Kali ini saya akan kembali mereview buku karya bapak Kamaruzzaman Bustamam Ahmad Ph. D, yaitu buku Acehnologi, tentang Masa Depan Dayah di Aceh, Pada bab 31 Volume tiga. Selamat membaca, dan semoga bermanfaat.
Pada bagian pertama dari bab ini di paparkan mengenai dayah, yang mana dayah saat ini sudah bisa menentukan pilihan, Apakah terus bertahan pada tradisi ilmu pengetahuan yang telah diterapkan pada saat ini atau malah memikirkan bagaimana melakukan ilmu pengetahuan yang baru terhadap generasi baru di aceh sendiri.
Di aceh sebelum munculnya perguruan tinggi, pesantren lah yang telah menghasilkan ilmuwan yang bisa atau mampu mengukir sejarah pada peradaban di Nusantara. Dari sanalah bisa dilihat kunci dari keberhasilan dayah adalah mampu dan berhasil membangun jiwa manusia secara terus menerus, mulai dari pengasahaan intelektual sampai spiritual.
Mengenai dayah dalam bab ini, sejak dulu dayah sudah dijadikan sebagai bagian dari memahami sejarah rakyat aceh, dimulai dari sebelum kedatangan penjajah, sampai sudah bergabung dengan Republik indonesia. Dan mengenai ulama aceh tentu tidak dapat dipisahkan dengan dayah. Maka dari itu dayah menjadi salah satu pusat peradaban dan sangat memberi pengaruh hingga masih dapat dirasakan sampai saat ini.
Pada bab di sini juga di kupas mengenai studi agama, bahwa spirit di miliki oleh tuhan, jadi bagi ummat islam pemiliknya adalah hanya ALLAH, begitu pula dengan spirit yang ada di dunia ini yang cukup beragam, ada spirit baik yang mampu membawa manusia kepada kehidupan yang bahagia. Adapula spirit yang buruk. Manusia yang mampu mempelajari spirit maka mampu menjelaskan beberapa hal, yang tidak bisa di jelaskan oleh manusia lain secara keumuman.
Misalnya seperti mampu menjelaskan mengenai rahasia alam, dan hanya orang tertentu lah bisa memahami nya. Mengenai spirit ini banyak di temui di daerah pegunungan, para spiritualitas juga berusaha keras mengumpulkan spirit yang di jadikan fondasi dari peradaban.
Di Asia Tenggara, spirit dan jiwa dari ummat islam hanya ada di pesantren, bahkan dahulu sebelum kedatangan penjajah atau setelah merdeka. Kajian dayah sudah di jadikan suatu yang digunakan untuk memahami sejarah rakyat aceh, orang-orang sering mengunjungi dayah karena diyakini pada dayah adanya suatu spirit dari masyarakat aceh yang adanya hanya di dayah atau pesantren.
Saat ini dayah mengalami perkembangan dengan adanya ustd dan menjadi suatu yang sangat fenomenal, karena dirasa Ustd cukup mempengaruhi pemuda pemudi aceh dari dakwah yang di bawakan melalui sosial media.
Dayah dalam mempertahankan tradisi dari keilmuan menjadi hal yang tidak mudah, karena adanya ilmu-ilmu baru yang di anggap penting oleh generasi sekarang ini, walaupun selanjutnya ilmu dayahlah yang sangat penting dan menjadi spirit di dalam masyarakat aceh. Dayah di masa yang akan datang juga terancam punah dikarenakan modernisasi dan sistem global yang dapat merusak tatanan dari dayah.
Di aceh Mengenai keragaman sering melibatkan alumni dari dayah seperti alumni dayah yang sudah pernah menuntut ilmu di timur tengah karena mereka dapat dipercayakan untuk menjaga tanah suci di aceh yaitu tanah yang di mana dapat memperoleh spirit pada umat beragama. Maka perlunya terus mengajarkan ilmu keragaman pada generasi muda selanjutnya agar terpelihara spirit ke-Aceh-an.