Bulan Juni 2017 adalah debut pertama kali tulisanku menghiasi platform media sosial yang cukup populer di kalangan anak muda. Sebagai salah satu kontributor yang menyajikan tulisan-tulisan galau, rupanya membuat tulisanku begitu disukai setiap pembaca, hal ini terbukti dari tiap share tulisan yang sudah terbit selalu mendapatkan respon yang menakjubkan. Dari sini jugalah kemudian tawaran demi tawaran menulis datang menghampiriku.
Setiap orang tentu memiliki sosok yang dijadikannya inspirasi dalam menulis. Demikian halnya denganku, aku tau beberapa penulis ternama yang sudah tidak diragukan lagi karya-karyanya. Sebut saja Tere Liye, Dee Lestari, Andrea Hirata, atau seorang Pramudya Ananta. Sebenarnya dalam urusan bacaan, aku memang cenderung menyukai tulisan-tulisan bergenre fiksi ataupun romance. Jadi nggak usah ditanya kenapa setiap tulisan yang aku buat nggak akan jauh-jauh dari sini. Mungkin karena ini jugalah ada yang menyebutku sebagai spesialis tulisan galau.
Tahun 2016 adalah awal pertama kali aku kenal salah seorang penulis muda yang namanya cukup populer di kalangan remaja. Dia adalah Boy Chandra.
Pertama kali aku membaca buku Boy Chandra kesan pertama yang aku dapatkan adalah ilfil. Jujur saja aku menganggap buku yang aku baca saat itu terlalu lebay dan terkesan hiperbola. Tapi entah ada daya apa yang membuatku malah semakin ingin membacanya sampai selesai. Seperti memiliki sebuah magnet, aku semakin ingin banyak tau tentang penulis satu ini.
Kekepoanku tidak berhenti sampai disini, di salah satu toko buku ternama aku juga menemukan buku-buku terdahulu Boy Chandra. Aku habiskan buku demi buku sampai habis, hingga akhirnya menemukan blog miliknya. Sejak saat itulah aku menjadi salah satu orang yang setia mengikuti tulisan-tulisannya baik di blog ataupun buku-bukunya yang sudah terbit.
Januari 2017, Boy Chandra baru saja menerbitkan bukunya yang ke 8. Saat itu aku tau jadwalnya roadshow ke beberapa kota diantaranya Semarang. Tanpa pikir panjang aku putuskan untuk datang ke acara talk show yang adakan di salah satu toko buku yang ternama tersebut.
Waktu yang dinanti pun tiba juga, akhirnya aku bisa bertemu langsung dengan dia, salah satu sosok yang memberikan banyak inspirasi buatku.
Boy Chandra, pria kelahiran Sumatra Barat 21 Nopember 1989 ini mulai aktif menulis sejak tahun 2011. Pria yang akrab di sapa Uda ini mengatakan, tidak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saat ini dia bisa menjadi penulis yang karya-karyanya diterima oleh pembaca bahkan sampai menjadi bestseller. Bermula saat usianya menginjak angka ke 22 beberapa tahun lalu, Boy Candra mengalami sesuatu yang pahit dalam kisah asmaranya. Dia diputuskan oleh seseorang yang saat itu masih menjadi kekasihnya. Sewajarnya anak muda lain yang mengalami patah hati setelah putus cinta begitu juga dirinya, bisa dikatakan saat itu dia galau parah dan mengalami kebingungan mau apa setelah ini.
Akhirnya hal yang bisa dilakukannya saat itu hanyalah menuliskan apa yang dia rasakan dalam sepenggal tulisan demi tulisan. Berbagai ungkapan hati dan kesedihan dituangkannya dalam celotehannya di twitter dan blog pribadi miliknya. Sejak saat itulah Boy Chandra membulatkan tekat serius untuk mendalami dunia tulis menulis.
Sejak pertemuan singkatku dalam acara talk show di Semarang beberapa saat lalu, aku beberapa kali berkomunikasi dengan Boy Chandra terkait tentang kepenulisan. Dia banyak memberikan masukan buatku dan buat siapapun yang tertarik mengikuti jejaknya dalam hal menulis.
Satu hal yang aku suka dari Boy Chandra adalah, meski kini namanya mulai dikenal banyak orang, tetap saja dia adalah pribadi yang rendah hati dan siap menerima masukan dari siapapun. Bahkan dia selalu memposisikan penggemarnya bukan sebagai fans melainkan seorang sahabat bertumbuh.
