Usaha peternakan sapi potong didaerah Aceh mayoritas masih dilakukan dengan pola tradisional dan skala usaha masih sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, namun dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern.
Sapi merupakan hewan yang dagingnya sangat diminati oleh masyarakat aceh terutama untuk kebutuhan tradisi meugang dan Qurban. Usaha penggemukan sapi sangat menguntungkan bagi peternak di aceh dikarenakan mudahnya mendapatkan pakan dan alam yang mendukung. Banyak lahan kosong yang masih bisa ditanami rumput. Jerami padi yang melimpah sangat cocok untuk dijadikan pakan.
Peternak sapi tradisional di aceh sudah mulai menggunakan teknologi modern dalam usaha penggemukan sapi sebagai contoh, salah satu peternak sapi yang ada di kawasan Bireuen yang saya temui, beliau adalah peternak sapi tradisional yang menggunakan teknik moderen dalam pengolahan pakan. Lahan seluas 3000meter dia tanami rumput gajah (penniesetum pupureum) cukup untuk memberikan pakan sepuluh ekor sapi pedaging. Rumput hijau yang sudah dipotong tidak langsung diberikan untuk ternak tetapi diolah dulu dicampur dengan jerami dengan cara difermentasi untuk mendapatkan kualitas pakan yang bergizi. Untuk cara membuat pakan fermentasi silahkan mengunjungi halaman ini
Keuntungan yang dia dapat setiap tahun semakin meningkat selain itu karena selain menghemat biaya, energi yang dikeluarkan pun sudah terbantu dengan alat moderen yang dia gunakan, perbandingannya jika dulu secara tradisional tiap hari dia harus memotong rumput segar untuk kebutuhan pakan sapi nya, sekarang hanya satu minggu sekali potong difermentasi lalu disimpan untuk pemberian pakan satu minggu.
Demikianlah sedikit pengalaman saya dalam minggu ini saat berkunjung kesalah satu peternak sapi. Cara tradisional apabila digabungkan dengan prinsip budidaya moderen akan menghasilkan keuntungan dan cara praktis untuk melakukan sebuah usaha.
Sort: Trending