Ngopi atau minum kopi merupakan tradisi bagi orang Aceh, apalagi di Banda Aceh warung kopi bisa sangat mudah di jumpai di setiap tempat di Banda Aceh. Kita bisa bersantai sampai berjam jam lamanya di warung kopi sambil bertukar cerita atau hanya sekedar cari wifi gratis hehe.. Bagi saya dan suami kebiasaan ngopi sudah menjadi kebiasaan yang tergolong wajib hehe, dalam seminggu hampir setiap hari ke warung kopi biarpun yang dipesan cuma segelas kopi pancong tapi bisa menghabiskan waktu berjam jam untuk menghabisi segelas kopi pancong. Rasanya hilang semua penat atau suntuk ketika berada di warkop.
Tapi sekarang kebiasaan itu sudah sedikit hilang di keluarga kecil kami. Seminggu mungkin cuma sekali kami mendatangi warkop, itupun gk pernah bisa duduk berlama-lama seperti dulu. Bukan apa, karna ada aja yang naik ke atas meja atau dorong-dorong kursi dari depan sampai belakang atau ada aja yang goyang-goyangin meja orang lain. Sudah tidak bisa sesantai dulu, karena ada yang harus di awasi agar tidak pecah gelas kopi atau kena teguran dari penikmat kopi lainnya. Itulah anak kami yang super aktif yang membuat suasana ngopi agak terganggu karena harus terus kita awasi.
Tapi kadang kalau malam ayahnya sudah pulang si Affan lah yang ngajak kita ngopi hehe. Sebernya dia juga suka ke warkop biarpun sampai ke warkop dia cuma minum teh hangat tapi tetap pas ngajak "ayah kita minum kopi yok" hehe.
Kok bisa terganggu ya, Kak? Padahal anak adalah yang diharap-harapkan keberadaannya. Setelah ada, malah terganggu. :(
Uppp...nggak gitu2 juga @citrarahman,jangan terkecoh dengan judul nya..walaupun sekarang waktu ngopi kami nggak seromantis dulu, dalam hati kami sangat bersyukur dengan kehadiran seorang anak tengah keluarga kecil kami..
Wkwk...iya kak.