Hari ini (2.06.18), kembali menjadi pemateri dalam Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan oleh AMPI Aceh. Sebagai pembicara saya disandingkan dengan Marsekal Pertama Rachman Rosta (Kepala Perwakilan Kementerian Pertahanan RI di Aceh), Prof. Dr. Yusny Saby (mantan Ketua FKPT Aceh), AKBP Sulaiman (Polda Aceh). Adapun topik yang diangkat adalah peran pemuda dalam penanganan radikalisme dan terorisme.
Dalam paparannya, Rachman menyampaikan bentuk-bentuk ancaman yang sampai ke Indonesia. Ancaman non-militer merupakan hal yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia. Di samping itu, Rachman juga memaparkan tentang perang pemikiran dalam hal spionase, sabotase, dan subversi. Adapun ancaman radikalisme dan terorisme juga merupakan ancaman yang dapat menganggu keutuhan NKRI.
Pemaparan Rachman dilanjut oleh Sulaiman yang menyajikan tentang upaya penanggulangan terorisme yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Ancaman terorisme dari dari aspek dinamika global dan nasional. Karena itu perlu penanganan secara menyeluruh tentang ancaman terorisme di Indonesia.
Dalam kesempatan ini, saya menyampaikan tiga topik yaitu bagaimana kemunculan Homegrown Terrorism di Indonesia. Pengalaman di Surabaya adalah fenomena baru di dalam jejaring kelompok yang ingin bunuh diri dengan meledakkan diri. Di samping itu, saya juga memaparkan tentang bagaimana siraman informasi ke rumah-rumah penduduk, telah menyebabkan adanya safe zone dalam pemahaman keagamaan, yang kadang kala memicu dan memacu kebencian atas nama agama. Adapun yang terakhir adalah telah kembalinya kelompok yang belajar di suatu negara ke Indonesia yang membawa misi purifikasi secara cepat. Diperkirakan mereka akan menjadi aktor-aktor baru di dalam reproduksi pemahaman keagamaan.
Adapun Prof. Yusny secara komprehensif menyatakan bagaimana berbagai sebab yang memicu aksi-aksi radikalisme di dalam masyarakat. Pemahaman agama yang memaksa dan juga tidak punya kematangan di dalam beragama, khususnya tentang nilai agama, telah menyebabkan munculnya kebencian atas nama agama. Salah satu poin penting dari Prof. Yusny adalah mencintai negara adalah daripada iman. Poin ini memperkuat keutuhan NKRI yang sudah disepakati oleh pendiri bangsa ini.
Acara ini dipandu oleh ketua AMPI Aceh yakni Saudara Khalid. Acara ini diakhiri dengan foto bersama dan juga diselingi dengan tanya jawab.