IND :
Rekan-rekan steemians.
Tanpa disadari kita telah memasuki era Hedonisme. Era dimana kita lebih fokus pada kesenangan yang bersifat pribadi. Hedonisme secara bahasa adalah kesenangan. Namun tidak dapat kita maknai hanya pada orang yang mementingkan harta tanpa peduli terhadap orang lain. Meski kata Hedonisme ini sering disematkan pada orang yang gemar mengumpulkan harta, hidup mewah, berfoya-foya, dan melakukannya tanpa peduli nasib orang lain.
Tapi saat ini Hedonisme ini sudah dapat disematkan pada orang yang lalai dengan sebuah smartphone tanpa peduli orang yang ada disampingnya atau didepannya. Fenomena itu saat ini sedang berlangsung diberbagai tempat tapi kita tidak tahu kapan ironi itu akan berakhir.
Kecanduan pada smartphone tetap saja berdampak negatif bukan hanya pada kesehatan fisik tapi juga menggerogoti kesehatan jiwa. Lihat fenomena sekitar anda saat ini, orang sudah lebih bahagia berselancar didunia Maya daripada dunia nyata. Orang dengan mudah menambah teman tanpa jarak yang membatasi. Jauh-dekat tanpa ada sekat yang membatasi. Hanya perlu menekan sebuah tombol tambah. Namun disaat yang sama sebuah jarak terjadi dengan orang didepan atau disampingnya.
Tampaknya, Hedonisme yang melanda kita saat ini akan terus saja terjadi, kecuali kita sendiri yang menghentikannya. Artinya bukan mengehentikan produksi Smartphone. Sangat mustahil jika kita ingin menghentikan produksi Smartphone dan tak elok jika kita memilih berpisah dengannya. Yang mampu kita lakukan adalah membatasi diri menggunakannya. Jangan sampai mencari yang jauh lalu melupakan yang dekat.
Kita harus bijak menggunakan sahabat digital tersebut. Ada saat-saat tertentu untuk tidak perlu berlama-lama dalam genggaman Anda. Ya saat sedang bersama orang lain. Lupakanlah smartphone sejenak. Fokus ketika sedang bersama sahabat anda. Jangan sampai hilang kendali dan Anda yang akan diatur smartphone bukan Smartphone yang semestinya anda yang mengaturnya.
Ada banyak sisi positif yang dapat dipetik dengan adanya teknologi berbasis internet. Tapi itu jika benar-benar digunakan sebagai media untuk mencari nilai positif. Anda akan banyak mendapatkan informasi secara kilat. Hanya tinggal klik, atau menggunakan voice, informasi yang anda perlukan langsung tersaji didepan layar.
Membaca berita, jika dulu banyak orang mati berlangganan sebuah media koran cetak untuk mendapatkan informasi. Maka kini tak perlu menghabiskannya untuk itu. Kehadiran smartphone telah mengubah semuanya. Kini hanya tinggal menelusuri lewat Mbah Google maka jutaan informasi terkini dengan mudah dapat anda baca.
Temukan apa yang Anda cari
Dengan penyajian berita yang tak (didominasi) lagi dengan penggunaan kertas, setidaknya ini menjadi nilai positif untuk melestarikan hutan-hutan kita. Karena dampak pemakaian kertas yang mengurangi. Jika dikaji maka akan banyak menimbulkan kemaslahatan untuk Kita pribadi, maupun keluarga. Namun kita jangan pernah lupa akan sisi negatif yang disajikan Internet.
Saya begitu ingat dengan kata salah satu senior saya : jika kita ingin mencari Mesjid, di Israel sekalipun kau akan menemukannya. Dan jika Anda ingin mencari sebuah gereja, di Saudi Arabia pun Anda akan mendapatkannya. Artinya apa, yang kita temukan sangat tergantung dengan apa yang kita cari. Internet, mencari positif tentu hal positif yang ditemukan dan begitu sebaliknya.
