Lifia, Si Kecil Pembawa Bahagia

in #indonesia7 years ago

image

Saat bibimu menuliskan tulisan ini, kamu masih berumur 4.5 bulan. Ini sudah malam, dan seharusnya ini sudah lewat dari jam tidurmu. Tapi kamu masih saja terjaga. Entah kenapa, kamu belum juga menutup mata.

Kamu saat ini sedang bersantai dengan ibumu sambil menghabiskan sebotol susu Morinaga. Dan sebentar lagi, kamu pasti akan tertidur dengan pulas, diiringi tepukan lembut di pantat mungilmu. Malam hari kamu tak suka bobo didi alias tidur di ayunan. Kamu lebih memilih tidur di kasur agar bisa terlelap di lengan ibumu.

Sambil menunggu tertidur, kamu sangat suka mendengarkan senandung shalawat Badar yang ibumu lantunkan, dan setelah itu pelan-pelan kamu langsung terlelap.
image

Lifia yang lucu, lasak, dan lincah bicara meski belum bisa memadankan satu kata dan kata lainnya. Kamu belum waktunya bisa bicara, tapi kamu seperti tak sabar ingin cepat bisa. image

Hari ini seharian kamu tampak sangat kelelahan. Kamu lelah berteriak, menangis, tersenyum, melafalkan kata Aaaa... berkali-kali, lelah bergerak kiri kanan sewaktu dimandikan oleh ibumu, lelah tengkurap, lelah bolak-balik ganti popok, dan lelah digendong dari satu tangan ke tangan lainnya. Kamu lelah sekali, Nak.

Lifia, tidurlah yang lelap malam ini. Biarkan bibimu bercerita sedikit tentangmu ya? Tahukah kamu Nak? Lahirmu sungguh berhasil membuat seisi rumah berubah. Sudah lama rumah kita tak mendengar suara anak kecil. Apalagi bibimu anak bungsu dan hanya berdua dengan ibumu. Sejak kakekmu berpulang dan meninggalkan nenekmu seorang diri, sejak itu kami tak memiliki adik lagi. Dan kehadiranmu, mengubah segalanya di rumah ini.

image
Lifia, suaramu itu kencang sekali! Bahkan sampai berkali-kali mengejutkan tetangga. Bila lapar atau mau tidur, kamu suka menangis sejadi-jadinya dengan suara tangisan yang melengking, memecah suasana. Ah, bibi rasa kamu punya bakat jadi Rocker perempuan seperti Tranti Kotak.
image

Saat kamu masih berusia beberapa minggu, nenekmu melarang keras bibimu keluyuran dan atau sampai pulang mahgrib. Karena kata nenekmu, banyak setan dari luar yang membuntuti dan akan masuk ke rumah lalu mengganggumu. Dan saat itulah kamu akan menangis keras, sekeras orang menjerit-jerit di depan microphone. Saat itu pun bibimu harus sering membawa bawang putih kemana-mana agar tak dibuntuti oleh setan, begitu wejangan dari nenekmu. Tapi kini kamu sudah cukup besar, dan sudah jarang diganggu setan. Barangkali setan mulai takut padamu, karena kamu kian garang.

Lifia, tahukah kamu?
Sesaat sebelum kelahiranmu, Ayahmu, nenekmu, dan bibimu menantimu dengan sukacita, tapi juga bercampur rasa gusar. Tahukah Lifia mengapa mereka begitu gusar? Sebenarnya jatah lahirmu bukanlah hari itu, melainkan satu minggu lagi. Ya, seminggu lagi. Tapi kamu terus menendang hebat perut ibumu, hingga ia mengeluh kesakitan. Kamu sungguh tak sabar menunggu lebih lama lagi. Kamu bergerak kuat dari dalam sana, ingin segera keluar melihat dunia.
image
Hari itu Kamis tanggal 24 Agustus 2017, tepat pukul 09.30 kamu akhirnya berhasil dilahirkan ke dunia. Dokter ganteng nan baik hati, dr.Nahrawi namanya, berhasil membedah perut ibumu dan mengeluarkanmu dari sana. Ibumu masih di kamar bedah. Tapi kamu sudah dibawa keluar oleh perawat untuk dihangatkan. Kami melihatmu dari kejauhan dengan perasaan senang sekaligus haru. Penantian menunggumu terbayarkan sudah dengan memandang dua biji mata mungilmu itu yang terbuka lebar seolah takjub melihat sekitar.

