Assalamu'alaikum sahabat steemian yang senantiasa membaca postingan saya.
Kali ini saya akan membahas tentang sebuah masjid yang sangat menarik, baik dari segi bentuk, sejarah, maupun unsur keramatnya yang diyakini masyarakat hingga saat ini. Ya masjid ini biasa dikenal dengan sebutan masjid Asal.
Masjid Asal adalah salah satu masjid tertua yang ada di Blangkejeren, Gayo Lues. Masjid ini terletak dekat dengan sungai penampaan. Jika pada postingan sebelumnya saya telah membahas tentang jembatan penampaan dengan misteri kerobohannya yang tiba-tiba serta ritual yang pernah dilakukan terhadapnya. Maka kali ini saya akan membahas tentang Masjid Asal Penampaan yang juga memiliki keunikan tersendiri.
Apa sih yang menarik dari masjid Asal selain dikenal dengan kekeramatannya? Nah ternyata menurut beberapa sumber yang saya baca, dikatakan bahwa masjid ini telah lama ada sejak sekitar 800 tahun yang lalu, hal ini tentunya menjadi sangat menarik, bagaimana tidak masjid ini bahkan masih berdiri kokoh walaupun usianya telah melebihi 8 abad lamanya.
Pada mulanya masjid ini adalah sebuah masjid yang terbuat dari kayu dengan beberapa tiang sebagai penopang, serta kubah limas yang menghiasi puncaknya. Namun seiring berjalannya waktu masjid inipun kemudian dirombak dengan tidak mengubah sama sekali struktur masjid aslinya, dengan kata lain hanya dilakukan beberapa pembangun berupa tembok atau dinding beton serta dilengkapi tiang tambahan disekitarnya.
Di sisi luar, tepat disebelah kiri masjid akan kita dapati beberapa makam para pendiri masjid. Menurut masyarakat disana, mereka merupakan tokoh agama yang dihormati serta pernah menyebarkan agama Islam di dataran tinggi Gayo.
Selain itu, di halaman masjid juga terdapat sebuah sumur tua yang dulunya digunakan untuk berwudhu. Sumur ini oleh masyarakat sering disebut "Telaga Tampak". Entah apa yang mendasari pemberian nama tersebut. Namun menurut penuturan sebahagian masyarakat disana, konon katanya sumur ini akan terlihat atau tampak dari berbagai arah, sejauh apapun kita berada. Wallahu a'lam.
Nah dalam perkembangannya kemudian, sumur ini mulai jarang digunakan. Karena sudah adanya tempat khusus untuk berwudhu bagi laki-laki maupun perempuan. Walaupun demikian, sumur ini masih tetap digunakan oleh masyarakat untuk sekedar mengambil airnya. Mereka meyakini bahwa air dari sumur ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit dan menyegarkan jasmani sehingga tak ayal banyak yang sengaja memandikan anaknya disana atau sekedar mengusapkan airnya ke tubuh si anak atau tersakit untuk mengharapkan kesembuhan. Selain itu, air dari sumur tersebut juga digunakan sebagai air untuk tepung tawar (peusijuek) dalam berbagai acara masyarakat. Maka tak heran masjid ini kemudian menjadi salah satu alasan masyarakat maupun pendatang/turis untuk sekedar meluahkan rasa penasarannya serta melihat maupun merasakan langsung keajaiban air sumur serta kekeramatan masjid ini.
Hal ini pula yang membuat masjid ini senantiasa dipadati pengunjung pada setiap hari Jumat. Mereka akan bertengger disana mulai dari waktu subuh hingga menjelang shalat Jumat. Para pengunjung yang datang pun bukan hanya yang berdomisili disana, namun juga dari beberapa daerah, baik dari Aceh sendiri maupun dari luar Provinsi Aceh hingga mancanegara. Biasanya pengunjung datang untuk sekedar bersedekah, memenuhi hajatan ataupun melunasi nazar (pelepah ka oi) mereka. Selain hari Jumat, masjid juga akan dipadati pada saat hari-hari besar Islam lainnya seperti Maulid Nabi, Isra’ Mi‘raj, Megang Ramadhan dan Megang Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha khususnya.
Nah demikianlah sekilas mengenai masjid tertua di kota saya, sampai saat inipun masjid ini masih mejadi misteri terkait sejarah berdirinya dan tentunya masih dianggap keramat oleh masyarakat sekitar maupun pendatang. penasaran kan? Ayo segera mampir ke Blangkejeren.
Dan jangan lupa nantikan tulisan saya selanjutnya. Wassalam..
@nidaul20 baru tau saya ada mesjid yg luar biasa kali , bagus bagus👍👍
Hehehe jangan lupa datang berkunjung ya
Insya Allah @nidaul20