Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi ini, kehidupan manusia sepenuhnya telah drastis berubah. Jasad dan fikiran hanya berada didunia nyata, tetapi seakan roh mereka telah pergi kemana-mana lewat dunia Maya. Dunia Maya adalah dunia baru bagi kaum melenial yang hidup pada era internet ini.
Internet bukan hanya sebuah sarana informasi bagi semua orang. Tapi lebih dari itu, semua orang telah dapat menikmati semua hal dengan mudah, bahkan untuk membeli sesuatu pun tidak perlu repot-repot kepasaran. Cukup kepasaran dunia Maya, disana terdapat toko-toko online yang menyediakan segala kebutuhan manusia. Anda hanya perlu duduk manis dan memesannya saja. Melalui sebuah mobile/gadget yang terhubung ke internet.
Begitu pula soal informasi, sangat mudah didapatkan. Dunia Maya menyediakan segala kebutuhan manusia di dunia nyata. Anda tidak perlu membeli koran untuk mendapatkan informasi terbaru, cukup meng-klik terkait informasi yang anda perlukan, dalam hitungan menit tersebut anda akan mendapatkan informasi itu.
Dibeberapa media sosial, seperti FB dan Twitter, misalnya, bahkan beberapa informasi dapat dibagikan dengan mudah untuk dapat dinikmati oleh orang banyak. Ketersedian sarana internet telah banyak memberi dampak positif bagi kehidupan manusia pada umumnya. Namun juga kita tidak dapat menghindari sisi negatif yang ditimbulkannya.
Bahkan wujud nasionalisme yang telah lama kita gadangkan pun dapat rusak karena masyarakat sangat mudah terprovokasi akibat isu-isu hoax yang sengaja diciptakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Parahnya, masyarakat kita pun dapat terpengaruh dengan mudah dengan isu-isu yang dikembangkan tersebut lewat media sosial.
Nasionalisme adalah sebuah sikap yang menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara demi terwujudnya kepentingan nasional, baik internal maupun secara extenal. Parahnya semakin pesatnya teknologi dan sarana informasi yang ada malah membuat banyak orang lupa bagaimana membangun rasa nasionalisme dan patriotisme yang seharusnya.
Yang terjadi malah sebaliknya, ditengah derasnya arus informasi yang mengalir dengan sangat cepat melalui media sosial dan dunia Maya, ternyata telah mengakibatkan kerusakan tatanan sosial dalam konteks nasionalisme. Ini terjadi karena pengguna media yang gampang terprovokasi dengan isu-isu negatif yang berkembang tersebut.
Apalagi pasca penentuan capres dan cawapres yang baru saja di deklarasikan. Cukup banyak isu-isu miring yang beredar dan benturan-benturan antara isu politik identitas dan agama. Ini yang sepatutnya kita hindari. Siapapun yang terpilih dan yang dipilih adalah keduanya yang terbaik. Keduanya memiliki sikap nasionalisme yang tinggai demi mewujudkan Indonesia yang hebat.
Jangan sampai moment politik menjadi momentum saling mengejek, merusak, menyalahkan dengan klaim masing-masing pihak. Ini adalah PR bagi kita rakyat era milenial yang begitu mudah mendapatkan informasi terkait semua hal yang terjadi di republik ini. Kita patut menyaring seluruh informasi yang beredar. Jangan mengkonsumsi mentah-mentah setiap informasi yang kita terima.
Nasionalisme dalam dunia Maya perlu ditumbuhkan. Ini adalah upaya untuk meredam gejolak yang terjadi akhir-akhir ini di tengah-tengah masyarakat Maya. Krisis kepercayaan yang terjadi pada pemerintah juga menimbulkan kekhawatiran dalam konteks nasional. Ini yang harus kita rajut kembali. Bagaimanapun nasionalisme harus tetap kita bangun. Meski itu lewat dunia Maya.
Hello @nasrud, thank you for sharing this creative work! We just stopped by to say that you've been upvoted by the @creativecrypto magazine. The Creative Crypto is all about art on the blockchain and learning from creatives like you. Looking forward to crossing paths again soon. Steem on!
Terimakasih, telah meninggalkan komentar anda.