Tong Kosong Memang lebih Nyaring. #steemit, Dulu Dipuji Sekarang Di Caci

in #indonesia7 years ago

Seseorang bertanya, "Tuan, anda kok seringkali mengeluarkan pendapat yang membuat golongan tertentu menjadi tidak senang? Apa anda tidak khawatir yang menyukai tuan akan makin berkurang?"

"Lho, kenapa harus takut? Bukannya sudah pernah saya katakan, sebijaksana apapun kita, tetap saja tidak bisa membuat semua orang senang pada kita.

Jadi kalau saat ini tiba-tiba saja semua yang menyukai memilih sebaliknya, maka saya tidak pernah menjadikan itu masalah, saya tidak sedang bikin pencitraan, dan tidak sedang menggalang masa. Saya cuma mengutarakan pikiran, kamu juga boleh berpikir, dia juga boleh, kita semua boleh, malah kita wajib berpikir karena kita memang punya akal.

Akal pun perlu diakali agar pikiran semakin tumbuh menjadi sebuah gagasan cemerlang, tapi tidak perlu akal-akalan agar disebut berakal. Yang terpenting, jangan sekali-kali memaksa orang lain agar tunduk dengan pikiran kita!"


Screenshot @munawar.png

Omong Kosong @miswarnjong

Konten berjudul; Omong Kosong Steemit dan Kekonyolan Para Kurator yang diposting rekan kita, memunculkan berbagai penilaian dari para Stemain, ada yang tidak setuju dengan memberikan penilaian; terlalu sentimentil, sangat kasar, dan menyinggung orang lain. Ada juga yang sependapat; luar biasa mantap, realistis, dan banyak pula.yang tak mau peduli.

Saya menilai, kebebasan gedankenexperiment dan kelihaian seorang @miswarnjong dalam menumpahkan seluruh isi pikirannya, patut diacungi jempol.

Tulisan seperti itu dapat dipastikan akan mendapatkan respon hangat dari banyak orang. Betapa tidak, setiap kalimat yang digores oleh bung @miswarnjong, rasanya telah mewakili pikiran banyak orang, hanya saja teman kita yang satu ini terlampau sangat jujur yang apa adanya dan berani mengambil resiko.

DQmYr4pgPozvwQLm19ZqLJiqRNME8NfNDdfUYEjU5AmgWa5_1680x8400.png

Penulis langsung menyadari efek yang tidak baik dari mukkadimahnya yang agak sedikit kurang senonoh. Andai lekas diklarifikasi, bisa dibanyangkan, orang-orang tidak akan berani lagi menasehati atau berbagi ilmu dengan yang bersangkutan karena takut dianggap sebuah ocehan dan merasa diceramahi.

Netralitas Dalam menilai

Disini saya bukan bermaksud ingin menjawab ataupun mengklarifikasi isi postingannya @miswarnjong, saya akan mengabaikan keseluruh isi, dan tidak mengomentari sesuatu yang menyangkut ranah pribadi. Karena, terus terang saja, saya belum mampu menyaingi maupun mengimbangi dialektika serta khazanah keilmuan yang dimiki oleh yang bersangkutan.

Saya hadir sebagai upaya menumbuhkan ruang-ruang dialogis, agar setiap retorika yang berkembang tidak terlewatkan begitu saja.

Memang benar, asumsi atau pendapat orang lain mestilah kita hargai, namun ketika sebuah pendapat individu tanpa ada dialog lebih lanjut, ditakutkan akan muncul menjadi sebuah kebenaran muthlak

Semua kita akan mengambil perannya masing-masing. Ada yang memilih menjadi pengkritik, menjadi pembela, penengah/netral, penasehat, pengamat, tampil bijak, tak mau peduli, dan ada yang cari aman(*Hana yang keunoe keudeh & hana meunoe meudeh).

Beranikah kita memvonis jika salah satu peran yang dipilih tersebut adalah sebuah kesalahan total yang tak ada sedikitpun ruang kebenaran baginya?

Pernahkah kita membaca spanduk yang bertuliskan "Tuhan Telah Dibunuh"? sontak saja orang-orang menganggap kalimat tersebut adalah kalimat sesat. Maukah kita bertanya apa yang dimaksud si penulis? Padahal yang dimaksud disana ialah, kebanyakan orang tidak lagi berharap pada tuhannya, mereka lebih banyak menyembah atasan, menuhankan uang dan kekuasaan dijadikan berhala.

Boleh-boleh saja kita berpegang prinsip atas dasar penilaian pribadi, itu memang bagus adanya, tapi jangan menempatkan prinsip yang bukan pada tempatnya. kalau menyangkut akidah, itu baru wajib prinsipil dan tidak ada tawar menawar. akan tetapi jika menyangkut perihal selain dari akidah, pintu diskusi terbuka lebar, dan masih bisa dirundingkan kebenerannya.

