Kita tidak akan pernah berhenti mencela dan membenci orang lain selama kita masih enggan untuk belajar mengerti dan memahami orang lain. Sungguh, Masih banyak yang belum kita ketahui dan mengerti tentang apa yang diketahui dan dimengerti oleh orang lain.
Tak sedikit dari kita yang begitu mudah mencela, protes dan mengeritik tanpa solusi, tetapi ketika diminta memberi contoh hanya menggaruk kepala yang tak gatal. Malah, sangat mudah memaki. Padahal, ketika kita mendapat kesempatan, justru marah diteriaki, tidak setuju dikritik, tidak mau dimaki, dan... perbuatannya lebih parah. Dikekinian, orang seperti demikian sangat mudah didapati. Dan lebih aneh lagi, ibarat orang yang memerotes makanan yang tersaji, tetapi habis tiga piring.
Dengan mengupat, mencela dan membeberkan aib orang lain, apakah engkau akan merasa puas, atau martabat diri akan naik menjulang tinggi, atau barangkali membuat diri merasa lebih mulia dari orang yang dicela? Saya sarankan sebaiknya bersegeralah menjumpai psikiater untuk menanyai perihal yang engkau rasakan itu.. Pecayalah, sebaiknya anda pertimbangkan saran saya ini!
Kalau para bijak saling menginspirasikan, kita yang pendengki justru saling serang dengan mengupat agar bisa menjatuhkan. Ibarat sebuah perahu, hanya kebijaksanaanlah yang mampu menyeberangkan melampaui samudera kekerdilan.
Teringat sebuah nasehat dari sang Guru; "Muridku... Camkan baik-baik, akal adalah hakim yang adil dan pembimbing yang tak pernah berkhianat. Tetapi tanpa getaran cinta di dadamu (hati nurani), kau hanya akan terjebak dalam labirin wacana tanpa jeda. Kau tak akan pernah mencapai realitas, dan kau tak akan bergerak satu langkahpun dari perjara egomu. Lebih baik engkau berusaha agar bisa masuk surga, dari pada sibuk membuktikan bahwa orang lain akan masuk neraka."
Tak terbantahkan. Mencela memang lebih mudah dilakukan daripada memuji.
Mungkin kita harus lebih banyak bercermin, melihat ke dalam diri kita, sebaik atau seburuk apakah sifat kita.
Cukup inspiratif aduen @munawar87
Sahih brother @lamkote, menggugat kesadaran diri.
Tanpa kita sadar sebenarnya obat awet muda itu, tak ada amarah, dendam, benci, takabur,
riya dan segala penyakit hati. Termasuk mengumpat, caci-maki dll.
Tks sudah memberikan pencerahan di malam ini sobat
Dan sesungguhnya, amarah itulah yang membutakan mata hati. Terima kasih juga kang @catataniranda.
Nyan ka mantap lon di abng @munawar87
postingan yang sangat bermanfat jadi nasehat dan bisa du praktekkan langsung di bulan ramadhan
Terimakasih rakan @maulidin-alasyi.
tangan di atas lbih baik dr tangan d bawah
dlm arti, memberi lebih baik drpd mnerima.
tulisan dr hasil pencetan jempol sdr@ munawar87
akan mnembus sanubari stiap siapa yg mbacanya
itulh mrupakam pmberian dr sdr @M87 untk
bs d jdikan cermin kehidupan.....khususnya bg ku selaku
HAM BALA EH yang meu eh eh stiap jempol ku bkerja untuk steemetmot ini
slm ukhwah ,,, kdg ada stiap kt2 ku yg tak brkenan d ht sdr @M87 mhon d maafkn dmi untk mymbut bln
yg penh rahmah (ramadhan) yg tggal hnya bbrapa puluhan jam lagi...
Marhaban ya ramadhan saudaraku @fauzan11.
very nice post bg
Thank u mister @bigbos99
hehe your welcome
Kasus segar kayaknya bg ya
Hanya menyegarkan kembali..hehe