Politik itu memang benar-benar dinamis. Tak seorangpun dapat menebak dinamika yang bakal terjadi kedepan. Setiap prediksi tidak selalu dapat dipandang sebagai sebuah dinamika yang akurat.
Setiap detik, menit bahkan jam, kebijakkan dan berbagai persoalan yang berkaitan dengan politik bisa saja berubah.
Sangat sering terjadi perubahan kebijakan dalam waktu yang relatif singkat. Bahkan bukan hanya soal kebijakan saja. Beberapa dalam konteks dukungan pun dapat saja berubah dalam waktu yang relatif singkat.
Dulunya dianggap sebagai lawan yang mengganggu jalan kemenangan, bisa saja berubah menjadi kawan. Sebaliknya, dulu dianggap sebagai kawan, akhirnya berubah menjadi lawan yang paling berbahaya dalam waktu yang relatif singkat.
Sering pula kita melihat, ada banyak sekali politisi, simpatisan partai, bahkan pendukung abal-abal yang ikut membela pimpinan mereka, meski sebenarnya telah melakukan kesalahan yang dapat merugikan rakyat banyak.
Tapi mereka seperti tidak peduli, meski kesalahan begitu nyata tapi mereka siap menjadi garda terdepan membela mati-matian dengan berbagai argumentasinya.
Mengapa? Apakah mereka orang-orang bodoh? Bukan. Mereka adalah orang-orang cerdas yang sekilas terlihat bodoh. Partai dan elit politik tidak akan pernah sekalipun merekrut orang-orang bodoh di level tertinggi.
Jika itu pada level bawah, mungkin itu bisa saja hanya orang-orang yang digunakan sebagai jembatan untuk mendapatkan jatah suara.
Tapi pada tatanan level tinggi, mustahil mereka menggunakan orang-orang bodoh. Tetapi lazimnya mereka menggunakan orang-orang cerdas yang mampu mereka bodohi.
Sangat jarang, bahkan selama saya hidup rasanya tidak pernah ada seorangpun yang berbau menantang kubu mereka sendiri karena soal kebijakan yang tidak pro rakyat.
Malah setiap kebijakan meski itu merusak kesejahteraan masyarakat. Mereka tetap membentenginya dengan berbagai dalih agar seolah kebijakan itu benar-benar pro terhadap rakyat.
Meski padahal realitasnya, hanya untuk kepentingan segenap elit. Kecerdasan yang mereka miliki tenggelam dengan berbagai dogma yang ditanam dalam dunia politik. Salah satunya ketakutan runtuhnya kekuasan pribadi ditingkat pemerintah.
Itulah mengapa negara ini sangat sulit untuk berkembang. Ada banyak aspek yang meski terus kita perbaiki. Masih sangat banyak kemunafikan dilevel kekuasaan yang terjadi.
Tapi orang-orang cerdas itu yang menutupinya. Demi kepentingan pribadi sehingga urusan negara soal maju atau tidaknya, dibiarkan belakangan. Sangat sulit menemukan orang-orang cerdas yang benar-benar memiliki nasionalisme dan benar-benar peduli kepada bangsa ini.