Beratmu ketika lahir hanya 2.5 Kilogram, dengan panjang 49 cm. Tapi kamu lahir ke dunia dengan kondisi sempurna, sehat walfiat. Ayahmu sempat bersedih karena menganggapmu lahir terlalu kecil dan tak sehat. Ternyata, ayahmu salah duga. Kamu kecil, tapi sangat sehat, bahkan terlalu lasak!

Lambat laun bobotmu terus bertambah. Dan itu wajar, lagipula entah berapa banyak kotak susu sudah kamu habiskan. Suatu waktu, kamu sempat sakit. Kamu diserang flu, batuk dan pilek parah. Kami semua panik dan khawatir. Kamu juga berubah sangat sensitif dan manja kala itu. Untuk memberimu obat pun, sangat sulit, karena lidahmu belum terbiasa dengan aroma kimia seperti itu. Kamu memuntahkannya sambil menjerit-jerit. Ah, perjuangan betul mengobatimu.Tapi tak lama, saat kamu mau minum obat kamu langsung sembuh seperti sediakala.

Lifia, kamu tampaknya mewarisi karakter Ibumu dan nenekmu. Kamu anak perempuan yang kuat. Saat ibumu mengandugmu, ia berkali-kali bolak balik kantor kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Padahal saat itu usiamu di kandungan baru beberapa bulan. Kamu tahu ibumu ngapain disana? Ia mendampingi Bibimu ini, yang sempat terjerat masalah mahabesar dan harus berurusan dengan ketiga institusi itu. Ibumu kuat sekali, Lifia!

Dia yang setia menemani dan menguatkan bibimu saat menghadapi cobaan berat. Ia yang mendorong agar bibimu ini bangkit. Dan bibi tau, tanpa harus menceritakan panjang lebar, kamu sudah menyaksikan semua itu. Kamu diam-diam mengintip semua yang terjadi diantara ibumu, nenekmu, dan bibimu ini dari balik perut buncit ibumu. Kamu pengamat yang cemerlang! Dan kamu juga akan menjadi perempuan yang kuat seperti dirinya. Terimakasih banyak Lifia, atas kesetian kalian, kamu dan ibumu.

Lifia, kamu lahir tepat dua hari setelah bibimu menyelesaikan masalah besarnya. Dan kamu jadi rahmat tak terkira bagi keluarga ini. Kamu penyembuh segala luka!

Kini, bibi jadi terbiasa dengan polah tingkahmu, terbiasa bermain denganmu, terbiasa menggendongmu, membuatkan susu untukmu, mengajakmu berdialog, mendodaidikan tidurmu, meredakan tangismu, menciummu, memelukmu!
image

Terimakasih banyak, Lifia. Sekarang, meski Bibi belum menjadi seorang ibu, namun karena dirimu, Bibi jadi lebih terlatih untuk itu. Kamu mengajarkan kedewasaan yang begitu mendewasakan. Kamu mengajarkan ketulusan dan kesabaran. Kamu mengajarkan cinta, menghidupkan cinta, mengabadikan cinta. Lifia, kamu sungguh pembawa bahagia.

Alifia Sakhi Amir, tumbuhlah dewasa dan teruslah jadi anak yang istimewa!

Dari Bibi yang mencintaimu...

Sort:  

Oe em jie.. Udah gede ya anak Sir Faisal.. Pulang dari Sumut harus jenguk.. Cute nya aslii bikin gemes.. 😂😂

hehehe. Sebenarnya belum gede-gede banget sih Sem. Cuma gaya dia udah kayak anak dah gede. Narsis banget itu anak...Hahah. Pulang dari Sumut harus banget pokoknya kemari ya. Dia kan mau jumpa juga ama Oom Semy...

Nyaan...
Lipia ka di tamong steemit 😂

Haha, Biar ga asik nangis aja. Kita masuin ke Steemit. Nanti waktu dah gede biar dia bisa baca...
Kenang-kenangan untuk Lipia...

Hay @nandaferiana jumpa lagi kita follw n upvote @na2😁

Hay kaaak @na2
Oke siap kaa, makasih juga udah mampir ya kaka

Story yg luar biasa... Biarpun sangat personal tapi human interestnya cukup bikin pesona pembaca stemian

Waah ada Pak Nasir Age. Terimakasih banyak pak atas kunjugannya. Senang sekali rasanya dikunjungi dan dikomentari oleh seorang penulis hebat Pasee...Makasih Pak. Semoga Steemit menjadi tempat kita bersilaturahmi, dan mempermudah kita untuk terus memmanjangkan umur literasi di Aceh,...

Mantap adoe....salam literasi aceh