Bahasa Inggris, Bahasa Planet?

in #indonesia7 years ago (edited)

Bahasa inggris memang terdengar tidak asing lagi bagi kita semua. Nyaris setiap hari di era millenials ini, secara tak langsung kita terpapar dengan bahasa "Orang Bule" ini.

Gawai canggih yang sekarang sedang anda pegang, tentu didominasi bahasa inggris dalam settingan bahasanya. Wajar, karena orang-orang yang menciptakannya, juga dari barat sana. Kalau orang Aceh yang menciptakan gawai, bisa jadi akan berbahasa Aceh pula gawai tersebut. Ah tapi lupakanlah, sempat berharap suatu hari ada orang Aceh menciptakan gawai, atau naik ke bulan atau ke planet Mars, tapi apa boleh buat, bahasa inggris saja masih payah, bagaimana bisa sampai ke Bulan?

Bahasa inggris, cukup menakutkankah bahasa itu? Tentu tidak. Buktinya sehari-harinya kita begitu akrab dengan bahasa inggris. Kalau anda sekalian penggemar film hollywood yang semua menggunakan bahasa inggris, baik aksen British maupun aksen Amerika, tentu bahasa inggris terdengar lazim atau bahkan mudah bagi anda.

Apalagi jika anda penggemar lagu-lagu dari band dan penyanyi western yang setiap hari diputar di radio,televisi,cafe termasuk warkop masa kini. Mulai dari lagu-lagu era Westlife, Simple Plan, Gun's and Rose, Greenday, Avril Lavigne, Britney Spears (Ah, saya tak hapal betul siapa saja mereka) sampai penyanyi-penyanyi kekinian seperti Coldplay (walau sudah lumayan lama juga), Eed Sheeran, Justin Bieber, Jonas Brother, Rihanna, Ariana Grande, Katty Perry, One Direction, etc. All of them, lagunya memiliki lirik bahasa inggris. Secara, memang tidak mungkin kalau penyanyi barat tapi bernyanyi bahasa mandarin. Tapi ada juga yang booming dengan lirik bahasa Spanyolnya, siapa lagi kalau bukan Despacito nya Luis Fonsi. Membayangkan irama lagu itu, serasa ingin berjoget ria.

Ah kepanjangan bahas lagu, now let's back to the laptop.

Bahasa inggris, saking terbiasanya kita dengannya, kita jadi sangat hafal dengan menu dan tools yang ada di gawai atau leptop kita yang ditulis menggunakan bahasa inggris. Bahkan menu-menu pada social media, sarana kita berinteraksi dan ber-chattingan ria dengan handai taulan, semuanya menggunakan bahasa inggris.

Jika direnungkan, setiap harinya, everytime, every minutes, every second, tanpa kita sadari, kita mulai terbiasa berbahasa inggris. Let's see ! Saya yakin bahwa berkat hp anda yang canggih itu, anda yang dulu awam dengan kosakata bahasa inggris, kini jadi terbiasa. Misal, terbiasa dengan kata call (panggil), share (bagikan), post(memposting/publikasi), reply (balas), comment (komentar), source (sumber), dan lain-lain. Apalagi jika anda seorang Steemians, sudah pasti rajin berbahasa inggris. Setidaknya rajin meminta tolong google translet, itu juga bagian dari usaha belajar loh. Cieeee...
Setiap saat, ada saja kosakata (vocabulary) baru bahasa inggris yang bertambah dari hasil aktifitas anda di dunia maya. Lalu, mengapa kita masih mengatakan berbahasa inggris itu susah?

Bahasa Planet

Jika hari ini anda masih beranggapan bahasa inggris sebagai bahasa planet dan tidak penting, maka marilah kita insaf bersama sama. Saya, juga sempat beranggapan demikian.

Dahulu, ketika pindah sekolah ke sebuah sekolah dasar (salah satu sekolah lumayan reputable di Batupat karena berisi anak para karyawan) saya sempat phobia ketika mata pelajaran bahasa inggris, karena saya tidak pernah mempelajarinya sebelumnya (karena saat masih di kampung, saya juga tidak sempat sekolah TK). Saya mengutuk diri sendiri, karena terlanjur malu ketika keceplosan mengucapkan One dengan Ounee (Indonesia spelling) yang seharusnya dibaca dengan "Wan" , lalu membaca Apple dengan Aplee, yang seharusnya dibaca Eppel. Kamu anak kampung dari mana?

Jujur, itu bikin trauma seumur hidup. Tapi na'asnya, pengalaman memalukan itu, ternyata tak bikin saya serius belajar bahasa inggris. Bagi saya, bahasa inggris itu tidak penting, susah, ngejlimet, dan bahasa planet. Saat SMP pun saat kawan rajin-rajinnya ikut kursus, saya cuek. Saat SMA pun begitu, entah apa yang saya lakukan sampai tak ingat ikut ekstrakurikuler apapun. Sepertinya, saat itu saya sedang demam-demamnya menonton film Boys Before Flowers, dan sedang tergila-gilanya kepada si ganteng Goo Jun Pyo alias Lee Min Ho. Saya sanggup menonton 30 episode film Korea hingga bermalam-malam, tapi tak sanggup ikut les apapun, termasuk les bahasa inggris.

