Seseorang bisa saja lari dan sembunyi dari lingkungan sosialnya, namun jangan disangka dirinya bisa lari dan sembunyi dari norma yang hidup dalam dirinya. Andai norma dalam dirinya telah mati, maka patut diragukan kalau ia manusia.
Membangun komunikasi, artinya berinteraksi dengan baik tanpa saling menjatuhkan. Kalau tidak, maka hanya pantas disebut meruntuhkan komunikasi.
Demikianlah mengapa banyak terjadi pertengkaran tak perlu karena orang lupa bahwa sudut pandang kita bergantung pada akal dan kondisi hati (ruhani). Hanya berusaha pintar, tanpa berusaha mensucikan kondisi ruhani (tazkiyatun nafs) akan sulit memunculkan sikap dan perbuatan yang mencerminkan rahmatan lil alamin.
Sangat bernas, menjeyukkan dan meneduhkan bang @aiqabrago.
BANGKIT!!!