Coba ingat-ingat lagi kapan terakhir engkau membuat tingkah lucu di depan ibumu. Kapan terakhir engkau meminta ibumu untuk tidak jauh berdiri saat malam-malam engkau berak di belakang rumah. Coba ingat lagi. Coba kenang lagi kapan terakhir kau peluk erat pinggang ibumu saat berboncengan sepeda/motor dengannya.
Sudah lama dan nyaris kenangan itu mulai pudar dalam memori. Ibu yang mengantarmu hari pertama ke sekolah dan kau duduk di sana takut-takut. Ibu yang mengantarmu dengan sepeda dalam terik. Ibu yang mengikat tali sepatu kala engkau belum paham arti pergi sekolah dituntun sehari-hari.
Gambar ini dibuat @marxause dalam rangka mengenang ibu. Ibu-ibu seluruh dunia tempat kehidupan kita anak-anaknya belajar dan merangkak. Gambar dengan cat air di atas kanvas ini dibuat tahun 2015. Saat steemit belum ada. Saya pikir, kisah tentang ibu adalah narasi kekal yang di dalamnya engkau tetaplah kanak-kanak. Walau kau mengenakan pakaian seniman, politikus, akademisi dan penjambret. Sebaik dan seburuk apapun engkau sekarang, di mata ibumu, engkau tetap si agam dan si inong yang tingkahnya lucu.
Mengenang ibu adalah pencapaian tertinggi seni.
Salam
@paskadom