Dalam tulisan ini saya akan mereview sedikit tentang kerak peradaban aceh, yang di tulis oleh bapak kamaruzzaman bustamam ahmad, Ph.D. dalam bukunya yang berjudul acehnologi volume 3 bab 22.
Mengetahui sejarah sangatlah penting dalam membangun semangat untuk memajukan sebuah bangsa, dari kita mengingat atau membaca sejarah, kita bisa mengetahui bagaimana perjuangan para pendahulu kita dalam memperjuangkan negara kita dan dengan mengingat perjuangan itulah akan membangkitkan semangat kita dlam membenah bangsa ini untuk menjadi lebih maju. Banyak negara yang maju mereka terlebih dahulu memandang ke belakang atau dalam arti kata mereka memulai dengan meneliti sejarah mereka mulai dari yang kecil hingga yang besar dan menjadikannya sebagai pembelajaran dan sebagai motivasi untuk lebih maju kedepannya. mereka membuat sejarah itu menjadi senjata bagi mereka agar bisa tangguh dalam membangun dan mengkokohkan sebuah negara. Kemudian dalam membangun sebuah negara juga di perlukan sebuah tindakan agar bisa membangun bangsa itu bukan hanya sekedar teori saja. Maka di sebutkan dalam buku acehnologi ini di perlukan Sebuah spirit, being and action.
Kita ketahui dari sejarah bahwasannya aceh tidak bisa di takulukkan oleh para penjajah, memang kalau kita tinjau dari segi sejarah, aceh adalah sebuah bangsa atau suku yang sangatlah kuat sehingga para musuh susah menaklukkan aceh. Tapi kenyataan yang kita lihat sekarang aceh bukanlah bangsa seperti dulu lagi yang mana dulunya aceh sangat taat pada ulama dan pemimpin. Dan sekarang keadaan aceh mulai menurun dari segi mentalnya. Sekarang para remaja di sibukkan dengan dunia internet, hampir seluruh warung kopi yang memiliki wifi selalu di penuhi oleh para remaja. Begitulah kira-kira keadaaan aceh saat ini.
Banyak perbedaan dalam pandangan kemajuan aceh, sebahagian ada yang menilainya dari segi politik dana kekusaan dan ada juga yang menilai kemajuan aceh dari segi seni dan sastranya.
Ketika aceh menjadi salah satu provinsi dari indonesia, aceh dibubuhi dengan gelar "istimewa" , yang sering kita dengar dengan "DISTA" tetapi gelar itu kini hanya tinggal kenangan. Pada masa itu ada dua provinsi yang di bubuhi dengan gelar "istimewa" yaitu satu lagi provensi yogjakarta akan tetapi yogjakarta masih memiliki gelar " istimewa" . Gelar istimewa itu pun belum cukup bagi rakyat aceh untuk mendapatkan jati dirinya . Kemudian setelah itu nama aceh yang awalnya ada " istimewa " di ganti dengan nanggroe aceh darussalam. Dengan di bubuhinya nama ini harapannya agar aceh lebih maju dan aceh juga di berikan hak hak dalam mengatur pemerintahan sendiri . Akan tetapi ini tidak memiliki pengaruh bagi aceh, dan akhirnya kini nama aceh hanya " provinsi aceh".
Dahulunya di aceh banyak kerajaan-kerajaan islam , bahkan awal mula agama islam di indonesia adalah dari aceh. Namun sejarah kerajaan islam di aceh tersebut hanya sebagai situs sejarah dan bankan sekarang hanya sebatasa tempat para muda mudi untuk berfoto-foto, agar mereka "hits".
Sistem yang digunakan dalam berfikir di aceh, bagaimana caranya agar islam di aceh berjalan dengan kaffah atau sempurna. Ada yang membuat karya karya seni yang di gabung dengan dakwah atau di bubuhkan asma-asma allah. Contohnya seperti rapai geleng dan tarian saman, kedua seni ini dulunya di gunakan para penda'i untuk menyebarkan dakwah-dakwah islami agar masyarakat lebih mudah terpengaruh untuk masuk islam. Dan dalam dakwah penyiaran islam ini tidak ada unsur memaksa karena dalam islam tidak ada di ajarkan untuk memaksa seseorang agar masuk islam.dan pada intinya pada pada masa itu aceh mengkedepankan agama dan patuh pada ulama-ulama.
Congratulations @khairulhamdi08! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!