Mesut Ozil Tinggalkan Jerman Beralasan Rasis

in #indonesia6 years ago (edited)

image


Piala Dunia telah usai 15 Juli lalu dan banyak hasil tidak sesuai harapan banyak orang, tim besar bisa kalah dan tim kecil tak diperhitungkan bisa menang bahkan hampir juara, seperti Kroasia. Kroasia sendiri lolos ke Rusia melalui babak play-off, begitu juga Swedia.

Sementara tim besar, hanya Jerman yang tidak lolos ke babak kedua piala dunia tahun ini. Jerman menuai hasil pahit tidak seperti tahun 2014, Der Panzer menoreh juara. Tahun ini, jagankan juara melangkah ke babak kedua saja tidak mampu, bahkan menjadi juru kunci grup F di bawah Korea Selatan, Meksiko (runner-up) dan Swedia (juara grup).

Lantas kekalahan memalukan terhadap Jerman, orang-orang di Jerman seakan kompak menyalahkan satu pemain. Dia adalah Mezut Ozil. Ozil adalah penduduk asli Jerman sejak lahir dan beragama Islam. Sementara orangtuanya bernama Mustafa Ozil (bukan @mushthafakamal) berasal dari Turki.


image


Gelandang Arsenal ini menuding atas perbedaan agama dan bangsa keturunan itu, menjadi biang dia disalahkan atas kekalahan Jerman, karena tidak sepenuh hati bermain untuk Jerman. Fakta kuat menurut orang pengkritik, sebelum piala dunia, Ozil sempat bertemu dan berpose dengan sosok “pemimpin dunia Islam”, dia adalah Presiden Turki Recep Taiyib Erdogan.

Berikut kutipan pernyataan ozil dikutip situs https://www.liputan6.com/bola/read/3596939/mesut-ozil-mundur-dari-timnas-jerman melalui The Mirror di Instagram Ozil.

"Dengan berat hati dan setelah mempertimbangkan banyak hal yang terjadi baru-baru ini, saya tidak akan lagi bermain untuk timnas Jerman, karena saya merasa ada perlakuan rasis dan tidak hormat," ujar Ozil seperti dikutip dari akun Instagram resmi miliknya pada Senin (23/7/2018) dini hari WIB.

"Ini keputusan yang sulit karena saya selalu memberikan segalanya untuk rekan setim, staf pelatih, dan orang-orang Jerman yang mendukung saya," kata pemain yang mengoleksi 92 caps bersama Der Panzer, melanjutkan."


image
Source


"Namun, saat petinggi DFB memperlakukan saya seperti yang mereka lakukan, tidak menghormati garis keturunan Turki saya, dan secara egois mengatakan saya melakukan propaganda politik, maka semuanya sudah cukup."

"Itu bukan alasan saya bermain sepak bola, dan saya tidak akan tinggal diam dan tidak melakukan apa-apa terkait hal ini. Rasisme seharusnya tidak pernah dan sampai kapan pun tidak akan pernah bisa diterima."

Sort:  

Saya pikir, ketika pelatih dan suasana berganti, Ozil akan kembali ke tim nasional. Seorang pemain bola akan merindukan suasana berada dalam sebuah kompetisi, baik dalam membela klub maupun negara. Saya berharap demikian. Tapi kalau perfomance Ozil di klub terus menurun, meski nangis darah pun ia tidak akan dipanggil kembali ke Tim Germany.

Menurut saya, langkah yang tepat saat ini adalah pindah warga negara (naturalisasi) ke Turki. Terus membawa Turki berjaya seperti piala dunia 2002 di KorJap