Aceh Tamiang merupakan salah satu kabupaten yang di diami oleh suku Melayu yang ada provinsi Aceh, kabupaten Aceh Tamiang juga berbatasan langsung dengan provinsi Sumatera Utara. Salah satu keunggulan atau ciri dari Kabupaten yang mempunyai julukan Bumi Muda Sedia ini yaitu dari segi bahasa yang digunakan oleh masyarakatnya. Masyarakat disini masih menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-hari selain dari bahasa Indonesia, tetapi ada juga yang berbahasa Aceh, Gayo, dan Jawa. Hal ini disebabkan karena kabupaten ini menjadi salah satu kabupaten yang didiami oleh beberapa suku yang ada di Aceh.
Itulah sekilas tentang Kabupaten Aceh Tamiang, namun pada kesempatan ini penulis ingin berbagi dengan sahabat-sahabat steemians semua tentang fasilitas publik yang ada di Kabupaten Aceh Tamiang khusunya yang menyangkut dengan permainan sepak bola. Fasilitas publik yang ada di kabupaten Aceh Tamiang pada umumnya sama seperti yang ada di kabupaten-kabupaten lain yang ada di Aceh, namun yang menjadi kejanggalan dari penulis selama tinggal disini, penulis tidak pernah melihat atau mendengar tentang klub sepakbola kabupaten Aceh Tamiang, seperti halnya kabupaten-kabupaten lain, sebut saja Persiraja yang ada di kota Banda Aceh atau PSLS yang ada di kota Lhokseumawe.
Stadion merupakan salah satu fasilitas publik yang ada di kabupaten Aceh Tamiang yang hampir rampung dikerjakan, namun selama beberapa tahun terakhir penghentian dana yang dikucurkan oleh pemerintah daerah atau pemerintah pusat tidak lagi dilakukan sehingga stadion yang diagung-agungkan oleh masyarakat Melayu Tamiang ini tidak bisa digunakan layaknya stadion-stadion lain yang ada di Indonesia.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor kemunduran dari dunia sepak bola untuk masyarakat Melayu Tamiang pada saat ini.
Pada kali ini penulis juga berkesempatan menyambangi stadion yang belum rampung dikerjakan itu, dan ternyata benar apa yang banyak diperbincangkan oleh kawan-kawan selama ini ternyata stadionnya belum rampung dan bisa dikatakan semacam ditelantarkan.
Gambar : Kondisi Tribun Penonton
Hal ini bisa dilihat dari kondisinya yang sangat memprihatinkan, baik dari lapangan, lintasan lari atau pun tribun penonton yang ada di komplek stadion ini yang sudah dimakan waktu namun belum bisa digunakan layaknya stadion lain.
Dari komplek stadion, penulis juga mendapatkan kesempatan berbincang-bincang dengan seorang warga yang pada saat itu ada di komplek stadion. Dari hasil penuturannya stadion ini mulai dirintis pembangunannya tahun 2008 semasa almarhum Arisnur sebagai Kadispora Tamiang, sepeninggal Alm Arisnur dan berganti beberapa pejabat Kadispora baru, tidak ada kelanjutan pembangunan stadion itu sampai kini.
Gambar : Kondisi tribun penonton dari dekat
Tidak cukup dari ini penulis mencoba melihat item-item lain dari stadion secara dekat, sebut saja lintasan lari yang mengelilingi dari lapangan yang sudah mulai terkelupas.
Gambar : Kondisi Lintasan Lari
Sangat disayangkan, itulah kata yang terbenak dari hati penulis. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini stadion yang menjadi dambaan dari masyarakat Melayu Tamiang ini benar-benar masih banyak item yang harus dikerjakan, bukan hanya tribun penonton atau lintasan larinya saja yang harus dipersiapkan tetapi lapangan yang menjadi sarana utama dari stadion pun tidak lupat terkena imbasnya.
Gambar : Kondisi Lapangan dari atas tribun penonton
Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan stadion-stadion lain pada umumnya, khususnya pada rumput lapangan yang tidak layak. Hal ini menyebabkan tidak bisa dihelatnya pertandingan atau latihan sepak bola disini.
Gambar : Kondisi Rumput dari Dekat
Secara perundang-udanganan dalam dunia sepak bola sebuah stadion yang kondisinya seperti yang ada saat ini di Kabupaten Aceh Tamiang memang tidak layak untuk digunakan, namun warga disini khususnya pada saat sore menggunakan stadion ini untuk melakukan olahraga ringan yaitu jogging, sebagai salah satu hal yang bisa digunakan atau dimanfaatkan dari komplek stadion ini.
