![image]()
[Source](https://goo.gl/images/SvKopR)
Ya, bunga Bank di artikan sebagai konvensasi kepada pemberi pinjaman, atas manfa'at ke depan dari uang pinjaman tersebut, apabila di investasikan. Pada era tahun 90_an, demi menarik minat nasabah, pihak memberikan penawaran bunga yang tinggi, kepada nasabahnya. Namun semenjak pemerintah semakin memperketat aturan operasional Bank. Pihak Bank saat ini tidak bisa berlomba, untuk memberikan bunga yang tinggi kepada para nasabahnya, atas uang yang di simpan nasabah di dalam Bank tersebut.
Kalau kita ngomong Bank konvensional, serta kita ngomong Bank syari'ah. Kalau kita ngomong acuan suku bunga, mereka sama-sama menggunakan suku bunga yang berasal dari putaran tabungan para nasabah. Nah, bedanya syariah itukan memiliki hitungan sendiri dalam berbagi hasil. Kalau konvensional, bisa langsung dari suku bunganya itu.
Sebagai masyarakat yang menabung, bisa kita bilang ini bagus, bunganya tinggi, kita bisa dapat hasil yang bagus. Tapi kalau saya mau memulai usaha, saya mau mengambil pinjaman, bisa jadi ini, saya bilang ini nggak terlalu bagus. Karena saya mau bunga yang rendah untuk saya memulai usaha saya. Jadi kalau kita ngomong untung rugi, itu kadang-kadang memang relatif, dalam masalah suku bunga ini, dari kacamata mana kita melihatnya.
Source
Sebagai masyarakat yang cerdas, kita di tuntut tetap cermat menyikapi bunga Bank yang mencurigakan. Kalau berbicara bunga Bank memang, pertama sebetulnya di dalam syari'at agama, Islam sepakat mengharamkan riba. Nah riba itu adalah, tambahan satu nilai uang yang di syaratkan bagi orang yang meminjami. Karena itu tidak ada semangat untuk saling kerjasama. Misalnya begini, kalau anda hutangi saya 1.000, harus mengembalikan 1.200 dalam bulan ke depannya. Artinya harus tambah lagi saat mengembalikan hutang saya ke anda. Jadi hutang yang 1.000 dalam 3 tahun bisa menjadi 4.000, itu tidak fair.
Seharusnya dia adalah bagi hasil. Bagi hasil itu di sebut mudharabah. Maka di sebut dalam agama mudah rubah yaitu, bisa saja itu tambahannya berkurang atau bertambah, tergantung dari hasil, sahnya seperti apa, dan itu tidak tau menau. Kalau konvensional itu kelemahannya, walaupun kita kebakaran rumah, walaupun kita meninggal, pokoknya bunganya begitu, tetap sama. Tetapi kalau dalam sistem Bank syari'ah, menjadi berbeda. Jadi hutang misalnya begitu, ya selamanya begitu, penambahannya bisa, caranya adalah, biasanya nanti ada di akadkan jual beli. Misalnya gini, motor ini harganya 28 juta, tapi saya jual 30 juta, anda boleh bayar selama setahun. Tapi itu tetap 30 juta, terus hutangnya, jadi hutang itu tidak nambah-nambah.
Source
Jadi Aristoteles mengatakan, "Uang tidak bisa melahirkan uang", dan itu di anut oleh beberapa agama. Walaupun sebetulnya Bank konvensional di atur oleh pemerintah, tidak tentu mencekik leher.
Manfa'at Menabung
Baik, kalau berbicara tentang menabung, kembali lagi menjadi suatu hal, yang di biasakan. Nah masalah ini menjadi pilihan anda, mau nabung di Bank konvensional, atau mau nabung di Bank yang bersifat syari'ah. Ya silahkan-silahkan saja kepada anda, kembali lagi ke pilihan masing-masing, kalau saya pilihnya yang aman-aman saja.
Jadi sebetulnya, yang namanya penghasilan itu dia tidak masalah, mau tetap atau tidak, yang penting nabungnya tetap. Karena begini, saya berprinsip, penghasilan itu tidak masalah, tetap atau tidak. Yang penting dia bisa ada pengeluaran tetap. Karena biar bagaimana kan, pengeluaran tetap. Jadi kalau masuk, pemasukan tetap atau tidak, nggak masalah. Yang penting dia bisa atur, supaya dia bisa bayar pengeluaran tetap, tiap tanggal sekian ada pengeluaran apa, ada biaya operasional.
Sebenarnya kalau mau bicara, kalau sekarang zaman inikan, banyak sekali industri kreatif, lagi sangat berkembang. Dan seringkali kita lihat industri kreatif, penghasilannya kan nggak tetap. Nah saya ingat sekali 10-15 tahun lalu, yang namanya orang tua, selalu menyarankan anaknya, kalau bisa bekerja di tempat yang bisa berpenghasilan tetap.
Saya pikir itu agak sedikit memanjakan, karena bukan penghasilan tetapnya. Yang jadi masalah sebetulnya dia bisa punya tanggung jawab, untuk bayar pengeluaran tetap, dan menabung secara tetap. Yang menarik adalah, orang yang berpenghasilan tidak tetap itu ada 2 macam. Yang pertama, dia penghasilan nggak tetap dapatnya. Yang kedua dia tetap dapat, tapi angkanya yang tidak tetap. Saya lebih suka yang terakhir, dia tetap dapat, walaupun penghasilan angkanya tidak tetap.
Dan seringkali mereka yang terjun di dunia ke artisan, misalnya itu dalam sebulan, dia bisa dapat honor berkali-kali. Jelas ya ? striping, misalnya talk show, atau mc. Orang bisa dapat penghasilan berkali-kali dalam sebulan. Setiap kali dapat honor, tetap dia nabung. Tapi biar gampang, ini minimal 10% dari inkam yang dia dapatkan.
Jadi misalnya kalau seorang karyawan seperti saya misalnya, itukan dapat penghasilan sebulan sekali. Nabung misalnya 10% dari gaji tadi. Nah kalau seorang artis, atau orang yang terjun di industri kreatif, dia dapat honor berkali-kali. Dalam sebulan dia juga nabung berkali-kali dari 10%, dari honor yang dia dapatkan. Nah dengan begitu, kita sudah punya modal buat jaga-jaga. Ya siapa tau nanti ada keluaran mobil terbaru, kita sudah punya tabungan untuk membelinya. Maka dari itu, Kita harus rajin menabung, untuk masa depan yang lebih baik. semoga menginspirasi💫
~Keep Writing~
Salam Sahabat Inspiratif
Hello @midiagam, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!
Good content, I resteemed your post, same favour me
thank you, friend, I have just given the value of your post just now. greetings