Selamat malam sahabat steemian. Malam ini, saya melanjutkan kembali kisah perjalanan Jelajah Pulau Sumatra. Kisah perjalanan di Pulau Sumatera ini masih sangat panjang. Selain petualangan di Provinsi Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung, petualangan masih akan terus berlanjut ke Jambi, Padang, Pekanbaru, Medan, hingga Aceh.
Saya cukup beruntung, selain telah keliling Aceh pada 2006-2008, saya juga telah menjejakkan kaki di seluruh kabupaten/kota di Sumetara Selatan, dan telah melewati berbagai jalur yang membelah provinsi Wong Kito ini. Pada Trip Jelajah Pulau Sumatra #6 saya nukilkan tentang perjalanan dari Tebing Tinggi (Empat Lawang) menuju Palembang dan sebaliknya. Kini, saya akan berkisah tentang perjalanan dari Palembang ke Kota Bengkulu melalui jalur Tebing Tinggi - Lubuk Linggau. Sebelumnya saya sudah pernah menulis dalam PuloTravels #86 mengenai perjalanan ke Bengkulu melalui jalur Sekayu.
Jalur ini, adalah yang cukup panjang dan melelahkan. Yaitu, jalur yang melewati banyak kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Bergerak dari Palembang, lalu Indralaya, Prabumulih, Muara Enim, Lahat, hingga Tebing Tinggi (Empat Lawang). Jalur yang membawa kita sampai ke Tebing Tinggi ini telah saya ulas pada PuluTravels #103, sehingga saya tidak mengulasnya secara lebih rinci lagi.
Namun, ada hal menarik yang dapat kita temui ketika hendak memasuki kawasan Lahat. Di sebelah kiri jalan, kita akan melihat sebuah gunung yang unik, disebut Gunung Telunjuk. Kebaradaan gunung ini sangat menyolok, sehingga mau tidak mau pasti pandangan kita tertuju padanya.
Mengenai gunung kebanggaan masyarakat Lahat ini akan saya ceritakan secara terpisah nantinya. Sebab gunung yang berada sekitar 900 mdpl ini sangat istimewa, tentunya lebih asyik bila kita ulas secara khusus.
Baiklah sahabat steemian, kita kembali ke jalur. Perjalanan menuju Bengkulu ini saya jalani bersama istri dan kedua buah hati, pada pertengahan tahun 2015 silam di hari libur nasional. Sesampai di Tebing Tinggi, kami singgah dan istirahat sebentar di Rumah Dinas di lingkungan rumah sakit.
Setelah shalat Zuhur, kami berangkat menuju Lubuk Linggau. Perjalanan ke kota setiga emas ini, cukup menarik dan menantang. Betapa tidak, lintasan di kawasan Tebing Tinggi terkenal beresiko, dengan berbagai tindakan kriminal yang mengancam.
Jalan Lintas Tengah Sumatera ini, selalu diwaspadai oleh pelintas. Sebab, selain sunyi dan beliku-liku, sepanjang jalur ini jarang terdapat rumah penduduk, umumnya di sepanjang jalan dijumpai kebun karet, kebun sawit, atau malah kebun-kebun terlantar yang menghutan. Bila kita tidak punya cukup nyali, kita akan sangat kesulitan mengeksplor wilayah ini.
Nyali saya sebenarnya tidak kuat-kuat amat, tetapi karena sudah tinggal di Tebing Tinggi sekian lama, membuat saya sedikitnya telah memahami karakter setempat, mengenal beberapa preman, juga dekat dengan beberapa perwira polisi di Empat Lawang. Setidaknya, saya punya modal dan telah menguasai medan. Apalagi, status saya sebagai dokter di RSUD Tebing Tinggi, tanda pengenal itu selalu saya bawa. Mana tahu bisa membantu, bila menemukan kendala-kendala di lapangan.
Di Jalur Tebing Tinggi - Lubuk Linggau ini, kita mesti waspada, terutama bila memasuki kawasan Desa Saling, Kec. Muara Saling. Daerah ini cukup lengang dan sepi. Dan sering terjadi tindak kriminal.
Berkendara di jalur-jalur beresiko seperti ini, sebaiknya dilakukan secara konvoi. Bila kita sendirian, maka kita tunggu saja beberapa mobil lain lewat terlebih dahulu, kemudian kita iringi di belakang. Usahakan berada tidak terlalu jauh jaraknya, jangan pula terlampau dekat, dan jangan sampai kita yang berada paling depan. Sebab, bila ada sesuatu, kita masih punya peluang balik arah.
