Mahasiswa Solusi Politik Indonesia

in #indonesia7 years ago

8219864_20160509025427.jpg
Kata politik ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Polis dan Teta. Arti dari kata Polis sendiri yaitu kota/negara sedangkan untuk kata Teta yaitu urusan. Sehingga dapat diartikan bahwa merupakan sebuah usaha untuk mengelola dan menata sistem pemerintahan untuk mewujudkan kepentingan atau cita-cita dari suatu Negara. Kemudian para ahli dari generasi berbeda mencoba untuk mengemukakan arti politik menurut pendapat mereka masing-masing. Sebut saja Aristoteles yang mengartikan politik itu sebagai suatu usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Selain itu, ada juga Joice Mitchel yang berpendapat bahwaPolitik adalah pengambilan keputusan kolektif atau pembuatan kebijaksanaan umum untuk masyarakat seluruhnya.
Disamping pengertian daripada politik, masyarakat hanya ingin dampak positif dari politik itu sendiri. Hal tersebut berbeda dengan kondisi yang di tunjukan para politisi di tanah air. Seperti pepatah “kacang lupa pada kulitnya” begitulah ungkapan yang pantas untuk para politisi negeri ini.
koreksi-pemerintah-dpr-gulirkan-wacana-rapbn-tandingan.jpg
Hal tersebut juga dilatarbelakangi oleh beberapa faktor yang membuat mereka menyalahi pengertian dari politik itu sendiri. Faktor utama adalah pendidikan, rata-rata para politisi tanah air hanya tamatan sekolah menengah atas, itupun didapat dari jalur paket C. apa yang mereka pelajari dari sekolah dalam waktu tiga bulan? Apakah akan setara dengan mereka yang sekolah selama 12 tahun, 16 tahun, 18 tahun? Sangat disayangkan para lulusan paket C yang kemudian mengatur mereka yang berpendidikan tinggi.
Faktor lain yang tidak kalah penting adalah masyarakat ketika mereka menetukan pilihan. Rata-rata masyarakat memilih berdasarkan ketenaran, kekayaan , dan keluarga. Sebut saja para artis yang begitu mudahnya terpilih sebagai anggota Dewan, Bupati, Walikota, bahkan Gubernur.
seleb-anggota-dpr-ri.jpg
Siapa yang kemudian mengkritik pemerintahannya? Siapa yang rela berdiri di barisan depan ketika terjadi aksi demo? atas dasar apa mereka melakukannya?
Mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, mereka adalah para pemuda Indonesia yang pemikirannya lebih terorganisir, yang lebih mengerti tentang politik dibandingkan para pemimpin lulusan paket C. Mereka juga yang rela turun kejalan sebagai salah satu upaya untuk mengkritik pemerintah, mereka yang mengerti keinginan masyarakat, tetapi mereka tidak bisa mewujudkannya dengan cara yang lebih baik dari pada aksi demo. Lalu siapa mereka?
Mereka adalah mahasiswa, mereka adalah para pemuda indonesia yang meruntuhkan pemerintahan orde baru. Mereka yang sekarang harus bersatu sekali lagi untuk menyelamatkan bangsa ini dari para pemimpin yang korup, mereka adalah harapan terakhir masyarakat.
Lantas bagaimana cara mereka menyelamatkan bangsa ini? Apakah harus kembali menaiki atap gedung MPR RI? Apakah harus kembali menahan tembakan dan membiarkan nyawa melayang layaknya peristiwa trisakti? Jawabannya tidak, mereka tidak perlu melakukan hal yang sama seperti yang telah dilakukan pendulunya.
Hari ini saya sebagai bagian dari mereka hanya mencoba berpendapat dan memaparkan sebuah gagasan tentang siapa dan bagaimana menyelamatkan bangsa ini dari parpol dan politisi yang menggeser arti politik yang sebenarnya. Dalam hal ini saya memilih mahasiswa sebagai solusi. Mungkin sebelum membaca lebih lanjut artikel ini, banyak pembaca yang bertanya-tanya, kenapa harus mahasiswa? kenapa bukan mereka yang sudah paham tentang politik?
