Dilan, tokoh fiktif dalam novel Dilanku 1990, mengatakan kepada kekasihnya bahwa rindu itu berat. Maka sang kekasih yang bernama Milea, dilarang menanggung rindu, biar Dilan saja.
Kalimat yang diucapkan oleh tokoh fiktif yang diciptakan oleh Pidi Baiq itu melalui telepon umum, sungguh romantis, menyihir, dengan sudut kamera yang pas (kala diangkat ke layar lebar) dan kemudian booming. Seketika viral ketika dijadikan meme oleh warganet. Mulai murid SD hingga orang gedongan membicarakan Dilan, bahkan ada yang mengaitkan kemunculan Dilan dengan upaya sebagian orang untuk mengalihkan isu pembangunan. Hal yang terakhir ini bagi saya sungguh sesuatu yang luar biasa. Maksudnya, luar biasa tolol.
Sudahlah, lupakan Dilan, apalagi yang belum baca bukunya, belum nonton filmnya, juga belum sempat nonton trailernya di YouTube. Karena Anda dipastikan tidak bisa meraba warna jaket Dilan dan Milea, postur tubuh mereka, cara mereka senyum, serta motor apa yang digunakan oleh Dilan. Konon lagi ingin mengetahui warna dalaman mereka.
Oh iya, sebagai pengagum kata-kata romantis, saya tentunya memiliki kemiripan dengan Dilan. Tentu bukan pada wajah dan postur tubuh. Karena dengan kegantengan yang ikonik --dulunya-- saya jauh lebih unggul di kampung saya. Hus, jangan sewot, karena kegantengan tetap terperangkap dalam ruang, waktu dan kondisi sosial masyarakat. Makanya di mata orang Afrika, perempuan secantik Milea belum tentu cantik di mata mereka. Konon lagi bagi orang Eropa. Kecantikan, memiliki sekat budaya. Eh, tadi kita sedang bicara kegantengan, bukan kecantikan.
Lupakan, pokoknya, sekalipun di mata pacar saya yang pertama, Shah Rukh Khan lebih ganteng dari saja. Jangan bandingkan dengan Dilan, berat. Mungkin, sebagai orang Aceh yang memiliki persinggungan budaya dengan India, tentu kecenderungan tertentu tetap sama. Apalagi pacar saya itu memiliki hidung mancung, mata bulat, suara bagus. Hanya postur tubuh yang mirip Korea zaman old. Mungkin, dulunya gen Korea dan India bercampur ketika nenek moyang dia sama-sama merantau ke Aceh pasca kalah perang di semenanjung masing-masing.
Satu hal yang pasti, antara orang Aceh dan Melayu Malaysia serta Singapura dan Brunai, memiliki banyak kesamaan, hanya bahasa dan kartu tanda penduduk yang membuat kami berbeda. Satu lagi, tingkat kesejahteraan. Walau secara politik, gubernur kami lebih hebat karena memiliki pesawat terbang pribadi.
Oh iya, hampir lupa saja, tadi saya membeli ikan haruan. Kalau bahasa Aceh disebut ungkot bace. Bahasa Jawa ikan gabus. Bahasa Inggris snakehead. Kalau bahasa Aborigin, saya tidak tahu.
Di Aceh, ikan haruan merupakan ikan elit yang banyak diburu oleh siapa saja yang berurusan dengan operasi tubuh yang melibatkan rumah sakit. Kandungan ikan ini dipercaya bisa mempercepat penyembuhan luka. Tentunya juga lezat bila dibuat kuah pliek, gulai, dll. Ikan haruan tidak enak dipanggang. Dagingnya yang tanpa lemak, membuat ia kering.
Di Aceh, menjadi ikan haruan tentu tidak enak. Walau berharga mahal, ikan ini identik dengan kelamin laki-laki dan orang cerdik cum licik. Maka ada istilah glue lage bace. Licin seperti ikan haruan. Ini dinisbatkan kepada siapa saja yang sangat susah ditebak, susah untuk dirangkul serta banyak akal.