Keyakinan adalah salah satu pondasi kuat bagi seorang dalam berfikir, keyakinan juga menyederhanakan pikiran dan mempermudah seseorang dalam bertidak.


Dikala orang mengajak minum khamar, tanpa berfikir panjang kita dengan mudah dapat menolaknya, itu karena kita memiliki keyakinan kuat kalau yang memabukkan itu haram. Ya, keyakinan menyederhanakan proses berfikir.

Hal yang perlu diingat ialah, tugas setiap kita menyampaikan bahan mentah, namun, kebenaran secara autententik ada pada diri pribadi masing-masing yang berhak mengolahnya..

Pernah anda mengakatai orang gila? Saya sarankan untuk menghindari prilaku demikian, sebaiknya kita lebih memilih bersyukur karena kita masih waras. Orang gila sesungguhnya menjadi contoh bagi yang waras. Tuhan, tiap-tiap menciptakan yang waras juga dengan mudah menciptakan yang gila. Dalam diri orang gila, terdapat contoh akan kebesaran pencipta. Bagaimana seandainya contoh itu diletak pada diri kita, dan menjadi contoh buat orang lain? Entah bagaimana rasanya. Na'uzubillah

Yang ingin saya pertegas disini adalah, jangan terlalu gampang mengatai orang jika belum memahaminya secara utuh dan mendalam. Kita belumlah sampai pada kesimpulan, jika otak masih berfikir. karena sesunguhnya perbedaan itulah yang menjadi keseimbangan hidup.


eyes-2764597_960_720.jpg

sumber fotopixabay/

Mari Menghentikan Kebencian dan Menyebarkan Kebaikan

Konten terbaru yang diposting oleh kurator Indonesia @aiqabrago disini, saya pikir telah menjawab berbagai perdebabatan selama ini muncul. Sudah sepatutnya seorang pemimpin sebuah komunitas untuk berlaku netral dan menyeru kepada kebaikan dan sesegera mungkin menghentikan kegaduhan maupun ujaran kebencian.

Bisa dibayangkan, andai tuduhan semua orang harus direspon satu persatu, tentu ini sangat tidak mungkin, malah akan membuat kita semakin latah. Sikap seperti ini sangat patut untuk dipertahankan oleh seorang kurator, guna menghadirkan keteduhan.


@munawar87.jpg

Sumber Rezeki

Sampai detik ini kita masih menyakini dan akan terus menyakini, bahwa rezeki itu pemberian Tuhan, bukan dari seorang kurator. Hanya saja, agama telah menggariskan kepada kita dimana sumber rezeki itu didapat, salah satunya adalah dengan bersilaturrahmi. Percaya?

Ketika ada orang yang merasa diperlakukan tidak adil, maka jalan keluarnya bukanlah dengan cara mengunjing atau menebar kebenciaan. Tapi apa juga? Ikhlas. Percaya tidak ikhlas itu mendatangkan rezeki?

Kala yang diharap tak sampai, lalu memilih jalan mengunjing, maka kepuasan gunjingan itulah yang menjadi rezeki. Ketika harap tidak sampai namun ikhlas menerimanya, insya Allah rezeki akan datang dari berbagai penjuru dari sesuatu yang tidak kita duga-duga, dan semesta akan bersabda untuk menolong kita. Yakin? Lagi-lagi, keyakinan menyedarhanakan pikiran serta tindakan.

Terakhir saya ingin pertegas, postingan ini bukan untuk membantah atau membenarkan isi postingan sahabat kita @miswarnjong. Terima atas dielaktika cerdas @miswarnjong, dan terimakasih kepada kurator atas nasehat baiknya kepada kita semua


Menulis adalah sebuah keabadian, jika kepingin namanya abadi dan dikenang sepanjang jaman, maka menulislah. Lantas, datang pihak lain bertanya, "anda sebenarnya ingin menulis atau ingin ditulis"? Han abeh-abeh meunyo talayani asumsi negatifhehe

Selaku tong kosong, saya akan terus bersuara nyaring untuk menyikapi, mungkin dengan cara itu yang berisi datang menasehati

Sungguh Indah, ketika kita dipertemukan dan dipersatukan dalam komunitas yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. Marilah saling bahu-membahu membantu menuju kesuksesan bersama, *peu saban lupoe*- *lam baten sama rata, ta gayoeh beusama.. hayooeehhhh*

Created By: @munawar87
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat

MYXJ_20180307174115_save.jpg

Salam Kompak Komunitas Steemit Indonesia


IMG-20180320-WA0006.jpg

Semoga Tali Silaturrahmi Ini Terajut Menjadi Sebuah Ikatan Persaudaraan Yang Saling Memberdayakan

IMG_20180313_075953.jpg

Sort:  

Congratulations! I like the post very much hope you can post beautiful ly, please, please, please give an upvote @aponkhan

Aku suka dengan tulisan Tgk Miswar Nyong! Menohok sekali...