Hari ini indonesia memiliki banyak kampus di seluruh kabupaten/kota, baik itu kampus negeri maupun kampus swasta. Hari ini indonesia di penuhi oleh mahasiswa di tiap daerah. Mereka disatukan dalam wadah yang paling besar dengan nama Mahasiswa. Mereka terdiri dari masyarakat yang berpenghasilan tertinggi hingga penghasilan terendah. Mereka berasal dari kota besar hingga desa terpencil.
Idrus-Marham-Calon-Menteri-Sosial.jpg
Apa pernah para pemimpin mengunjungi rakyatnya di seluruh pelosok negeri sekali saja dalam setahun? Jawabannya pernah, tapi itu satu berbanding seribu. Bagaimana halnya dengan mahasiswa? Mereka rutin mengunjungi masyarakat 2 kali dalam kurun waktu seetahun dengan masa bakti satu- tiga bulan di tiap-tiap kunjungan. Dalam waktu tersebut mereka bisa mengerti permasalahan dan mampu memberi solusi atas permasalahan tersebut karena mereka ada diantara masyarakat. Apa pemerintah maupun parpol bisa melakukan hal yang sama? Bisa. Pemerintah dan Partai politik juga tersebar di seluruh pelosok negeri, tetapi mereka tidak akan melakukannya. Mereka lebih baik melihat kota besar diluar negeri dari pada desa terpencil negeri sendiri. Saat ditemui media, apa jawabannya? Studi banding.
Lalu, bagaimana cara mahasiswa memberantas pemerintah dan politisi yang menggeser nilai politik tersebut? Mahasiswa juga akan masuk ke dalam ranah politik, bukan bergabung dengan partai politik yang sudah ada, akan tetapi memulai semuanya dari nol.
Seperti yang kita tahu, syarat mendirikan partai politik salah satunya adalah berusia diatas 21 tahun. Hal ini tidak sulit, karena rata-rata usia mahasiswa S2 sudah diatas 21 tahun. Sedangkan untuk jumlah anggota kita tidak perlu memikirkannya. Karena mahasiswa seluruh Indonesia lebih dari cukup sebagai syarat untuk mendirikan partai politik. Begitu juga dengan mahasiswa yang masih menempuh pendidikan S1, mereka akan terus diberi pengetahuan tentang politik, supaya mereka terbiasa dengan suasana politik ketika umur mereka sudah memenuhi syarat untuk menjadi anggota partai.
Lalu kenapa harus mendirikan partai politik? Bagaimana caranya meyakinkan masyarakat yang sudah hilang kepercayaan terhadap partai politik? Dan bagaimana hubungan partai mahasiswa ini dengan partai politik yang lain? Itu merupakan pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di benak saya ketika saya memiliki gagasan ini.
Mahasiswa lebih baik memperjuangkan aspirasi masyarakat di dalam ruangan ber-AC daripada demo dijalan. Dengan mendirikan partai politik, mahasiswa lebih mudah memperjuangkan hak rakyat, karena mereka sejajar dengan anggota partai lain. Kemudian bagaimana sudut pandang masyarakat? Dalam hal ini kita harus sedikit lebih sabar dalam hal meyakinkan masyarakat, hal itu tidak lepas dari kampanye-kampaye kosong yang membuat masyarakat tertipu. Tetapi dengan adanya pendekatan yang dilakukan mahasiswa setiap tahun. Dalam jangka waktu 3-4 tahun partai ini akan populer di masyarakat.
Yang namanya partai politik tidak bisa berdiri sendiri, tidak terkecuali partai mahasiswa. kita tidak menutup kemungkinan untuk bergabung dengan partai lain, tetapi hanya dengan partai yang pro dengan tujuan kita yaitu mengembalikan pergeseran makna dari politik itu sendiri. Mari mulai era baru demi mengembalikan kekayaan indonesia, mari berpikir untuk bangsa, ayo tunjukan arti sebenarnya dari merdeka..#mahasiswa indonesia
mahasiswa-apel-nih2_20161103_150813.jpg

Sort:  

Semoga ada mahasiswa yang terbangun hati dan raganya untuk menyelamatkan indonesia

semoga