Ziarah makam ulama menjelang Ramadhan

in #indonesia7 years ago

image

Assalamualaikum teman-teman ,,,
Kali ini saya akan membahas tentang ziarah makam ulama sebelum bulan puasa, selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Ziarah kubur sebelum puasa menjadi tradisi tersendiri, di mana jika tidak melakukannya serasa ada kekosongan atau hampa dalam menjalankan ibadah puasa, karena ziarah kubur ke makam ulama sudah sering di lakukan sebelumnya, maka bagi sebagian orang menziarahi makan para ulama sebelum ramadhan adalah keharusan, karena dirasa membawa keberkahan.

image

Tradisi ziarah makam ulama ini selain mendoakan para ulama, membaca AL-QURAN dan mengingatkan akan kematian pada diri sendiri juga di gunakan untuk merawat makam atau bersih-bersih di area makam.

Tidak hanya mengunjungi makam para ulama masyarakat yang menjalankan tradisi ini juga mengunjungi makam keluarga, sebagai rasa bakti terhadap mereka setelah mereka tiada. Pada awal nabi memerintah islam nabi mengharamkan menziarahi kubur karena pada saat itu iman ummat islam masih mudah goyah karena pada masa itu banyak masih yang menyembah kuburan maka nabi mengharamkan agar ummat islam tidak terjerumus kepada kemusyrikan. Sampai kemudian nabi bersabda bahwa dulu beliau melarang dan sekarang beliau membolehkan karena menziarahi kubur dapat mengingatkan seseorang akan kematian, maka dari itu sudah banyak kembali orang-orang yang menziarahi kubur hingga menjadi tradisi dan dilakukan hingga saat ini.

image

Menziarahi makam para ulama biasa nya masyarakat datang bersama keluarganya seperti yang di praktikkan di kampung saya sebelum bulan puasa tiba mereka sekeluarga mengunjungi atau menziarahi makam para ulama, ada pula yang berziarah datang bersama-sama yaitu sekampung mereka namun jarang, karena banyak dari masyarakat yang berziarah bersama keluarganya, dan yang di ziarahi bukan satu makam ulama namun beberapa makam.

image

Gambar di atas adalah makam Abu Hasan Krueng Kalee, juga menjadi tempat ziarah bagi masyarakat aceh sebelum bulan puasa.

Dan karena tradisi ini tidak menyalahi agama maka masyarakat terus melakukannya terus menerus melakukannya, dan juga memperkenalkan kepada para generasi selanjutnya makam-makam ulama yang begitu mulia, dan tidak sedikit yang sangat berjasa bagi aceh sendiri.