Tidakkah kita menyadari, dalam pengaulan sehari-hari betapa seringnya kita temui orang-orang yang dengan gampang melakukan tuduhan miring kepada orang lain tanpa dasar yang jelas, atau suatu kelompok berprasangka negatif terhadap kelompok lain, serta menuduh sesat golongan lain, dan kadang disertai hujatan, penghakiman secara sepihak, dan sebagainya, tanpa memeriksa kebenaran berita yang datang padanya.
Padahal, dalam Alqur'an jelas-jelas terdapat perintah bertabayyun; “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”(QS. Al Hujurat: 6).
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim berkata, “Allah Ta’ala memerintahkan untuk melakukan kroscek terhadap berita dari orang fasik. Karena boleh jadi berita yang tersebar adalah berita dusta atau keliru.”
Berprasangka tanpa meneliti duduk perkaranya, merupakan perbuatan apriori atau masa bodoh. Mensikapi orang lain hanya berdasar pada sangkaan-sangkaan negatif atau isu-isu yang beredar atau bisikan orang lain merupakan sikap yang tidak tabayyun, atau tidak mau tahu terhadap apa yang sebenarnya terjadi.
Kenapa harus memvonis mereka gila, hanya karena mereka mengatakan apa yang tak pernah kita lihat. Padahal mereka tak pernah menuduh kita buta karena tak mampu melihat apa yang mereka saksikan. Apakah mereka harus se-buta kita untuk bisa disebut waras?
Dan di era ini, kita memang harus jauh lebih kritis terhadap pengaruh sebuah informasi yang hanya berdasarkan prasangka belaka, saya teringat kalimat seorang ilmuan sosial yang mengatakan bahwa orang hanya ingin melihat apa yang ingin dilihatnya. Artinya, saat seseorang terlanjur punya prasangka, maka dia hanya akan melihat hal-hal sesuai dengan prasangka sebelumnya. Meski banyak sumber kredibel menyatakan bahwa fakta itu keliru, ia tetap tidak akan mempercayainya.
Biasanya kita yang bodoh sangat yakin dengan sepenggal informasi yang diterima, lalu mempertahankannya sebagai pendapat yang mutlak harus diterima orang lain. Sebab, kita tidak menyadari keterbatasan ilmu dalam mengaji sebuah informasi, dan keragaman pemahaman manusia. Kita hanya melihat dari sudut pandang tertentu dalam jarak tertentu dan dengan kacamata tertentu. Mareka yang berilmu selalu sadar akan kemungkinan lain dari sebuah berita prasangka dan juga menyadari pemahamannya tidak pernah sempurna tentang sesuatu hal apalagi segala sesuatu. Oleh karena itu orang berilmu selalu berhati-hati dalam mengemukakan pendapat dan bersikap, sehingga terkesan ragu.. Walhasil, sumber dari permasalahan didunia ini adalah ''keyakinan orang bodoh'' dan "keraguan orang berilmu".
Lam peupatah geupeugah
"Djak beutroeh kaloen beudeh, bek rugoe meuh saket hatee"
Meunan geu tamse menyo neuk kalon aneuk dara..haha
Terkadang djeut cit keu atra laen teuma caroeng2 tanjoe lah..
Atawa mata beuleusek jaroe bek tajam, bek atra2 gob ka ta gawang
Butoi. yang meumakna harus tapastikan ilee kebenaran informasi.
Njoe aduen.. Neu singgah bak post loen.. Pat na salah neu peurunoe
Lon kalon postingan terakhir droeneuh bahasa inggreh, hana lon tupue koreksi. Hehe
Loen pakee google terjemahan.. Krn loen hana comunity jd sidroe loen pake nmbhs inggreh laju
Tabbayun cross chek konfirmasi dan sejenisnya langkah awal kita sebelum menentukan sesuatu benar atau tidak.
Selamat berpuasa sobat
Cukup sahih.. Selamat berpuasa juga aduen @catataniranda
This post has been rewarded with 30% upvote from @indiaunited-bot account. We are happy to have you as one of the valuable member of the community.
If you would like to delegate to @IndiaUnited you can do so by clicking on the following links: 5SP, 10SP, 15SP, 20SP 25SP, 50SP, 100SP, 250SP. Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.
Please contribute to the community by upvoting this comment and posts made by @indiaunited.
Bid'ah oh Bid'ah, semoga kita tidak termasuk ke dalam bid'ah ...
Dan hanya masuk kedalam bid'ah hasanah.
Ya bang...
Semakin berilmu semakin ragu ya bg.. Semakin lapar semakin sedikit yang bisa dimakan.. Wallahi
Iya bang @zenangkasa. Makin berilmu makin tahu akan keterbatasan ilmu.
Asli bg, asli
Mantap that aduen, postingan kali ini bisa dibilang obat untuk penyakit bangsa aceh (andai mereka membacanya), tp na saboh teuk peunyaket yang sulit ta basmi, andai tulisan ini dibaca oleh yang bersangkutan, mereka tertawa seakan2 mereka bukanlah penderita dari penyakit "suka vonis" ini. Jipike postingan nyoe keu gop..hahahaha..makanya keu jih pih hanjeut keu ubat, krn tabi keu jih, jih ji bi keu gop...
Terutama sebagai pengingat bagi diri, dan tak ada tujuan menyindir siapapun. Hanya secercah nasehat, yang kirannya semoga bermanfaat untuk diri dan orang lain.
Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by munawar87 from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.
If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.