Aku selalu ingat pesan Boy Candra di setiap tulisan yang dia bagikan di media sosial miliknya, jika untuk menjadi penulis sukses kunci utamanya adalah teruslah menulis tanpa alasan apapun yang mengikutinya. Jangan takut ditolak, kalau takut ditolak ya mending tidak jadi penulis, begitu ujarnya.
Harus berani karena memang begitulah resikonya.
Menurut Boy Candra sendiri tips untuk menghadapi penolakan adalah dengan tidak begitu ambil pusing, teruslah menyibukkan diri untuk menulis dan menulis. Apalagi untuk naskah tulisan, jangan pernah menggantungkan harapan pada satu naskah saja.
Belajar dari Boy Chandra yang sudah merasakan manis pahitnya penolakan, akupun memiliki harapan untuk terus menulis dan menulis dimanapun itu dan apapun respon yang aku dapatkan.
Tidak hanya Boy Chandra, bahkan seorang J.K. Rowling pernah merasakan di tolak puluhan penerbit. Terbayang apa jadinya jika mereka kemudian berhenti menulis saat penolakan demi penolakan menghampirinya. Tentu tidak akan ada Harry Potter.
Demikian halnya di Steemit ini, jangan pernah menggantungkan harapan hanya demi sebuah upvote yang besar atau follower yang banyak.
Menulis dan teruslah menulis karena memang itulah fungsi dari media ini, menampung segala bentuk aspirasi yang mungkin bisa memberikan inspirasi yang dapat bermanfaat bagi setiap pembacanya.
Ayo menulis,
Sampai jumpa postingan berikutnya yaa..
Terima kasih kepada Kurator Indonesia @aiqabrago dan @levycore, Team Kurator OCD Indonesia @mariska.lubis dan @macchiata , serta teman-teman Komunitas Steemit Indonesia atas supportnya.
mantap
Terima kasih kakak @raditiya90, hahaha
hahahah sama sama
siip :)
Terima kasih kak @happyphoenix
Wah, tulisannya sangat menarik dan cukup panjang. Kisah perjalanan seseorang dalam menulis memang berbeda-beda. Namun, apapun perbedaannya, ada satu benang merahnya yaitu motivasi dan inspirasi.
Saya tertarik dengan kisah di atas. Menulis bukan lagi sekadar ingin tahu, tetapi sudah menjadi habit. Kalau sudah masuk ke tahap ini, maka apapun yang ada di depan mata bisa ditulis.
Saya sependapat juga tentang platform menulis bernama Steemit ini. Kalau mau sukses menulis di sini atau dimanapun, sebaiknya jalin komunikasi dua arah. Jangan hanya memikirkan kesuksesan diri sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Peduli bisa membuat orang jadi empati. Akibatnya kita mempunyai follower alami yang setia dan bisa menjadi sahabat sejati.
Mari kita menulis dan terus berkarya. Tentu saja setiap tulisan yang kita sematkan sebaiknya mengandung makna dan ada sesuatu yang bisa diambil manfaatnya oleh pembaca.
Salam pena kreatif dari Bandung
Benar sekali Pak, saya juga sedang menimba ilmu dari penulis-penulis keren di Steemit ini termasuk pak @jharyadi yang sudah banyak berbagi tulisan dan memberikan motivasinya.
Saya ada satu lagi penulis muda dari Bandung yang juga inspiratif buat saya pak, next akan saya tulis di postingan selanjutnya.
Saya tunggu postingan selanjutnya.
Menarik
Terima kasih kak, dirimu juga salah satu sosok inspiratif di Steemit ini
menulis itu seperti nafas dalam hidup yang memberikan kita kehidupan, apapun bisa terjadi karena menulis... dan bahkan saya sendiri pun bisa sekolah dan ke mana-mana karena menulis... sukses untukmu...
Terima kasih Mbak, saya siap menimba ilmu kalo ada kesempatan bertemu mbak @mariska.lubis nanti.
Duh jadi inget novelmu yang masih aku pinjem mbak @patriciadian wkwkwk
Tapi, Boy Chandra ini keren ya mbak. Muda, berprestasi, inspiratif!
Hayoo di slesein, aku punya bukunya yang baru lho @aidasania, hahaha
keren sekali mbak @patriciadian , semoga semakin banyak melahirkan karya ya mbak.
Salam.
Congratulations @patriciadian! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
Award for the number of comments received
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP