BAB 6 INSAN KAMIL (Wahdat al-Wujud)

in #indonesia7 years ago (edited)

Dalam bab 6 ini penulis telah mengupas salah satu perdebatan di kalangan ulama Aceh mengenai pengaruh dari pemahaman wahdat al-wujud, yaitu insan kamil. Topik Wahdat al-Wujud dan insan kamil menjadi perbincangan yang hangat. Sebab di dalam pengetahuan masyarakat di Aceh, perdebatan topik ini dimulai sejak abad ke-16, di antara kelompok Syeikh Hamzah Fansuri dan Syeikh Nurdin Ar-Raniry. Dalam bab ini juga ingin ditelaah lebih mendalam lagi mengenal bentuk manusia sempurna (insan kamil).
download.jpg
Daudy menjelaskan apa yang dimaksud dengan insan kamil? Insan kamil adalah Manusia yang telah memiliki dalam dirinya hakikat Muhammad, atau juga disebut nur Muhammad atau ruh Muhammad yang merupakan makhluk yang mula-mula dijadikan Allah, dan juga sebagai sebab yang dijadikan alam ini.
Dalam bab ini juga menjelaskan bagaimana hakikat dua dunia yang ada di alam ini? Hakikat dua dunia yang ada di alam ini, yaitu makro kosmos dan mikro kosmos. Lalu akan dipantulkan pada kajian kesufian di Aceh. Oleh karena itu, sebelumnya telah dipaparkan lebih lanjut, bagaimana pertemuan makro kosmos dan mikro kosmos dalam al-Qur’an dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan kedirian manusia.
Sebagai para peneliti Islam dan kajian sosiologi, antropologi, ingin diposisikan bahwa al-Qur’an itu suci, sebagaimana dapat dipahami oleh umat Islam selama ini. Sebab, jika dia suci, maka umat Islam juga harus benar-benar memahami bahwa orang yang membaca dan mengamalkan kitab ini, pasti akan menuju kepada sifat dan sikap yang suci juga. Yang menyebabkan al-Qur’an semakin dibaca semakin didapatkan rahasianya, karena al-Qur’an yang terdiri dari beberapa ribu ayat itu ulasannya bisa mencapai ribuan halaman. Bahkan Allah menantang manusia untuk menafsirkan ayat-ayatnya.
Di dalam kajian antropologi, teks yang ditafsirkan adalah teks sosial atau bahasa kehidupan di dalam masyarakat. Yang maksudnya, yaitu informasi yang didapatkan memang berasal dari apa yang dilakukannya, dipikirkan, dan dibicarakan oleh orang. Dalam bagian ini ada sebuah pertanyaan yang mana pertanyaan nya, yaitu “Apakah al-Qur’an bisa ditempatkan sebagai bahan ethnographi kehidupan alam semesta?”
download (1).jpg
Dalam hal ini, alam memiliki dua yaitu, makro kosmos dan mikro kosmos.

  • Makro kosmos, disebut dengan istilah alam al-kabir. Di dalam alam ini dikaitkan dengan Arsy Allah. Arsy Allah turun menjadi 2 alam, yaitu alam perintah (alam al-amr) dan alam kejadian (alam-al-khalq).
  • Mikro kosmos, disebut dengan istilah alam al-saghir. Di dalam alam ini berada di dalam hati (qalb), mkarena ada yang mengatakan bahwa ketika kita bicara mengenai hati, maka alam al-saghir di situ ada an ocean without shore (samudera yang tidak bertepi). Qalb adalah alam lain yang dikenal dengan ruh dan nafs (jiwa).

Dalam bab ini dapat diuraikan/ditarik beberapa hal yang penting, yaitu:
Pertama, mendiskusikan al-Qur’an dan alam semesta adalah mendiskusikan tiga hal yaitu tentang Allah, makhluk Allah, dan manusia sebagai khalifah Allah.
Kedua, pada kajian ini juga telah memeberikan secara singkat bagaimana masing-masing asal tersebut bekerja pada porosnya mengikuti ketentuan Allah.
Ketiga, manusia sebagai tempat alam al-saghir, yaitu untuk menyerahkan diri kepada Allah (islam) sambil meyakini keberadaannya (iman) untuk mecapai derajat taqwa.

Kesimpulan dari bab 6, yaitu telah dimunculkan dua kutub konsep dalam perjalanan seseorang menuju insan kamil, yaitu berusaha memperteguh iman, islam, dan ilmu. Ketiga konsep ini pada dataranya adalah untuk bertemu dan menjadi khalifah Allah di dunia ini. Rahasia yang berkaitan di dalam konsep ini (ilmu-amal-alam) menyiratkan tentang ruang dan batasan di mana manusia berkiprah sebagai hamba Allah. Yang menjadi persoalan pada kebersatuan manusia dengan Allah, yaitu masih diperdebatkan di kalangan umat Islam,namun fakta sejarahnya tidak dapat ditutupi, tidak terkecuali di Aceh.
Konsep pada insan kamil dan wahdatul wujud adalah fenomena dalam sejarah din manusia dalam mendapatkan pengalaman puncak (ultimate experience).