Berikut beberapa hal yang saya dapatkan setelah bergabung dalam Republik Steemit. Mungkin beberapa anggota Steemit, boleh jadi merasakan hal yang sama, terutama mereka yang baru bergabung dalam platform ini.
Pertama, saya mendapatkan kawan baru, walaupun tidak pernah bertemu. Tetapi gagasan-gagasan dalam tulisan mereka telah memberikan masukan yang cukup berarti, dalam memahami konteks kekinian. Kawan baru ini berasal melalui konsep “tanpa batas.” Kendati saya belum sanggup membaca seluruh postingan kawan-kawan, tetapi isu-isu penting tidak luput dari perhatian saya.
Kedua, saya mendapatkan kawan baru dan saya pun sudah mulai bertemu dengan mereka. Saya berjumpa dengan para penulis handal. Mereka sangat menghargai gagasan-gagasan yang berkembang di alam maya. Saya beruntung berjumpa dengan komunitas Steemit di Banda Aceh. Silaturrahmi ini telah memberikan dorongan kuat, bahwa gerakan dari “makar ke mikir” sudah menjalar di Aceh saat ini. Steemit telah menjadi platform bahwa generasi Aceh untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya piawai di dalam berbicara, tetapi juga piawai dalam merangkai kata.
Ketiga, saya memiliki pembaca setia, yang selalu memberikan input yang sangat berguna. Karena itu, kehadiran pembaca tentu saja bukan bertujuan untuk menambah pendapatan, tetapi bagaimana ide kita dapat dinikmati. Bahkan beberapa tulisan saya dipublikasikan di blog-blog mereka. Dampak postingan saya memang bukan pada angka SBD, melainkan pada pembaca-pembaca yang mungkin belum menggunakan platform ini.
Keempat, saya semakin paham bahwa Republik Steemit itu sebagai gudang dan museum ide-ide dari seluruh penjuru dunia. Para warga senior selalu menulis hal-hal baru yang membuat saya semakin membaca akan hal-hal baru, yang sedang berlaku di alam maya. Postingan dalam bahasa asing, sebenarnya perlu diikuti, supaya kita tahu apa yang sedang terjadi di alam nyata dan alam maya.
Kelima, para mahasiswa saya saat ini hampir 70 orang lebih sudah menggunakan Steemit untuk belajar menulis. Semakin hari, postingan mereka semakin bernas. Saya menduga akan muncul para penulis Aceh baru dari platform Steemit ini. Walaupun reputasi mereka masih 25, tetapi spirit mereka bisa mecapai lebih dari itu. Karya-karya mereka mulai menunjukkan bahwa mereka membaca, sebelum mereka menulis.
Keenam, Steemit telah melatih kembali kedisiplinan menulis. Satu postingan saya jumlah kata-katanya adalah 800 – 1000. Kalau hingga hari ini saya telah menulis sebanyak 200 lebih postingan, maka dapat dipastikan saya telah menulis sekitar 200 ribu kata. Jadi, ide-ide yang telah saya tulis tentu saja akan mempermudah bagi saya untuk memidahkan postingan-postingan tersebut menjadi beberapa judul buku.
Ketujuh, seiring jumlah postingan saya yang memiliki beberapa topik, maka ini akan terus memancing untuk konsisten untuk membaca dan membaca. Bagi saya, syarat menulis itu ada 4, yakni membaca, membaca, membaca, dan membaca. Tanpa membaca, tidak mungkin anda dapat menulis. Kunci dalam membangkitkan kebiasaan menulis, bukanlah pintar atau cerdas, tetapi seberapa kuat cakrawala bacaan anda.
Demikianlah beberapa hal yang saya dapatkan setelah bergabung dalam Republik Steemit. Intinya, jangan ragu untuk menulis. Apapun bisa ditulis, asalkan bukan menebar kebencian. Analisis boleh jadi sangat dangkal, tetapi ini menjadi pangkal bagi menulis. Foto boleh jadi belum berseni, tetapi gambar tersebut menujukkan bahwa kalau kita berani, dalam menuangkan kata.
Good job.. @kbal13 so this usefful article and information, great post and is awesome.! I liked 😀😁😄👍👍💚💛💜💙💖 and i really like this. Please fool me back regards @azroel, upvote and resteem. Thank you..!✅✔
Keep calm and Steem On 💪✊👍😙😘😎
Thanks. Noted.
Saya setuju dengan gagasan Bapak. Tahun ini saya baru tamat MAS Pak. Sebenarnya saya lumayan malas membaca namun seiring berjalannya waktu saya mencoba untuk membaca dan membaca. Apalagi setelah bergabung di platform ini rasa ingin tahu semakin meningkat. Masih banyak pengetahuan yang belum saya tahu. Maka dari itu saya mencoba untuk membaca. Memiliki teman baru meski belum pernah berjumpa. Alhamdulillah, seiring berjalanya waktu dapat bertemu dan berbagi satu sama lain. Tentunya berjumpa dengan Bapak juga sudah tercapai😊
Begitu lah adanya. Membaca kunci ilmu pengetahuan. Menulis adalah cara mengikat Ilmu, apa yang kita ketahui.
Dan yang kedelapan selalu ada mahasiswa bapak yang tak pernah lupa membaca postingan bapak. Hehe
Iya Bang. Semoga itu yang kedelapan. Tentu saja. Tanx...
Jroh pak gure.
Semoga tetap konsisten dan melahirkan ide-ide yang kekinian. Done!!
Okeh. Noted. Big thanks.
Luar biasa Prof,sangat bermanfaat.,
Makasih. All the best.
menularlah kesini semangat prof kba
Sedikit demi sedikit Abu Sayed...