Sepohon kayu daunnya rimbun, lebat bunganya serta buahnya. Walaupun hidup seribu tahun tiada sembahyang apa gunanya. Sepenggal lirik lagu yang sering kita dengar. Lagu rohani yang mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga shalat
.
Sepohon kayu ini namanya kapuk, Dalam bahasa Aceh disebut bak panjou. Pohon ini banyak tumbuh di mana saja. Karena sangat mudah tumbuh. Dengan sedikit cabang kita tanam dia akan tumbuh membesar tanpa perlu perawatan. Nama pohon ini identik dengan kenyamanan. Ketika mendengar nama kapuk pasti kita akan terbayang ada yang nyaman. Seperti nama lokasi yang digunakan untuk sebuah area real estate di Jakarta yaitu Pantai indah kapuk atau pulau kapuk.
Tetapi seiring perkembangan zaman pohon ini sudah mulai jarang di jumpai, apakah mungkin tidak diperlukan lagi atau karena tidak berguna. Kita hanya menemukan pohon ini dihutan-hutan berbeda dengan dulu dimana-mana dengan mudah kita jumpai.
Pohon kapuk adalah pohon yang unik menurut saya. Pohon yang mudah tumbuh dan cepat besar. Buahnya tidak dapat dimakan, kayunya tidak kuat, ringan, mudah busuk jika dibiarkan diluar. Untuk kayu bakar saja tidak bagus. Biasanya kayunya digunakan untuk papan cor sekali pakai. Artinya biarpun pohonnya besar tapi tidak dapat digunakan dalam bidang konstruksi dan inilah yang membuat dia terabaikan di zaman sekarang.
Manfaat pohon Kapuk
Buah
Kenapa pohon kapuk identik dengan kenyamanan?. Mari kita flashback sebentar ke zaman old. Ketika orang zaman dulu memerlukan bantal untuk tidur maka mereka akan mencari kapas. Kapas ini sumbernya dari pohon kapuk ini. Dari buahnya lah lahir kapas kapas alami yang dijadikan bahan-bahan untuk bantal tidur yang membuat kita bisa tidur nyenyak. Sebelum kapas-kapas sintetis hadir seperti dacron dan lain-lain. Dengan mudahnya kapas tersebut di petik dari pohon, dipisahkan biji, kulit dan isi buah kapuk untuk dijadikan bantal tidur. Jika sudah tipis bantal ini dijemur dan akan mengembang kembali setelah di puku dengan alat khusus yang dibuat dari rotan. Manfaat ini menyeluruh dari anak bayi sampai orang dewasa.
Daun
Daun pohon kapuk sering digunakan sebagai obat penurun panas untuk anak-anak. Daunya yang masih muda diremas-remas dalam air dan dimandikan kepada anak-anak yang menderita panas. Atau ada juga beberapa helai daun muda ditumbuk diambil airnya diminumkan kepada pesakitan. Terbukti mujarab.
Pohon Kapuk
Sekilas karena kayunya yang ringan dan tidak berkuaitas maka kayu pohon kapuk ini tidak layak dimanfaatkan. Tetapi ada satu keuggulan kayu dari pohon ini yang tidak dimiliki oleh pohon lain. Keunggulan ini untuk kenyamanan bersama. Kayu dari pohon ini dapat digunakan untuk pasung dalam bahasa aceh di sebut Noh. Pasung ini digunakan untuk orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Dibuat sedemikian rupa dan dimasukkan kaki kedalam pasung ini. Sehingga yang bersangkutan tidak berkeliaran dan mengganggu orang lain.
Kayu dari pohon ini dipilih karena ringan dan lembut. Sehingga tidak melukai kaki pesakitan. Dan kayu dari pohon ini tidak akan lapuk selama tidak terendam air. Jadi akan nyaman buat kaki pengguna (silahkan dicoba kalau penasaran).
Kenapa masyarakat memilih menggunakan kayu dibandingkan rantai?. Ini menyangkut harga diri juga, karena rantai identik digunakan untuk mengikat monyet atau binatang. Jadi dengan pasung ini jadi terbedakan.
Seiring perkembangan zaman. Maka pasung ini pun sudah tidak boleh digunakan lagi. Dibangun rumah sakit jiwa untuk memuahkan dan memuiakan hamba hamba yang mengalami gangguan kejiwaan. Sebagaimana juga kapas digantikan dengan dacron dan obat turun dpanas digantikan dengan sunmol.
Jadi apakah kita harus menebang habis pohon kapuk ini sehingga kedepan hanya tinggal namanya saja sebagaimana pantai indah kapuk dan lain-lain.
Saya kira pasti masih berguna pohon ini. Jadi perlu dilestarikan minimal menjadi pengingat atau menjadi penganti rantai sebelum pasien dibawa ke RSJ.
Apalagi fenomena SBD yang turun drastis dalam beberapa hari ini, jika ada sahabat yang membutuhkan, pohon ini masih tersedia di jalan elak alue awe Lhokseumawe.
Sepohon kapuk tumbuhnya rimbun, semoga masih tetap berguna dan tidak untuk digunakan seperti manfaat yang ke tiga.
Semoga menjadi bahan kajian buat kita bersama. Selamat menjalankan ibadah puasa. Semog sehat walfiat.
Salam
Ketika saya kecil dulu sering melempar pohon ini, tujuanya tiada lain untuk mengambil buah yang masih muda dan dimakan mentah2,kenangan anak2 yang lahir tahun 80an... Hehehehe
Yang perle tapegah so yang ilhab krn hana so vote. Bak panjo manteng ne me 2 bak teuk
macam kutupat bak panjo nyan .bang .ban ka keuneng ,kamera troh bak bak panjo get ih hehehe .. retteh jeut tahubungi roneh
👍
na neupakek .wa ngen no nyan