Masalah yang terjadi sekarang semua orang ingin menjadi "wasit" yang menghakimi, yang memberi peringatan, dengan mengeluarkan kartu, ada kartu merah,kuning, hijau dilangit yang biru,pelukismu agung siapa gerangan, pelangi-pelangi cipataan tuhan. Lagu yang sering kita nyanyikan di taman kanak-kanak.
Source
Kalau ada wasit pasti ada pemain, kita cuma jadi penonton, yang menonton pertandingan, kita cuma tukang sorak yang memerlukan pemandu sorak, kita siap bersorak ria saat pertandingan menang, kita akan besorak disaat wasit memberi peringatan. Kita cuma penonton yang mengharap pertandingan menang.
Source
Siapkah kita menanti dan menerima hasil dari pertandingan ini? Menang atau kalah kita harus siap.
Kita memang hebat dalam menilai sesuatu.
Tanpa kita tau bagaimana kriterianya untuk menilai sesuatu itu bagus atau tidak.
Dalam berfilsafat kita tentunya harus punya pemikiran yang seimbang antara rasional,fakta,opini dan pengetahuan yang kita miliki.
So jangan jadi hakim terhadap orang lain.
Banyak-banyaklah belajar ilmu iklas kawan.
You got a 0.62% upvote from @postpromoter courtesy of @rezzabk1!
Want to promote your posts too? Check out the Steem Bot Tracker website for more info. If you would like to support the development of @postpromoter and the bot tracker please vote for @yabapmatt for witness!