucian dan nyawanya pergi meninggalkan jasad. cinta itupun tak sempat terucap oleh bibirnya.
teungku Madun atau Ahmadun, seorang pemuda tampan, bijak juga cerdas. ia dikagumi banyak perempuan perempuan di desa termasuk Meulu si gadis malang itu, juga Syafia bidan muda yang bertugas di Nisam serta Dhira perempuan yang memiliki postur tubuh bak artis ibu kota. kemahirannya dalam berceramah di masjid dan memberi ilmu kepada muridnta di dayah samalanga membuat dia banyak di cintai terlebih dengan sifat anehnya yang semakin membuat kaum hawa mati penasaran.
di tengah gejolak konflik di Aceh saat itu membuat dirinya harus sembunyi sembunyi jika ingin menemui orang tuanya di kampung, jika tidak ingin di tangkap dan di curigai sebagi pemberontak. suatu hari ketika ia hendak pulang ke kampung halaman dari dayah menggunakan mobil L 300, ia dan tiga penumpang lainnya di sergap dan culik oleh sekelompok orang berbaju loreng kecuali sopir nya yang dibiarkan selamat.
teungku Madun di bawa ke sebuah rumah yang tak berpemilik lagi, sebuah ruang yang gelap, seperti bau anyir. mungkin ini tempat penyiksaan. di sini ia di ikat tangan dan kakinya menggunakan nilon. tubuhnya dipukuli, di tendang, wajahnya di sayat hingga ia tak merasakan apa apa lagi. ia terus ditanyai tentang para pemberontak tapi apa daya meski ia berteriak mengatakan bahwa ia bukan pemberontak dan hanya seorang guru agama apa peduli mereka. penyiksaan demi penyiksaan yang brutal itu terus ia rasakan selama satu minggu lebih tanpa di kasihani dengan sesuap nasi. namun ternyata takdir Tuhan berkata lain, di saat ia hendak di bawa untuk di tembak tiba tiba terdengar suara dentuman bom yang diyakini dari para pemberontak. dengan terkocar kacir orang berbaju loreng itu lari meninggalkannya yang terluka parah. teungku Madun juga ingin menyelamtkan diri dengan berlari kesakitan ke semak semak sampai akhirnya ia rebah tak sadarkan diri. kisahnya tak berhenti di sana, ia ditemukan oleh seorang yang berhati baik lalu membawanya ke sebuah rumah untuk di rawat. tak lama setelah itu, kabar keberadaan tengku itu sampai juga di telinga Sulastri dan Dhira. mereka lalu mendatangi dan membawa tengku itu ke rumah Dhira untuk di obati.
dari sini kisah asmara tiga sejoli di mulai, Dhira yang sudah sejak awal berjumpa tengku itu di rumah sakit ketika dia juga bersama Sulastri menangani kasus Meulu dan ibunya. hanya berpapasan sekejap namun saat iti juga sudah timbul rasa terhadap lelaki berparas ke arab an itu. cinta memang tak bisa di tebak, antara siapa yang ia cintai. Syafia sebagai perawat teungku itu juga lama kelamaan mulai jatuh cinta dengan senyuman lelaki yang ber perban itu. antara ke dua gadis itu bahkan saling cemburu untuk berperan mengasuh teungku Madun. namun mungkin karena Syafia bidan, jadi peran nya lebih menguntungkan dibandingkan Dhira. lucu, tentu saja cerita mereka bertiga lucu. dan romantis pikirku. namum setiap cinta pasti ada pengorbanan. harus ada yang merelakan dan direlakan. cinta Syafia mungkin hanya sebatas pasien saja. tapi untuk Dhira masih diberi kesempatan meski hanya sempat jalan bersama teungku itu di saat keadaannya mulai membaik. hati siapa yang tidak luluh dengan kecantikan Dhira. yang pandai merawat diri dan cinta keindahan. meski ada rasa takut terhadap Tuhan, toh teungku itu juga sudah memberikan bunga ke pada perempuan itu.
tapi rasa yang mulai tumbuh itu, yang sebelumnya belum pernah ia lakukan harus di ambil kembali oleh Tuhan pemilik setiap jiwa. Dhira Ayu Laksmi, gadis itu meregang nyawa secara tragis ketika dalam perjalanan sepulang dari pertemuannya dengan madun untuk jalan jalan ke kota. siapa sangka gadis canti itu menjadi korban kebrutalan keganasan orang yang tidak bertanggung jawab. kesucian lalu nyawanya hilang sudah. mungkin hanya cintanya kepada teungku Madun yang tersisa dan menjadi kenangan yang memilukan bagi teungku itu. isak tangis dan jerit dari pemuda itu ketika menemukan mayat gadis yang penuh dengan darah dan sobekan pada bajunya membuat pukulan baru di hatinya. Meulu, Dhira adalah dua wanita yang ia sayangi telah menjadi luka dalam baginya. mungkinkah rasa itu akan tumbuh lagi kepada yang lainnya. siapa yang tahu.
oh teungku Madun, sampai saat ini aku penasaram sosok lelaki ini di dunia nyata. juga tokoh Dhira dan Meulu.
inilah kegemaranku ketika membaca novel, aku sering membuat penokohan sendiri di dunia nyata. lelaki seperti di kisah ini cocoknya ini atau perempuan di kisah ini cocok ini dan seterusnya.
inilah kebebesan dalam hidupku. ketika tokohnya gila aku juga bisa gila membacanya, letika tokohnya sakit aku juga merasakam baynagan iti.
salam literasi..
thank you for following me in advance. i will upvote and comment on your every post if you do the same we both are new on steemit.if it works for you let me know just reply this post
haloo..
but for that to work we both have to share post url. to create a small community in the steemti itself .so if we both doing this.Then create a account on steemit chat with a same username . i am on it with username @mangoboy. And share
Your post url.( steemit chat on right side click on the the lines)
sangat menyentuh
terimakasih. salam.
Sama-sama
Follow me @moersal
sudah ya..