Puisi ini, "Tapak Sepatu", saya tulis pada Januari 1990. Kala itu, saya baru mulai intens menulis puisi. Barusan saya menukan bundel puisi itu dalam bentuk ketikan mesin tik di rak buku, di antara buku-buku puisi yang berdesak-desakan di sana. Bundel buku itu saya beri judul Perjalanan (Sajak-sajak Mustafa Ismail 1990-1992).
Ada 25 puisi dalam bundel yang berdebu dan di sana-sini sobek dan menghitam dimakan usia itu. Puisi-puisi ini akan saya posting di blog saya, harus diketik ulang tentu saja, demi menyelamatkan puisi-puisi lama saya ini. Ini semacam dokumentasi yang akan menjadi catatan perjalanan saya dalam menulis puisi. Karena itu, saya tidak mengubah apa pun ketika mengetiknya alias saya biarkan seperti halnya ketikan mesin ketik.
TAPAK SEPATU
tak kucatat berapa kilometer sudah kuukur
langkah tuaku. memotret beribu tapak sepatu
terkanvas di bebatuan dan pasir pantai. pada
lorong-lorong sempit yang kadang berkabut. O,
di mana aku kini? di sekelilingku hutan peradaban
terus menghimpit. ketika tanganku masih kosong
ada burung-burung terban meninggalkan
puing-puing impian, menikam tapak kaki!
o diriku bersiaplah sebelum kereta pagi ini
sempat berangkat.
bna, jan 90.
MUSTAFA ISMAIL | IG: MOESISMAIL | @MUSISMAIL | MUSISMAIL.COM
Posted from my blog with SteemPress : http://musismail.com/tapak-sepatu-dan-bundel-puisi-berdebu/
Terbitkan bang MI......