"Penat dengan segudang pekerjaan, liburan solusinya"
Sahabat steemians, saya kali ini berbagi album foto dan pengalaman liburan saya dan semoga anda bisa setidaknya mengetahui bagaimana tempat yang saya jelajahi.
Takengon adalah kota yang saya pilih karena berbeda suhu dengan kota saya tinggal (Lhokseumawe).
Awal perjalanan, "Hanny" mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp (WA)
"KOM, Sabtu ada kemana?"
Karena saya pun sedang santai di rumah dengan gampang menjawab
"Ga ada, knp niq? Piknik kita?"
Ternyata Aniq merespon dengan lantang
"Pagi jam 7 ke Takengon 😎"
Saya yang awalnya bercanda mengajak pinik malah di iyakan
"Wokeeee, malam ini (Jumat malam Sabtu) prepare"
Saya yang sudah sangat lama tidak menginjakkan kaki di tanah GAYO mulai membayangi bagaimana rupa Takengon setelah hampir 5 tahun.
Sabtu pagi Mobil sedan Honda Civic terparkir di depan rumah pukul 8:15wib (kebiasaan awak aceh janji jam 7 berangkat jam stengah 9 pagi) bukan jadi masalah karena tidak di kejar waktu dan tujuan sepenuhnya Piknik.
Perjalanan di mulai dari kota Lhokseumawe melalui Jalan Lintas PT. KKA - Bandara Rembele. Itu merupakan rute yang saya kategorikan baru karena dulu orang2 mengatakan bahwa itu kawan Basic konflik (Jen Beh Aneuk/Aceh).
Setengah laju kendaraan yang mendaki melewati tempat wisata yang banyak di kunjungi Netizen Sosmed (Instagram, Twitter dan Facebook) "Gunung Salak" kelihatan seperti tempat persinggahan ada tempat makan, tongkrongan dan spot foto2 "cantik". Tapi saya melanjutkan perjalanan menuju Pondok Bener Meriah sampai ketemu Bandara Rembele.
Lhokseumawe suhu siang berkisar 27 s/d 31 °© berbeda dengan Tanah Gayo saat siang berkisaran 14 s/d 18 °©. Awalnya AC menyala dalam perjalanan cukup membuka Kaca pintu mobil sudah seperti AC yang menyala "adeeeeeem".
Sesampai di bandara Rembele saya hanya melirik sebentar "penasaran bagaimana bentuk bandara yang baru di bangun" mobil pun memantapkan laju menuju Lampahan dan menuju Kota Takengon.
Pukul 10.45wib tiba di rumah sahabat aniq "nova & apid" terletak di tengah kota Jl Lintang masuk lorong kecil samping Grand Penemas Hotel. Kami memutuskan istirahat sebentar (meluruskan kaki).
"Aniq, mana sanggop keeh sedan naik2 takengon. Ganti Kijang aja, wokeeee😎"
Penjelajahan Kota Takengon di awali dengan pilihan :
- Pantan terong
Widiiiiih Wikipedia saja jelasinnya bagus, tanpa menunda2 tancap gas.
Dalam pendakian mobil kijang, terlewati beberapa mobil yang mogok "tidak sanggup menahan"
Teknik berkendara saat mendaki, stanby gear 1 dan 2 karena lumayan terjal rutenya serta kurangi memainkan pedal turun naik "Untung apid dan biasa mengendarai di Takengon, tooh sudah 4 tahun😂" dan sampai d puncak pantan terong bayar parkir Rp.10.000,- dan biaya per/orang dewasa Rp 5.000,-
Dengan perasaaan yang takjup, langsung pasang gaya 😎
☝👆☝👆☝👆Bagian Atas
👇👇👇👇👇👇Bagian Bawah
Ini saya kenalkan sang sahabat "Hanny"
Waaah masih banyak lagi tempat wisata yang belum di terbitkan😎
Berhubung saya capek nulisnya, nyicil ya😂😂😂
See u next Post🔪