Manusia sekarang bisa saja memakai jas demi menunjukkan status sosialnya, atau mungkin dengan memakai jubah dan sorban demi menampakkan level keimanannya, demikian pula dengan berdiri didepan publik demi mengkampanyekan eksistensinya. Tapi negeri ini hancur bukanlah karena jasnya, bukanlah karena jubah dan sorbannya, dan bukan pula karena cara berbicaranya. MELAINKAN KARENA APA YANG DIBICARAKAN DAN APA YANG DITUNJUKKAN ITU SEMUA BERBEDA DENGAN KENYATAANNYA
Mostly kita sudah bosan dengan persiapan, kita sudah jenuh dengan pemantapan, kita pun sudah jengah dengan materi kampungan, yang kita butuh adalah kemauan untuk menerapkan.
Ketika yang mampu saja hanya mau berbicara, saat yang bisa hanya mau beretorika dengan kata-kata, disaat itulah pidato sampah itu tidak akan pernah terlaksana.