Kalau ngomongin soal potensi laut, di Kabupaten Aceh Utara memang tidak ada habisnya ya ? Setiap hari kita bisa menikmati ikan-ikan segar, hasil tangkapan nelayan, dengan harga miring sekalipun, bahkan nih, ikan-ikan impor dengan ukuran jumbo dapat hidup dengan mudah diperairan Aceh Utara dan sekitarnya. 80% wilayah Aceh Utara adalah perairan, tak heran penduduk sekitar, menggantungkan hidupnya dari laut.
Sampai-sampai, akan dibangun stasiun pengisian bahan bakar solar, bagi kapal-kapal yang banyak lalu-lalang, menurut kabar yang saya dengar-dengar sih gitu. Hampir semua kegiatan dilakukan diatas air, wilayah perairan yang luas semata, pastinya tak selalu memuaskan hasrat konsumen, untuk konsumsi sea food segar.
Makanya usaha keramba, dan tambak ikan pun, mulai digeliatkan di Uleemadoen. Disini ada sekitar 100 tambak ikan, dan udang vaname, yang dijaga oleh pasukan berani mati, dan jago berenang ini ya ? seperti yang terlihat pada gambar berikut
Soalnya ikan yang berada ditambak ini, harganya lumayan lah, ada kakap merah, ikan onggar merah, dan ikan bawal. Tapi, ini dia nih yang jadi primadona, eitss ! Panen ikan yang satu ini memang nggak biasa, sebelumnya ia harus dibius dulu, menggunakan minyak cengkeh, supaya tenang.
Soalnya ikan yang satu ini beratnya lebih dari 5 kg. Kenalkan ini dia sang primadona, si ikan layang-layang, yang punya ukuran mega size. Ikan yang memiliki nama latin entinotililussensilacus ini termasuk dalam jenis ikan karang, makanya corak tubuh, dan moncongnya khas karang
Ikan yang satu ini memang istimewa, karena memiliki pertumbuhan yang super cepat, dibandingkan dengan ikan jenis lain. Untuk mencapai bobot ukuran konsumsi, yaitu sekitar 480 hingga 500 gram. Kalau udang vaname biasanya membutuhkan waktu 3 bulan pembesaran, maka ikan layang-layang ini hanya butuh waktu 4 hingga 5 bulan saja.
Ikan layang-layang sendiri merupakan jenis karnivora, dan punya sifat kanibal. Sifatnya sebagai karnivor , didukung oleh gigi yang ada dirahang atas dan bawahnya. Jangan main-main ya sama yang satu ini, bisa-bisa lengan kita putus kalau kena sapuan gigi tajamnya.
Makanya kalau masa panen datang, si ikan layang-layang ini, harus dibius dulu. Biasanya ikan layang-layang akan dijual saat akan mencapai umur 3 tahun, dengan berat mencapai 25 hingga 30 kg. Tapi, kok nggak pernah lihat dipasar ikan lokal ya ? Wajar saja, soalnya ikan ini khusus dipasarkan di luar negeri saja.
Secara, satu kilogram, bisa dihargai minimal 180 dolar. Bayangkan satu ekor ikan layang-layang dengan berat 25 kg bisa dihagai sekitar 4500 dolar, atau sekitar 60 juta rupiah, wiihh...wiihhh...wihhh !
Kalau sudah ketemu ikan segar, rasanya nggak komplit, kalau nggak mencicipi masakan asam pedas khas Uleemadoen.
Malahan ikan yang memiliki citarasa asam dan pedas ini, memang sangat terkenal dalam khasanah masakan khas serambi mekkah. Masing-masing daerah punya ciri khas masakan asam padehnya, misalnya rasa asam dalam masakan pedas orang minang, berasal dari asam kandis, sementara kami masyarakat Aceh, menggunakan asam sunti.
Cara bikinnya, bumbu kasarnya dihaluskan terlebih dahulu
lalu tumis, tambahkan bawang bombay, daun jeruk dan kaldu. Kaldu yang dibuat berasal dari sayur-sayuran, dan diberi daun seledri untuk menjaga aromanya, wiihh...wiihhh..wiihh, jadi ngiler😋 pasti sedap.
Lanjut lagi, tambah saos tomat, dan sambal, untuk citarasa pedasnya🔥dan waktunya asam sunti untuk menebar rasa asamnya. Sekarang masukkan ikannya, tralalaaa... ini dia hasilnya, masakan tumis ikan layang-layang khas Uleemadoen
Uleemadoen itu kaya banget, saking berlimpahnya sumber daya alam, bermodal kail dan jala, kita,bisa bertahan hidup, tapi tetap yaa, harus dimanfa'atkan dengan bijaksana, sekian dulu postingan hari ini.
Keep Writing
Salam Sahabat Inspiratif