Gambar : Tampak warga melakukan olahraga (Jogging)
Dari semua itu dapat penulis menarik kesimpulan bahwa stadion dambaan masyarakat melayu tamiang memang belum layak digunakan seperti halnya stadion lainnya. Hal ini disebabkan masih banyak atau secara keseluruhan stadion ini harus dilanjutkan pembangunannya.
Gambar : Kondisi Tribun dari Dekat
Baik dari segi tribun penonton, lintasan lari maupun lapangan yang menjadi item utama dari dunia sepak bola. Berikut penulis juga melampirkan beberapa gambar yang tidak ada di atas pada saat penulis menyambangi stadion kabupaten aceh tamiang, sebagai berikut :
Gambar : Kondisi Jalan dan Tampak Depan Stadion
Gambar : Kondisi Tribun Stadion dari arah lapangan
Gambar : Kondisi Tangga Tribun penonton
Gambar : Kondisi Tribun Tampak dari atas
Gambar : Kondisi Pagar dan Lapangan Tampak dari atas Tribun
Dari permaslahan diatas, pemerintah daerah dan pemerintah pusat diharapkan dapat melanjutkan pembangunan stadion kebanggaan masyarakat melayu tamiang, hal ini menjadi Pekerjaan Rumah untuk para pejabat umumnya di tingkat Provinsi dan khususnya di tingkat kabupaten agar talenta-talenta muda yang mempunyi hobby sepak bola di Bumi Muda Sedia ini dapat menyalurkan bakatnya sebagai pemain handal dalam dunia sepak bola.
Sekilas tentang lokasi Stadion Sepak Bola Kabupaten Aceh Tamiang,yaitu di kampung Tanah Terban Kecamatan Karang Baru di pinggir jalan raya Medan – Banda Aceh persis disamping kantor Dinas DISPORA Kabupaten Aceh Tamiang. Dari Kota Kuala Simpang kita hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di stadion tersebut.
Berikut penulis juga membagikan link dari google maps bila ingin mengunjunginya stadion Aceh Tamiang :
https://www.google.co.id/maps/@4.3101921,98.0540926,799m/data=!3m1!1e3?hl=id
Akhir kata, penulis harapkan kepada semua pihak yang terkait baik itu dari pemerintahan maupun dari LSM agar sudi kiranya melanjutkan pembangunan Stadion Kabupaten Aceh Tamiang yang akan menjadi venue olahraga kebanggaan dari masyarakat Melayu Tamiang.
Dan khusus untuk masyarakat Melayu Tamiang harapan penulis bila stadion sudah rampung dikerjakan jagalah dan rawatlah stadion tersebut dengan baik.
Terima kasih Bumi Sedia Muda dengan segala keramah tamahan selama penulis ada disini.
Salam kompak dari penulis untuk sahabat Komonitas Steemians Indonesia
Kuala Simpang, 20 Juli 2017
Penulis
Di Kuala Simpang ada juga klub sepakbola, namanya Persati Kuala Simpang @klen.civil. Abang saya dulu semasa remaja pernah memperkuat Persati meski hanya satu kali saja.
Sebagai orang yang suka dengan sepakbola, saya suka dengan isu ini. Ada kejutan lain yang saya temukan dalam tulisan ini, yakni nama almarhum Arisnur yang ditulis dengan harum karena memperjuangkan lahirnya stadion sepakbola berstandar di Aceh Tamiang. Bang Arisnur merupakan sahabat saya ketika kami sama-sama menjadi wartawan Serambi Indonesia. Dan saya baru tahu ternyata beliau pernah menjabat sebagai kepala dinas. Saat kontak terakhir, dia masih mengajar. Setelah itu kami tidak pernah berjumpa lagi sampai mendengar kabar Bang Arisnur sudah meninggal.
Namun sejauh saya tahu dan baru beberapa bulan tinggal disana nama klub Persati Kuala Simpang bagai hilang ditelan bumi bg
hehehe
keren mas. . .semoga bisa di dengar keluhanya. dan,se
ya, semoga saja ya mas @ekavieka
Nice Post @klen.civil
Semoga keluhannya dapat didengar oleh pemerintah setempat.
amin....
Semoga pembangunan stadion ini bisa dilanjutkan, dan anak-anak muda Tamiang bisa meraih prestasi yang gemilang 👍👍
kalau memang perintahnya cinta akan melayu tamiang, Insya Allah pembangunan stadion tersebut akan rampung
salam buat aceh tamiang , saya asli seruway aceh tamiang tapi sekarang di lhokseumawe.
semoga bupati yang baru bisa lebih memperhatikan stadion yang lama sudah terbengkalaidan usang.
terima kasih sudah post teman.
amin, salam juga buat kota lhokseumawe yang merupakan tempat kelahiran saya