Selamat Datang di Aceh, Negeri Sejuta Warung Kopi

in #indonesia7 years ago (edited)

Berbicara tentang Aceh, tentu juga berbicara tentang kopi. Tak afdhal jadinya jika melalui hari-hari di Aceh jika tanpa ngopi. Sebab masyarakat Aceh sendiri sudah tak bisa dipisahkan lagi dari yang namanya kopi. Oleh sebab itu, jangan heran jika anda menyaksikan suasana kedai kopi di segala penjuru Aceh pengunjungnya tak pernah sepi.

Gambar: kupi Khop, kopi unik yang disajikan dengan gelas terbalik, kopi khas daerah lintas barat Aceh (Aceh Jaya-Aceh Barat).

Agenda minum kopi di Aceh pun tak kenal waktu. Apakah itu di pagi hari, siang hari, malam hari bahkan sampai larut malam sekalipun, warung kopi tetap saja masih ramai. Alasannya juga beragam, ada yang mau sekedar bersantai sambil menikmati kopi, ada pula yang menjadikan warung kopi tempat berkumpul dan bersilaturahmi sambil nyeruput kopi. Sebagian orang juga menganggap warung kopi sebagai 'kantor', tempat menyelesaikan tugas atau pekerjaan, ada juga anak-anak muda yang menjadikan warung kopi sebagai 'warnet' yang paling nyaman bagi mereka. Bagaimana tidak? Di warung kopi, selain bisa berantai sambil ngopi, juga bisa berselancar ria di dunia maya lewat fasilitas wifi yang disediakan oleh owner-nya.
IMG-20180129-WA0033-01.jpeg
Inframe: @kreatif, @suhiel, @ucaa.

Yang menjadi 'penghuni' warung kopi tidak ada batasan. Mulai dari anak-anak muda sampai yang tua, pria ataupun wanita, miskin maupun kaya, semuanya berbaur tanpa memandang status sosial. Kopi sudah menjadi pemersatu, kopi juga ibarat 'nafas'-nya orang Aceh, dan sudah menjadi gaya hidup bagi masyakat Seuramoe Meukah. Kebiasaan ini sudah menjadi sejarah sejak zaman kesultanan Aceh di masa lampau, dan tradisi ini terus dipertahankan secara turun-temurun, sampai saat ini.
IMG_0931.JPG
Sejak zaman kolonial Belanda sampai dengan saat ini, ada dua daerah yang dikenal sebagai pusat produksi kopi di Aceh. Ulee Karéng dan daerah dataran tinggi Gayo. Kopi Ulee Karéng khas dengan jenis kopi robusta. Sementara kopi Gayo khas dengan jenis kopi Arabika, dan termasuk kopi kelas premium di pasar dunia.

Kopi Ulee Karéng, jenis kopi ini biasanya bisa kita temui hampir di semua warung kopi yang ada di Aceh, bahkan di seluruh pelosok Nanggroe Aceh sekalipun. Proses pengolahan kopi robusta ini sangatlah unik, dan juga memiliki rasa yang khas. Yang mana pengolahan bubuk kopinya tidak hanya diseduh, tapi bubuk juga dimasak. Hingga membuat aroma dan citarasa kopi yang dihasilkan benar-benar nikmat. Pada tahap akhir, bubuk kopi yang telah dimasak tersebut mengalami beberapa kali proses penyaringan menggunakan saringan unik berbentuk kerucut, sebelum akhirnya kopi Ulee Karéng siap untuk disantap.
IMG-20180127-WA0031-01.jpeg
Gambar: @silvira, seorang Steemian ketika merasakan sensasi 'saréng kupi' (red: saring kopi) di salah satu warung kopi di Banda Aceh.

Umumnya, warung kopi di Aceh menawarkan tiga variasi penyajian kopi, yakni kopi hitam, kopi sanger, dan kopi susu. Berbicara kopi hitam atau kopi susu mungkin sudah cukup mainstream, dan bisa kita temui di warung kopi atau café lainnya di berbagai daerah. Namun kopi sanger ini merupakan racikan khas dan orisinil dari Aceh.
IMG_20170502_205431-01.jpeg
Gambar: Kopi sanger, kopi racikan khas di Aceh.

Sekilas, kopi sanger ini mirip dengan kopi susu. Namun, yang menjadi khas dari jenis kopi sanger ini adalah komposisi gula dan susunya yang tidak terlalu dominan. Campuran kopi saring dicampur dengan sedikit susu dan sedikit gula, kemudian dikocok sampai berbusa. Hingga membuat citarasa dan keharuman kopi sanger ini sangatlah terasa ketika diseruput.
IMG_20170203_194520-01.jpeg

Gambar: Kupi khop

Penyajian kopi yang unik lainnya di Aceh adalah kupi khop, alias kopi robusta yang disajikan dengan gelas terbalik. Penyanjian kupi khop ini biasanya sering kita temui di daerah lintas barat Aceh. Konon katanya tradisi penyajian kopi dengan gelas terbalik ini tujuannya agar kopi tidak cepat dingin dan tidak kemasukan debu. Sebab, wilayah lintas barat Aceh ini sebagian besar wilayahnya diliputi oleh pesisir pantai yang rawan akan debu dan angin. Kebiasaan penyajian kopi terbalik ini kerap dipraktikkan oleh nelayan, warga sekitar, bahkan warung-warung kopi di wilayah Aceh Jaya sampai Aceh Barat.


Proses Pengolahan Kopi Aceh

IMG-20180125-WA0031.jpg

IMG-20180125-WA0033.jpg

IMG-20180125-WA0030.jpg

IMG-20180125-WA0034.jpg

Photo by: @suhiel


Meski terus berganti zaman, namun budaya minum kopi di tengah-tengah masyarakat Aceh tetaplah terjaga. Tradisi ini sudah menjadi ciri khas di negeri Aceh, sehingga siapa saja yang berbicara tentang Aceh sudah pasti berbicara juga tentang kopinya.
Screenshot_2018-01-25-17-02-48_com.instagram.android_1517240321940.jpg

Salam dari Aceh, negeri sejuta warung kopi.

Sort:  

Itu @silvira pas lg nyaring kopi udh mandi?

Hahaa... InsyaAllah udah kak @fararizky 😁

engga lah, kalau mandi nanti rasa kopinya hana mangat :D

Oh meunan lom? Nyan rupajih rahasia dapur dari seorang baristi @silvira patot keuh rasa kopi na rasa-rasa masam meunan bacut lawet nyoe. Hehee

sukses bang bruu rial....😎👍

Salam sukses juga bang @bangwowor 😎👍

Di Geurutee juga ada kupi khop yaaa? Btw, oot dikit, rasa penasaranku pada tulisan2 Rial yang rapi terjawab sudah.... lulusan Bahasa Indonesia dia rupanya....keren euyy

Ada kak @ihansunrise beberapa warkop di sekitaran tikungan patah Geurutee juga ada kupi khop-nya. Hahaa... Makasih kak Ihan. Ga rapi-rapi kali juga kak, berusaha dibuat rapi aja tepatnya. Masih dalam tahap belajar kak. Hehee

Rasa nya bangga jadi orang aceh. Di teeeee le donyan... Nyang pat tapuget film di balik kopi khop.. Hahha

Ya, beutoi nyan @afiatmusa sebagai bentuk kebanggaan mungkin jeut neupeuget lom film-film dokumenter tentang kopi, oleh awak droen selaku sineas muda.