Lhokseumawe, Kamis 18 Januari 2018
Cuaca dikategorikan Mendung, berawal dari ajakan Gowes Sahabat lama "Hanny"
"Ayooo kom kita gowes" (kom panggilan saya saat kuliah menjabat sebagai Komisaris Kelas Teknik Sipil D-III Politeknik Lhokseumawe)
Saya yang tidak pernah serius Gowes pun mencoba karena merasa mampu, awal perjalanan saya melakukan pemanasan bak seperti orang2, rumah saya yang terletak di dusun Haji Nafi gp Mns Mesjid mulai mengayuh ke Polres Kota Lhokseumawe, lalu bertemu dengan "Hanny" dan melanjutkan Gowes ke Polantas Cunda (menunggu Team Gowes Lhokseumawe yang hendak latihan untuk event Tanggal 21 Januari 2018.
Saya pribadi mengayuh sepeda dari Polres menuju Polantas sudah Ngos-ngosan, lalu istirahat sembari menunggu Team Gowes Lhokseumawe.
Kayuhan sepeda di mulai dengan rute Polantas Cunda menuju lorong di samping Hotel Liddo Graha, lalu ketemu jalan Rel kawasan Uteuenkot dan naik ke bukit Kandang, awal naik saya pribadi setengah mampus mengayuh sepeda karena belum terbiasa mengoperasikan gear sepeda, setalah di informasikan akan menaikkan dan turunkan gear saya sedikit faham kenapa ada gear di sepeda. Namun karena tidak terbiasa saya memutuskan istirahat akibat nafas yang tidak beraturan dan jantung berdebar kencang.
Setelah tepar sejenak, kami melanjutkan ke puncak Bukit Kandang dan mendapatkan hasil pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Panorama Kota Lhokseumawe.
Ternyata puncak bukit Kandang adalah permulaan dalam petualangan mengayuh sepeda team Gowes Lhokseumawe, kayuhan sepeda di lanjutkan menuju rute yang lebih ekstrem.
Rute yang awalnya jalan beraspal dilanjutkan dengan berbatu dan menurun.
Lalu naik lagi, ibarat nyanyian semasa kecil "naik-naik ke puncak gunung, tinggi-tinggi sekali" saya jenuh tapi tertantang walau sudah muntah dalam perjalanan.
Ini adalah rute terparah, melewati hutan bambu yang di samping nya jurang dan sangat licin, saya rasa tidak ada orang yang berjalan hanya peGowes yang menjajah rute ini, karena terlihat jejaknya hanya sebesar ban sepeda.
Ada cerita bahwasanya salah satu Team Gowes Lhokseumawe ketika pertama kali melintasi rute ini sampai terjatuh ke jurang, ya ya ya ya saya tidak jatuh (satu prestasi)
Ternyata rute tersebut jika di kayuh lebih masuk ke dalam pedalaman menuju Waduk Jeulikat.
Gowes pun di lanjutkan dengan santai karena sudah gampang di jalan beraspal.
Lemahnya saya karena tidak bisa melanjutkan kayuhan terakhir yaitu puncak Komplek perumahan Bukit Bintang cot sabong, saya memutuskan menyerah dan meminta bantuan penduduk sekitar yang mengendarai sepeda Motor Scopy sampai persimpangan jalan rel Uteunkot. (Terimakasih bapak yang lupa saya menanyai namanya, pokonya saya ingat wajah bapak tersebut "terimakasih pak")
Sepeda saya di gotong oleh ketua team Gowes Lhokseumawe sampai ke persimpangan diatas.
Saya menyerah total, tidak mampu lagi mengayuh sepeda, dan memutuskan menaiki becak menuju rumah dengan biaya Rp.7.000.
Maaf team Gowes Lhokseumawe, waktu yang biasanya hanya 30 menit, karena ada saya menjadi 2 jam 😭
Terimakasih Team Gowes Lhokseumawe atas motivasi dan semangat yang di berikan sehingga saya menjadi rutin mengayuh sepeda.
Dan sukses untuk eventnya, semoga semakin Kompak.
"Ayoo sehat dengan mengayuh sepeda, go go Gowes"
Tulisannya sudah bagus, tapi tag nya yg perlu diperbaiki.
Saran saya gunakan tag :
indonesia sport story writing
Woooow jadi makin terbuka pola tulisan saya kedepannya
Thanks again Mr.MJ #sukses