Selama bulan Ramadhan ini banyak pasien datang dengan keluhan yang sama setiap harinya, yaitu rasa tidak nyaman di daerah perut. Sebenarnya tidak hanya bulan Ramadhan saja, di bulan-bulan lain pun keluhan ini mencapai angka 2/3 dari total kunjungan pasien di dokter umum. Sangking ramainya, keluhan ini dinobatkan sebagai penyakit sejuta umat.
Kumpulan gejala (syndrome) yang biasa dialami pasien adalah nyeri ulu hati, mual, muntah, kembung, sendawa, cepat kenyang, mulut terasa asam, rasa tidak nyaman di perut, nafsu makan menurun, rasa terbakar di daerah dada, keluar keringat dingin, kadang mencret atau BAB berdarah, juga bisa disertai rasa menyesak. Menyesak bukan sesak ya, jadi bedanya kalau sesak dirasakan saat menarik nafas panjang dapatnya malah sedikit dan itu biasanya terjadi karena masalah di bagian pernafasan. Akan tetapi pada gejala maag rasa menyesak terjadi karena perut yang terlalu kembung anginnya mendorong kearah atas dan membuat kita kelelahan saat bernafas.
Tidak jarang pasien juga merasa gelisah luar biasa, sulit tidur dan tingkat paling extreme pasien merasa seperti akan meninggal, dan ini biasanya menjadi kategori penyakit psikosomatis (gangguan fisik akibat faktor psikis).
Keluhan ini juga menduduki peringkat pertama pada pasien yang masuk ke IGD selain di rawat jalan. Keluhan ini tidak tentu timbulnya. Yang paling menjengkelkan dari penyakit ini adalah keluhan yang timbul tiba-tiba pada pasien yang terjadi karena putus sama pacarnya atau karena berantem sama suaminya, biar diberi perhatian lebih tiba-tiba pura-pura pingsan lah sambil pegang perut. Kita panggil-panggil gak dijawab, kita cek kesadaran dia pura-pura mati, pura-pura kejang lah. Jangan gitu ya dek adek jaman now. Kasian sama dokter IGD nya dan sama pasien yang lain yang lebih membutuhkan perhatian di IGD. Mungkin kalian berfikir ih lebay kali kalimat diatas, tapi percayalah kasus gitu banyak terjadi di kota-kota besar. Sah lah penyakit ini disebut juga penyakit “Drama”.
Jika anda mengalami minimal 2 saja keluhan diatas maka kemungkinan besar anda mengidap penyakit gangguan saluran cerna atau bahasa kerennya Dispepsia dan jika sudah terjadi radang/infeksi di lambung disebut Gastritis, jika sudah terjadi luka disebut tukak (ulcer). Pada keseharian kita mengenal penyakit ini dengan nama sakit Maag. Maag sendiri berasal dari bahasa Belanda ‘de-maag’ yang kemudian diserap di negeri kita dan memiliki arti lambung. Jadi istilah maag hanya terdapat di Indonesia.
Keluhan ini akan terjadi kambuh-kambuhan tergantung dari makanan yang dikonsumsi, minuman, obatan-obatan yang diminum terutama anti nyeri, rokok dan tingkat stress. Penyakit ini mirip dengan banyak penyakit lainnya jadi pasien harus betul-betul menceritakan keluhannya dengan lengkap. Jangan marah-marah kalau dokternya banyak nanya tentang keluhannya, karena dokter bukan dukun yang bisa menyimpulkan sakit apa hanya dari melihat-lihat saja.
Karena sering kambuh pasien kadang menjadi tidak sabar dalam berobat dan dengan berbekal ilmu dari hasil googlingnya dia datang dengan mantap ke dokter umum lalu menyampaikan bahwa ia butuh dilakukan endoskopi (tindakan non-bedah dengan menggunakan alat yang dilengkapi kamera untuk melihat saluran cerna untuk melihat ada luka atau tidak). Dear pasien tercinta, tindakan tersebut tidak harus dilakukan pada semua pasien yang mengalami penyakit ini mengingat efek samping tindakan juga besar. Bayangin sebuah benda asing masuk kedalam saluran cerna kalian, hal ini bisa menyebabkan infeksi dan juga perdarahan. Jangan sampai mudharat lebih besar daripada manfaatnya.
Endoskopi memberi manfaat besar jika memang benar-benar dibutuhkan.
Terdapat sebuah istilah yaitu
Gejala yang mengharuskan untuk segera dilakukan endoskopi :
Usia pasien diatas 55 tahun dengan gejala :
- Penurunan berat badan yang drastis (turun sekilo dua kilo gak masuk hitungan).
- Nyeri perut atas yang hebat
- Dada terasa panas terus menerus
Gejala yang mengharuskan untuk dilakukan endoskopi tapi tidak masuk dalam kategori harus segera :
Usia kurang dari 55 tahun dengan keluhan
- Tidak kunjung membaik dengan pemberian obat (minimal obat dikonsumsi rutin selama 2-4 minggu)
- Mual muntah terus menerus
- BAB berdarah
- Penurunan berat badan drastis
- Sulit menelan
- Anemia yang tidak diketahui penyebabnya.
Jika tidak ada tanda diatas tapi setelah minum obat lambung masih saja perut terasa sakit, maka ada baiknya dilakukan pemeriksaan terhadap bakteri Helicobacter Pylori (bakteri yang hidup di saluran cerna, dalam jumlah banyak dapat menyebabkan luka di saluran cerna). Tapi sebelum melakukan pemeriksaan tersebut konsultasikanlah pada dokter kesayangan anda terlebih dahulu.
Demikian tulisan ini dibuat tidak untuk menyindir siapapun, tidak untuk mendeskreditkan para penderita penyakit ini, tidak untuk bersikap sok tau juga tapi murni untuk berbagi. Adapun hal yang tidak berkenan yang tertulis diatas maka itu sepenuhnya kesalahan saya sebagai penulis.
Tips untuk para penderita maag di bulan puasa akan saya tulis di postingan berikutnya. Terimakasih sudah mampir dan membaca. Salam sehat dan selamat berpuasa.
Penyakit ini sering muncul saat menjalani puasa spt sekarang ini. Mengapa?
karena selama berpuasa lambung mengalami peningkatan produksi asam lambung akibat perut yang kosong.
betul sekali kawan , penyakit mag ini sudah sangat mendunia di indonesia maupun di dunia
iya benar, jangan lupa jaga kesehatan agar terhindar dari penyakit ini ya @bigboss99
iyaa terimakasih atas perhatiannya, kamu juga harus jaga kesehatan, dan apalagi ni lagi bulan puasa :)
Penyakit mag ini benyak di derita oleh kalangam mahasiswa yang merantau karena tidak menjaga Pola makan, seperti saya ini yang sepertinya mengalami gejala sedemikian yang sudah tertera, terimakasih ATAS infonya @medicamalia
saya pun menderita penyakit ini dulu.. hehehe
maag di perut kan buk kan.
maag di (mahdi) Takengon...
hahaha Oops ketahuan ...