Saat itu, beruntung situasi jalan cukup ramai, barangkali karena sedang hari libur, banyak warga Empat Lawang yang berwisata ke Lubuk Linggau. Sehingga kami dapat melewati kawasan Saling dengan tenang, banyak mobil beriringan.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam, akhirnya kami memasuki wilayah Kota Lubuk Linggau. Kota ini cukup unik juga, karena letaknya yang memanjang. Saya hitung di speedometer mobil, jarak dari pangkal ke ujungnya sekitar 7 km!
Jam telah menunjukkan pukul 14.40 WIB, kami singgah sebentar di minimarket modern, membeli sejumlah minuman dan snack. Perjalanan lalu kami lanjutkan menuju Curup. Kami harus bergegas, mesti segera melewati Kepala Curup sebelum sore. Sebab, kawasan ini juga menjadi momok bagi pelintas, kawasannya sunyi dan sering terjadi tindak kriminal.
Lalu lintas cukup ramai, kami pun dengan tenang melewati Kepala Curup. Menjelang tiba di Kota Curup, kita akan terkesima dengan pesona alam sekitar, begitu indahnya sehingga kita terlupa dengan resiko-resiko sepanjang perjalanan. Panoramanya keren sekali, karena Curup merupakan dataran tinggi, yang dilingkupi cuaca dingin sepanjang hari.
Sesampai di Curup, kami segera menuju Kepahiang. Tiba di Kepahiang menjelang magrib, kami tidak berhenti, langsung saja meneruskan perjalanan menuju Kota Bengkulu. Sebab, masih butuh sekitar 2 jam perjalanan untuk tiba di Hotel Santika Bengkulu, tempat kami menginap.
Perjalanan dari Kepahiang ke Kota Bengkulu juga sangat menantang, kondisi jalan menanjak, berliku dan jurang di kiri atau kanan jalan. Persis seperti jalur Bireuen-Takengon, Aceh. Tapi, saya cukup pengalaman berkendara di jalur ini, karena telah pernah beberapa kali saya jajal sebelumnya. Coba lihat video di bawah ini, sumber Yourube yang menunjukkan kondisi jalur Kepahiang-Bengkulu.
https://m.youtube.com/watch?v=CknR2Yx4Qfo
Pukul 20.00 WIB, kami memasuki kawasan Danau Dendam Tak Sudah, terus saja kami melaju sampai memasuki kota Bengkulu. Tiba di sana, kami langsung menuju hotel, sebelum keluar lagi untuk menikmati makan malam yang nikmat di kota pengasingan Bung Karno ini.
Salam,
@razack-pulo
Baca juga kisah Trip Jelajah Pulau Sumatera Lainnya:
Trip Jelajah Pulau Sumatra #7: Empat Lawang, Tidak Seseram yang Dibayangkan
Trip Jelajah Pulau Sumatra #6: Sendirian Menjajal Lintasan Tebing Tinggi - Palembang
Trip Jelajah Pulau Sumatra #5: Menuju Tebing Tinggi Menaiki Kereta Api di Kertapati
Trip Jelajah Pulau Sumatra #4: Mendiagnosis Flu Burung yang Menghebohkan Bengkulu
Trip Jelajah Pulau Sumatra # 3: Kunjungan Pertama Langsung Jatuh Cinta pada Bengkulu
Trip Jelajah Pulau Sumatra #2: Menuju Bengkulu Melalui Jalur Sekayu
Trip yang buat kami cemburu 😢😢😢 mau dunks trip ke aceh bang
Saya sungguh terkesan @razack-pulo, disela-sela kesibukan anda melayani masyarakat dengan sepenuh hati, anda juga sempat traveling bersama keluarga. Apa lagi sempat membuat post dengan lebih dari 300 karakter. Anda memang contoh dan panutan utk para steemian, khususnya di Bireuen.
Go Steem Ambassador🖒
Terima kasih atas apresiasinya @abu-banderas :)
Mantap jiwa ab. Ab memang mampu. Hehe
K air terjun 7 bidadari ud pernah ga bg. @razack-pulo
Trima kasih yaa :)
Mantap sekali izin share ya.. Mas razack pulo
Silahkan mas udin :)
Indah betol Lubuk Linggau itu, tempatnya masih sangat alami.
Ah, hanya di alam mimpi saya akan menggapainya.
Karena tidak ada kenalan maupun family di sana. :)
Hehehe. Justru Kawasan Curup yg sangat indah bang. Lubuk Linggau itu kota yg unik, letaknya memanjang mencapai 7 km
Hmmm manalah saya tau Pak Dokter, Awam sangat saya tentang Nusantara :).
Pokoknya best traveler Pak.