Sekarang, disaat banyak tempat, lembaga,perusahaan bahkan beasiswa dan semuanya kompak mensyaratkan kemampuan bahasa inggris sebagai prasyarat wajib, baru saya terbangun dari tidur!

Sudah tiga kali saya ikut tes TOEFL (Test Of English Foreign Language) prediksi. Dan tadi, first time i tried ITP.

image

Dan score saya sebelumnya, masih menyedihkan. Untuk ke depan sangat remang-remang akan seperti apa scorenya nanti. Semoga tak kembali menyedihkan. Itu baru tingkat TOEFL, belum lagi IELTS. Kata seorang teman, belajar bahasa inggris itu harus sampai "Gila," seserius mungkin. Itulah kuncinya. Sementara saya, i have no idea about my seriousness.

Hey, are you sleeping?

Lambat terjaga. Itulah yang terjadi pada saya hari ini. Atau bisa jadi, terjadi juga pada anda sekalian. Di saat orang-orang dengan gigihnya belajar bahasa inggris, dari SD, SMP, SMA bahkan kuliah, saya malah lalai, seolah seperti ada proyek 2 M yang sedang saya tangani saat itu. Terlihat sangat sibuk tak jelas.

Dulu bahasa inggris dianggap bahasa elite. Meuso-Soe Sinyak (Hanya orang-orang tertentu) yang bisa, namun sekarang itu sudah tak berlaku. Everyone must have english ability! Anak TK saja sekarang sudah fasih melafalkan vocabulary. Pemikiran bahwa itu bahasa elite, karena bisa jadi hanya anak-anak karyawan PT.Arun yang bisa, sudah bisa dieliminasi. Anak-anak pedalaman, seperti saya contohnya, yang masa kecilnya sempat hidup dalam perang dan besar dalam dentuman senjata, harus memiliki kemampuan yang sama. Walau saat itu, jelas tak ada waktu memikirkan belajar bahasa inggris. Untuk ke sekolah saja, harus diantar ibu. Saking mencekamnya. Namun sekarang saatnya berbenah diri. Tak ada kata terlambat atau terlalu tua untuk belajar.

Saya pernah bertemu dengan seorang kakek-kakek di parkiran mesjid Jamik Lhokseumawe. Ia bersepeda ontel, tidak terlihat lusuh, tapi kelihatan cukup miskin. Awalnya ia terlihat biasa saja, melempar senyum ke siapa saja. Tiba-tiba, dia menyapa saya "Hey, do you can speak english? Where are you come from? Where are you going?" Dengan rasa kagum, sayapun berinteraksi dengannya, membalas pertanyaanya sekadarnya. Lalu dia pun berpamitan pergi, sebelum saya sempat bertanya balik nama dan alamatnya.
For me, he was so amazing!

Dunia semakin maju, jangan tertidur, jangan sampai berjalan semakin mundur.
Jangan salahkan perang dan konflik, atas semua ketertinggalan yang kita alami. Tak ada kata tua dan terlambat untuk belajar. Maka, belajarlah!

Sort:  

nice post @nandaferiana
na masih kacau nih bahasa planetnya,
syukurlah ada gugel translate yg menemani

Sama lah kaak, nda uda berkali-kali test, kemampuan masih gitu-gitu terus. Kenapa english clubnya ga diaktifin lg kak? ayolah buat lagi kak, nda mau gabung....

ntar ya..
kakak akan bilang sma punggawa2 nya
whehe

Jangan panjang menulis di Steemit karena orang akan malas membacanya. Coba buat dua bagian. Good post!

Wah, terimakasih banyak masukannya Pak Ded. Berarti kalau tulisan panjang bisa kita bagi jadi dua sesi yaa pak, saya pikir bagusan sekalian, biar sekalian bacanya. Hahaha. Tp kalau mengingat orang yang akan malas membaca kalau panjang-panjang, akan saya ubah pak. Biar rame yang baca. Hehehe. Makasih pak sudah singgah dan memberi vote, mohon bimbingannya selalu...

Tulisannya panjang
Nanda mulai candu menulis. haha...

Hahaha. Kan biar ikut Cekna... Nulis panjang-panjang.

Cadas Ndaa.. Keep Steem On yaa.. :)

Harus Sem! udah bebrapa hari absen nih....

Hahaha.. Segera ganti yang tertunggak Ndaa.. :)

Tulisannya bagus kak. Upvoted yes. Jangan lupa mampir ke lapak uti https://steemit.com/indonesia/@nadiapermatasari/bagaimana-menulis-cv-yang-menarik 😀

Haaai dekku....
makasiiih yaa. Siap ! pasti kaka Upvote dek. Terus nulis yaah... saling memotivasi kita...