Di lain pihak, bila orang membicarakan kelamin laki-laki di tempat Umum, namun sungkan bicara apa adanya, maka istilah bace pun dipakai. Hal yang sama juga berlaku bagi kalangan perempuan ketika membicarakan "kedaulatan" lelaki. "Kukalon bace jih barosa ube raya. Sabe ngon ule sikin." (Kemarin kulihat p***s dia, sangat besar. Seukuran gagang pisau."
Disamakan dengan alat kelamin tentu tak enak. Walau fungsinya vital, tapi kelamin tetap identik dengan sesuatu yang tak patut dibahas di keramaian. Kelamin adalah sesuatu yang sangat privasi. Walau ada juga yang merekam hubungan perkelaminan dan kemudian mempublikasikannya ke media sosial. Setelah capek-capek sembunyi dan merekam hubungan hangat antar kelamin, eh, rupanya tidak butuh waktu lama, disebar pula ke khalayak. Itulah manusia, sebuah rahasia kemudian diumbar ke publik. Sehingga semua orang bisa melihat ukuran, bentuk, warna serta kondisi kesehatan kelamin dan daerah sekitarnya.
Inilah yang disebut jahil murakkab. Sebuah kebodohan yang sempurna. Tidak ada kebodohan yang lebih tinggi dari diplomasi alat kelamin di tempat tertutup dan kemudian mempublikasikannya ke media sosial. Kalau orang Aceh bilang, ini krak bangai.
Yang mengistilahkan haruan sebagai kata ganti kelamin pria, bukan pekerjaan anak zaman now. Tapi kelakuan orang zaman old. Mungkin dulu, karena keterbatasan ruang gerak dan alat komunikasi yang sangat terbatas, untuk mencari kata pengganti yang tepat bagi kelamin pria adalah bace. Kalau disamakan dengan seungko (ikan lele kampung) tentu tak matching. Sebab lele punya duri berbisa yang bisa mematuk. Sekali kena tikam itu duri, seminggu akan panas dingin kita punya tubuh.
Menyamakan dengan ular juga tak tepat, karena ular terlalu panjang. Belut apalagi, semakin tak sesuai. Maka satu-satunya ikan yang bisa dicermarkan nama baiknya hanya haruan alias bace.
Saya kira ini lebih beruntung. Andaikan bace bertemu Hitler, akan lain ceritanya.
Untuk itu, Dilan harus tahu, di Aceh menanggung rindu tidak berat. Karena bisa diluahkan bila bertemu. Bayangkan bila menjadi bace. Itu sangat berat. Mungkin, sehari sebelum kiamat, bace dan p***s akan tetap ditautkan. Duh!
Kira-kira (nyoe kira-kira), kiban kelanjutan cerita jih misue bace meurumpok Hitler? Nyan perle na bahasan khusus cit
Hahaha. Nyan Kapalo. Pasti keumah dih.
Pat tajep kupi?
Jak bak Acehtrend laju, inan pong si Muji (Muhajir Juli)
Lon di Bireuen.
Beraaat tulisannya.. Tentang bace😁
Bace glue Alang.
Hehehe dialektika bace dan sungko
Vwkwkwkwkwjeke. Gawat darurat.
Luar biasa karya tulisan droneuh bg, bak lhok that jeut neukhih nyan kalon pateh.. hihihi
Wate Loen baca tulisan droneuh wajah Loen tersunyum Sabe, bereh that postingan droneuh jadeh awet muda Loen.
Salam BSC
Hahahahaha. Bertus.
Bereh that tamasak masam keueng nyan. Abeh bu satu are. Baceee
Diet diet, Bg. Bek Hana cocok luweu gob meukat.
Komplit ya ceritanya. 😀
Hehehehe. Lengkap dengan bawang dan camplie.
Aku terharu
Hahahahaha. Saya malah lucu. Wkwkwk.
mari menjaga bace agar tetap on the track
Hahahaha. Sebelum jadi kuah pliek.