Hehehe.. traveling memang asyiik
asik ni pak dokter @razack-pulo jalan-jalan terus.
hehehehe
Hahaha. Yg jelajah pulau sumatera ini, perjalanan yg dulu pernah saja jalani 2012-2016..
tetap saja asik pak dokter
hehehe
Hahaaha. Trims beh
sama2 pak dokter
woow...perjalanan yang sangat panjang pak dokter @razack-pulo jadi kepingin jalan-jalan juga nih, pengalaman yang sangat berharga pak dokter
Waah, boleh dicoba itu bang. Asik sekali, bawa mobil sendiri keliling pulau 😁
insya allah sesudah pilpres ini saya atur jadwal, kalau sekarang lagi padat kerjaan di pemilu saya pak dokter @razack-pulo
Mantap itu.. traveling membuat kita rileks :)
Ingin rasanya bisa bepergian seperti ini.. Bisa menikmati keindahan alam dari setiap daerah yang kita lewati.
Mantap pak ketua..
Nah, harus dicoba neh. Sangat seru.. banyak pengalaman yg kita dapat selama dalam perjalanan
Insyaallah pak 😀
Jak sabe pak dr @razack-pulo
Ba lon saboh.. He.. He..
Hahaha, nyan ata awai
good post, I follow you
Thank you...
Asyiiik sekali, terbayang jika aku naik vespa ke sana.
Omaan, cukop asyiik nyan 😁
Nyoe na kesempatan akan ta gass ngon vespa menuju keunan ras. Seb bereh sang daerah hinan
😆😆😆
Hawa teuh tajak keunan bang. Bersih dan lagak aju tempatnyan
Nyan payah neujak laju. Sep bereh tempat jih..
Bang, meunyo butuh asisten untuk jalan-jalan lon siap beuh hehehehe😁😁
Hahahah.. kabereh...
luar biasa perjalananya pak dokter, oh ya siapa itu pak, istrinya ya?.
Semoga sukses selalu pak doter @razack-pulo
Iya bang, itu foto istri.
Trima kasih atas dukungan dan doanya :)
sama-sama pak dokter..
Semoga menjadi keluarga yang bahagia ya di bulan Ramadhan ini 😊
Perjalanan panjang penuh lika-liku kehidupan
YupZ, tetapi asyiik dan menggiurkan :)
Cocoknya jadi diplomat. Keliling truuussss. Hehe
Hhaha... Kayaknya seru ya jadi diplomat. Tapi enak jadi dokter, lebih mandiri 😁
Dokter yang mengambil alih fungsi diplomat.hahaha
😆😆😆
Sebuah perjalanan yang Panjang dan sangat melelahkan tentunya, dan sekarang telah terbayar penuh dengan Kebahagiaan, setiap pengabdian yang penuh dengan ketulusan akan selalu mendapatkan ke Istimewaan di Sisinya,....
Amiinn.... Sukses selalu
Amiiiin.. sukses juga buat kita semua. Trims atas komennya :)
Jelajah nusantara ni nampaknya
Belum neh, ke Papua belum.. Nusantara sangat luas, unik dan keren 😀
Kiriman yang menarik pak dokter, semakin jauh kita berjalan akan semakin banyak yg kita lihat dan semakin banyak pula yg kita ketahui, sungguh pengalaman yg luar biasa. Salam hangat.
Salam hangat juga bang, dari negeri dingin 😀
Trims bang atas komennya :)
Perjalanan dan kisah yang luar biasa. Apalagi waktu yang digunakan untuk itu. Ternyata, disiplin tentang waktu serta prioritas semacam ini hendaknya bisa untuk diterapkan oleh semua orang.
Terimakasih telah menceritakan banyak hal bung @razac-pulo. Semoga selalu baik dan sehat.
Salam hangat KSI
Irman Syah || @mpugondrong
Terima kasih bg Irman, telah mampir di beranda ini. Menulis untuk mengingat. Setelah saya tulis, saya teringat kembali kisah perjalanan terdahu :)
Iya. Benar Bung Razack @razack-pulo. Dengan menuliskannya dia menjadi abadi. Demikian petuah para penulis terdahulu.
Menulis juga merupakan ingatan rangkap dua, jadinya semua terjaga dan dan tersimpan di ruang ingatan.
Salam @mpugondrong
Jalur lintasan agak sedikit extrim, memacu adrenali. Ingin saya mengunjugi kesitu pak @razack-pulo
Yupz, ekstrim dan menantang 😀
Benar - benar perjalanan yang sangat panjang dan lengkap dengan photo nya..bisa menjadi acuan bagi traveler yang ingin mencoba mengambil rute tersebut.
Betul bang. Sekaligus beberapa tempat yang perlu waspada saat dilalui.. 😁
Enak ya jalan-jalan
betul betul traveler sejati bg Razack ini ah.