Teungku Alif Ba dan Malam Lailatul Qadar

in #indonesia7 years ago (edited)


sumber
Assalamualaikum sahabat steemians semuanya,
Hari ini, saya akan mencoba menceritakan sedikit kisah seputar Ramadan. Bulan Ramadan sangat identik dengan malam Lailatul Qadar. Lailatul Qadar itu sendiri adalah bermakna malam ketetapan atau bisa dikatakan satu malam yang sangatlah penting dalam bulan Ramadan, dan didalam Alquran pada surat Al-qadar juga sudah dijelaskan bahwa malam lailatul qadar adalah malam yang terbaik dari seribu bulan.

Malam lailatul qadar ini juga merupakan malam diturunkannya Alquran. Dan sangat diyakini oleh semua umat muslim bahwa di malam lailatul qadar ini akan diturunkannya segala Rahmat kebaikan dan pada malam ini juga doa-doa yang kita pintakan akan dikabulkan oleh Allah SWT, akan tetapi syarat-syarat berdoa yang baik juga jangan dilupakan.

Malam lailatul qadar ini biasanya terjadi pada malam-malam 10 hari terakhir Ramadan. Banyak tanda-tanda yang harus diperhatikan saat menunggu malam lailatul qadar, salah satunya adalah seperti Sabda Nabi Muhammad SAW, di malam lailatul qadar malamnya akan cerah, tidak dingin dan tidak pula panas, dan pagi harinya matahari akan bersinar kemerahan yang lemah.

Nah, berbicara malam lailatul qadar, saya teringat dengan satu kisah yang pernah saya dengar dari beberapa ustad, saya tidak tahu apakah cerita ini hanya fiktif belaka ataupun memang cerita yang benar adanya, tapi akan coba saya bagikan untuk semua, karena menurut saya cerita ini cukup positif juga untuk dibaca.

Mari kita mulai..


sumber

Konon pada zaman dahulu, ada seorang santri yang mondok disalah satu pesantren di daerah perkampungan. Santri ini bukanlah santri yang pintar seperti santri lainnya. Sangking lemahnya IQ dia, sudah beberapa tahun dia di pesantren, Alif ba saja belum bisa sepenuhnya dikuasai olehnya (gohlom tamat quran ubeut), alhasil karena kebodohannya itu, dia di panggil dengan sebutan Teungku Alif ba.

Perlu diketahui, bahwa sebagai seorang santri yang sudah lama mondok di pesantren yang belum tamat alif ba, penamaan nama Teungku alif ba ini sangatlah terhinakan. Karena santri yang belum bisa tamat alif ba terkesan masih anak kecil.

Akan tetapi, walaupun demikian, Teungku alif ba ini sangatlah sabar orangnya, dia mempunyai kepribadian yang sangat baik, walaupun dia belum bisa menyamai kepintaran santri-santri yang lainnya, Teungku alif ba terus berusaha dan belajar dengan tekun, karena dia yakin Allah Sang Maha Segalanya telah merencanakan rencana yang terbaik untuk dirinya.

Dan harapan Teungku Alif ba pun terkabulkan. Saat itu, pada bulan Ramadan, kejadiannya pada malam hari yaitu malam 10 terakhir Ramadan. Seperti kebanyakan santri lainnya, Teungku alif ba pada malam itu beribadah semaksimal mungkin, mulai dari salat tarawih hingga membaca alquran. Tepat pada tengah malam, selesai salat tahajud, Teungku alif ba tiba-tiba sakit perut dan ingin membuang hajat. Karena kondisi perkampungan zaman dulu belum seperti sekarang yang serba ada fasilitasnya. Maka yang menjadi tempat untuk buang hajat pun masih di atas tanah dan di tempat yang tidak ada orang pastinya. Maka pergilah Teungku Alif ba ini ke hutan, dan sampai di hutan dia membuka kain sarungnya dan menggantungkannya di atas pohon kelapa yang menjuntai ke bawah. Dan selesai menyelesaikan urusannya, saat dia akan mengambil kembali kain sarungnya, dia melihat kain sarungnya itu sudah berada di atas pohon kelapa yang menjulang tinggi tegak ke atas.

Teungku alif ba tidak menyangka malam itu adalah malam lailatul qadar, yang konon di ceritakan oleh para ustad, di malam lailatul qadar terjadi pohon-pohon akan bersujud semuanya, dan keadaan di malam itu akan sunyi senyap dan tenang.

Alhasil, karena Teungku alif ba ini dapat secara langsung menyaksikan malam lailatul qadar, pada pagi harinya saat dia mengaji semuanya terasa mudah saat dibaca. Dan yang sangat menakjubkan lagi, bukan hanya (quran ubeut) saja yang bisa dibacanya, akan tetapi (quran rayeuk) pun sudah dapat dikuasainya. Dan yang sangat mengesankan lagi adalah, Teungku alif ba ini pun dipercayakan oleh gurunya untuk mengajar santri-santri lain di pesantren tempat dia mondok tersebut.

Inilah sedikit kisah yang terjadi pada malam lailatul qadar yang dapat saya bagikan.
Kesimpulannya adalah, Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, dan di bulan Ramadan ini terdapat satu malam yang sangat istimewa, yaitu malam lailatul qadar. Maka dari itu, perbanyaklah amal ibadah selagi kita masih diberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan di Bulan yang penuh berkah ini, dan cobalah menargetkan untuk bisa mendapat kesempatan beribadah di malam yang sangat istimewa ini. Untuk mendapatkan malam lailatul qadar dibutuhkan hati yang tulus beribadah kepada Allah, dan senantiasa menjalani semua perintahnya. Untuk siapa diberikan kesempatan melihat dan menjalani ibadah di malam lailatul qadar ini, semua itu tidak terlepas dari rencana Allah SWT yang indah dan juga usaha kita yang sempurna.


sumber
Semoga Allah SWT memberikan kita semua kesempatan untuk dapat menjalani puasa di Bulan Ramadan ini dengan penuh ketekunan dan juga diberkahi oleh Allah SWT, amin.

Sort:  

Terimakasih sudah menggunakan tag #ramadan-tkf

Ditunggu postingan berikutnya, segala yang berkaitan dengan Ramadhan 😊

Salam hangat dari Kanada,
download_20180510_175631.jpg