HISTORY | Tersebutlah Teuku Djakfar sebagai sosok pendiri Kerajaan Trumon di Aceh Selatan. Berawal dari perintah Teungku Dianjong Peulanggahan, yang bukan lain adalah gurunya, Teuku Djakfar pun pergi mensyiarkan agama Islam ke tanah Aceh bagian Selatan. Kali pertama, Teuku Djakfar bermukim di Ujong Serengga, Susoh. Di sana beliau digelar dengan Lebai Djakfar, gelar kehormatan ini disematkan karena jasa Teuku Djakfar dalam menyebarkan Islam di Susoh.
Dari kisah yang pernah diceritakan oleh keturunannya di Trumon, Dja Thahir moyang dari Teuku Djakfar berasal dari Bagdad. Dja Thahir berlayar ke Aceh dan menetap di Batee, Pidie. Selama bermukim di Batee, Dja Thahir memiliki seorang anak bernama Dja Abdullah atau dikenal dengan Dullah yang juga menetap di Batee. Dari nasabnya, lahirlah Dja Djohan yang kemudian diyakini sebagai ayah kandung dari Teuku Djakfar.
Beberapa tahun setelah menetap di Susoh, Teuku Djakfar melanjutkan pengembaraannya ke wilayah Singkil. Setiba di sana ulama ini membangun satu wilayah yang dikenal dengan Paya Bombong. Tahun berjalan, dan karena reputasinya yang baik, Teuku Djakfar pun mendirikan Kerajaan Singkil dan beliau sendiri sebagai Raja pertama. Teuku Radja Djakfar memerintah beberapa wilayah seperti Paya Bakong, Teluk Ambon, Rantau Gadeng, Teluk Rumbia, dan Paya Bombong sendiri.
Usai mendirikan dan memerintah Kerajaan Singkil, Teuku Radja Djakfar kembali merantau ke Trumon. Sama seperti awal kedatangannya ke Singkil, di Trumon pun putra berdarah Al-Baghdadi ini mendirikan Kerajaan Trumon dan memerintah mulai tahun 1720 – 1812 M.
Setelah Teuku Radja Djakfar mangkat, Kerajaan Trumon yang semakin maju dan berpengaruh diperintah oleh anaknya, Teuku Radja Budjang yang memerintah pada tahun 1812-1835 M. Masa beliaulah Kejaraan Trumon mampu mendirikan Kuta Batee sebagai benteng pertahanan pertama dari serangan penjajah. Di masanya pula Kerajaan Besar di Selatan ini bergabung dalam Federasi Kerajaan Aceh. Ini ditandai dengan penggunaan Cap Sikureung sebagai stempel kerajaan yang sah.
Pernah suatu kali, usai berziarah ke Makam Teuku Radja Djakfar dan Teuku Radja Budjang yang berlokasi tidak jauh dari Pasar Trumon, aku dipandu untuk melihat Kuta Batee dari dekat. Area benteng yang pintu utamanya menghadap langsung ke Samudra Hindia ini dikelilingi oleh dinding setinggi empat meter lebih. Di seluruh sisi dinding terdapat lubang-lubang seukuran pantat botol Sprite yang berjumlah puluhan. Kata pemandu, itu lubang berguna untuk mengintai musuh yang hendak mendekat.
Selain lubang pengintai, di setiap sisi dinding juga terdapat lubang setengah lingkaran berdiameter sekira 40 centimeter. Itu untuk menempatkan meriam-meriam guna menghalau serangan musuh. Kuhitung, semuanya ada 25 lubang. Sayangnya, sekarang tidak satu pun meriam tersisa di dalam benteng. Hanya tinggal besi pengikat meriam saja yang sudah berkarat.
Seiring waktu berjalan, hanya empat pucuk meriam yang tersisa dalam wilayah Trumon, semuanya dalam kondisi kurang terawat. Masing-masing tiga pucuk di depan rumah Raja Trumon dan sepucuk lagi di depan kantor Camat Trumon. Sementara meriam lainnya sudah tidak terlacak lagi keberadaannya.
Setelah meriam, dalam area benteng juga terdapat bangunan berupa rumah yang seluruhnya terbuat dari beton. Konon, di dalam rumah tersebut mata uang Kerajaan Trumon ditempa. Bahkan hingga sekarang mata uang Kerajaan Trumon masih mudah dijumpai di warga sekitar.
Masih dalam area Kuta Batee, satu sumur tua yang dulunya sengaja digali untuk kebutuhan air selama dalam benteng juga masih bisa dilihat. Hanya saja sudah dalam kondisi tidak terawat. Menurut cerita dari keturunannya, dulunya di dalam benteng juga dibangun satu rumah khusus demi keamanan keluarga kerajaan. Rumah tersebut dihuni hanya pada saat Kerajaan Trumon diserang. Lagi-lagi, sekarang rumah tersebut hanya tinggal bekas tapaknya saja.
Sepenglihatanku, hanya itu saja yang tersisa dalam situs sejarah yang kurang terawat dan jarang dikunjungi ini. Walau demikian adanya, jika berkunjung ke Aceh Selatan, sisihkanlah waktu barang sejenak untuk berkunjung ke benteng Kerajaan Trumon. Mengingat benteng utama ini adalah saksi bisu yang masih bisa kita kunjungi sebagai pintu masuk untuk mengenang sejarah Kerajaan Trumon yang pernah megah pada zamannya.
Salam-salaman...
@pieasant
Image credit: 1
Bereh rakan...
Makasih...
Keren 👍 👍
Makasih teman...
Postingan yang sangat bermanfaat.👍
Alhamdulillah...