Belakangan ini tampaknya penyalahgunaan smartphone bukan hanya mengganggu individu tapi juga kelompok. Saat ini dimana setiap orang sudah memiliki dunia mereka sendiri, sehingga berinteraksi dengan orang sekitar semakin berkurang. Ancaman Hedonisme semakin nyata didepan mata, entah apa yang akan terjadi dikemudian hari. Kita duduk semeja tapi tidak pernah bicara. Tentu ini harus dihindari. Dan bijaklah menggunakan tekhnologi. []
ENG :
Fellow Temmians
Unwittingly we have entered the era of Hedonism. The era in which we focus more on personal pleasures. Language Hedonism is fun. But we can not be meaningful only to the person who attaches importance to the property without caring for others. Although the word Hedonism is often pinned on people who like to collect wealth, living luxurious, dissipate, and do it regardless of the fate of others.
But now this Hedonism can already be pinned on people who neglect with a smartphone regardless of the person who is beside him or in front of him. The phenomenon is currently taking place in various places but we do not know when that irony will end.
Addiction to the smartphone still has a negative effect not only on physical health but also undermining mental health. Look at the phenomenon around you right now, people are happier surfing in the Maya world than the real world. People easily add friends without a restricting distance. Far, close just need to press an added button. But at the same time a distance occurs with the person in front or beside him.
Apparently, the Hedonism that plagues us today will continue to happen, unless we stop it ourselves. This means not discontinue the production of Smartphone. It is impossible if we want to stop the production of Smartphone and not good if we choose to part with it. What we can do is limit ourselves to using it. Do not look for the distant and forget the close ones.
We must be wise to use the digital friend. There are certain times to not linger in your grasp. Yes while being with other people. Forget the smartphone for a moment. Focus while being with your best friend. Do not lose control and you will set the smartphone is not the Smartphone that you should set it.
There are many positive side that can be picked up with the existence of internet based technology. But that if it is really used as a medium to find positive value. You will get lots of information in a flash. Just click, or use voice, the information you need directly presented in front of the screen.
Read the news, if many people died to subscribe to a printed newspaper media to get information. So now no need to spend it for it. The presence of a smartphone has changed everything. Now just browse through Mbah Google then millions of current information can easily be read.
Find What you're looking for
With the presentation of news that is not (dominated) again with the use of paper, at least this becomes a positive value to conserve our forests. Due to the reduced impact of paper usage. If studied it will cause a lot of benefit for us personally, or family. But we should never forget the negative side of the Internet presented.
I remember one of my seniors very well: if we want to find a Mosque, even in Israel you will find it. And if you want to find a church, in Saudi Arabia too you will get it. What it means is what we find very dependent on what we are looking for. Internet, positive looking of positive things are found and vice versa.
Lately it seems the smartphone abuse is not only annoying individuals but also groups. Currently where everyone has their own world, so interact with people around the diminished. The threat of Hedonism increasingly evident in front of the eyes, whatever will happen in the future. We sit at the table but never speak. Of course this should be avoided. And wise use of technology. []
Sebelum teknologi membatasi orang, baca koran sudah dulu membuat orang sibuk dengan koran saat diajak ngopi.
Jadi bukan teknologi yang salah, tapi manusianya. Jadi jangan sampai teknologi jadi alibi, tapi sifat sosial manusianya yang perlu dibenah. Karena sebagian manusia bersosial karena pentingnya saja, bukan karena iklas sosialnya.
Ya saya tidak menyalahkan teknologinya. Yang saya salahkan adalah manusia yang tidak pandai menempatkan sesuatu pada tempatnya. Tidak pandai menggunakan tekhnologi. Ini fenomena yang saya alami sendiri. Justru kehadiran teknolog mudahkan kita dalam melakukan sesuatu dan mencari berbagai refrensi informasi yang ada. Terimakasih atas komentarnya nya @mirzaski
Saya sangat setuju dengan postingan yang anda bagikan @nasrud. Hal ini menjadi fenomena baru dikalangan kita.saya pribadi terkadang merasa terganggu akan hal itu. Disaat kita ingin berbincang, atau membahas akan sesuatu hal disaat itu pula Handphone menjadi sebuah penghalang. Sering saya alami. Namun menurut saya, ini kembali kepada karakteristik seseorang.apakah dia peka terhadap lingkungan disekitarnya atau tidak. Salam dari saya bg @nasrud.
Terimakasih telah mengunjungi dan membacanya. Ini adalah fenomena (pengalaman pribadi) yang saya alami sendiri. :)
Terimakasih kembali.