Benar sekali. Cerdas dan lugas

Mantap @munawar87 tulisan yang sangat inspiratif, saya sangat (tidak) mengerti...😁

Makna cit meulawoek-lawoek..hahaha

Nyan keuh... Maken meulawok maken mangat... Na ureung nyang cukop serius bak geu surah steemit, ka lage teungku surah kitab... Meunyo @munawar87 memang mantap, lawok aju... Hahaha

Ukuen, lon sang keunan cit.nnhahahhahaha

Semangat terus dalam menulis

Pantang menyerah..khik khik

Ide yang keluar dr pengalaman konstektual sang haha

Sang bak meunan.. Tp aleh nyo..

Hahaha mengugat secara ilmiah. Meunan sang 😁

Sang-sang hahaha

Saya sangat setuju dengan tulisan bang @munawar87, ya kita tidak boleh menghakimi orang lain salah karna berbeda pendapat, kecuali di dalam ranah akidah, perbedaan dalam melihat sesuatu itu hal biasa terjadi, dan saya juga setuju dengan postingan bang @miswarnjong yang melihat steemit dari sudut pandang lain, dan apa yg disampaikannya ada benarnya menurut saya yang masih baru di steemit.

Ya, kita tidak sedang membenarkan postingan itu ataupun sebaliknya. Sudut pandang itu lah yang kita maksud, postingan teman kita itu hanya sebagai contoh perbedaan pendapat yang sangat lumrah. Dan tidak sepenuhnya benar. Karena yang disampaikan sepenuhnya asumsi pribadi.

Terima kasih atas tanggapan dan uraian bang @hericopter

Bagi saya ini catatan pentingnya bang @munawar87

Menulis adalah sebuah keabadian, jika kepingin namanya abadi dan dikenang sepanjang jaman, maka menulislah. Lantas, datang pihak lain bertanya, "anda sebenarnya ingin menulis atau ingin ditulis"? Han abeh-abeh meunyo talayani asumsi negatifhehe

karena isi memang tetang mencatat, ya catat saja bang...haha Terimakasih sahabat setiaku @gayocofeefarm

Sedikit banyak bisa menjadi penyeimbang tulisan bung miswar.
Saya suka dengan daya kritis bung miswar, saya juga suka jiwa objektif bung @munawar87
Karena, beginilah seharusnya stemian

Mantap bung @assaddam. Nyan kon rencana jak balah panton kon..hehe

Maaf @munawar87, kalimat Selaku tong kosong, saya akan terus bersuara nyaring untuk menyikapi, mungkin dengan cara itu yang berisi datang menasehati sepertinya terlalu merendahkan diri sendiri namun sedikit berbau satir.
Saya tidak memperdulikan ocehan orang yang senang atau benci tentang platform ini karena masing-masing punya hak untuk menapaki jalan pikirannya.
Membaca postingan di atas jujur saja cukup mengundang rasa gatal untuk berkomentar, secara keseluruhan sangat sangat sangat saya sukai.
Tidak ada satupun perkataan yang tidak berguna, bahkan ketika kita membicarakan kebodohan kita atau orang lain. Setiap kata yang terlepas pasti memiliki nilai dan tujuan tersendiri, namun kita hanya bisa menilai apakah itu berguna bagi kita atau tidak. Haba Teungoh Malam, harap maklum

Sependapat dengan haba aduen @lamkote. Kalimat yang teupeumereng nyan cukop meusaneut. Sebuah kearifan intelektual yang patut saya acungi jempol. Sangat cerdas aduen lon @lamkote.

bek gadoh neu peh Teem kanda @munawar87 pasti rioh Steemian ubee yang na :D

Hahahahhahaha.. Tapeh le, ta piyoh le. Nyo kanueyue piyoh buet droeneuh, lekas2 segera tapiyoh :D

Keren mas, tulisan yg bagus

Beneran dah di baca ne mas.hihi Duuhhh senangnya ambo..hehe

Heheee, sip pokoke lah mas

Hahaha thengkiyu yeee

Sama sama mas

You got a 4.64% upvote from @upmewhale courtesy of @munawar87!

Earn 100% earning payout by delegating SP to @upmewhale. Visit http://www.upmewhale.com for details!

Semoga tetap selalu kompak. Kesampingkan perbedaan dan terus berkarya. Torehkan yang terbaik.

Sukses untuk kita semua. Bravo

Alhamdulillah postingan nya sangat membantu
Terimakasih bg

Alhamdulillah. Terimakasih atas apresiasinya kang @tommy123

Sama sama bg..
Oya jgn lupa kunjungi blog saya ya. Bg..
Semoga Tali silaturahmi kita semakin kuat

Congratulations! Tulisan anda masuk peringkat 10 kategori Tulisan Dengan Upvote Terbanyak, di 10 Besar Tulisan Hari Ini di https://steemit.com/peringkat/@puncakbukit/10-besar-tulisan-hari-ini-minggu-1-april-2018 ..

Terimakasih @puncakbukit atas apresiasinya.