Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Dalam banyak tradisi budaya yang berkembang di masyarakat Aceh, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan yang terbesar dan berlangsung lama, yaitu selama tiga bulan. Kanduri Maulod atau Kenduri Maulid pada masyarakat Aceh erat kaitannya dengan peringatan hari kelahiran Pang Ulee (penghulu alam) Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang terakhir dan pembawa serta penyebar ajaran agama Islam. Karena itu kenduri ini sering juga disebut Kanduri Pang Ulee. Kenduri Maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal disebut Maulod Awai (Maulid Awal) yang dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal sampai berakhir bulan Rabiul Awal. Sedangkan Kenduri Maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut Maulod Teungoh (Maulid Tengah) yang dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir sampai berakhirnya bulan Rabiul Akhir tersebut. Selanjutnya, Kenduri Maulid pada bulan Jumadil Awal disebut Maulod Akhee (Maulid Akhir) yang dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Awal (Kutipan dari beberapa referensi).
Perayaan Maulid Nabi di Kabupaten Pidie setiap tahunnya dilaksanakan dengan meriah oleh setiap Gampong (Desa). Biasanya satu bulan sebelum bulan RabiulAwal, setiap Gampong melaksanakan rapat penentuan jadwal maulid. Demikian halnya dalam Gampong Meunasah Baroh Kemukiman Bambi, Kec. Peukan Baro. Dalam menghadapi peringatan Maulid, segala persiapan dilaksanakan untuk bisa terlaksana dengan baik dan sempurna ketika hari-H nantinya. Aktifitas ini memang berlaku untuk setiap Gampong, namun setiap Gampong terdapat perbedaan-perbedaan dalam persiapan perayaannya. Penulis mencoba memberikan gambaran bagaimana pola manajemen peringatan Maulid Nabi pada Gampong Meunasah Baroh Bambi yang menurut penulis dapat berjalan dengan Baik pada hari-H nya.
Tahapan Persiapan Perayaan Maulid Nabi
Secara lengkap, tahapan-tahapan yang dilaksanakan dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad di Gampong Meunasah Baroh adalah sebagai berikut:
- Rapat Penentuan Jadwal Maulid dan pembentukan panitia pelaksana
- Rapat Panitia Pelaksana
- Gotong-Royong Masyarakat
- Pelaksanaan Hari-H Maulid
Rapat Penentuan Jadwal Maulid dan Pembentukan Panitia Pelaksana
Tahapan awal yang dilakukan adalah melaksanakan rapat bersama antara Keuchik, Teungku Imum, Tuha Peut, Pemuda dan Masyarakat. Rapat ini bertujuan untuk menentukan jadwal perayaan maulid Nabi, pembentukan struktur kepanitiaan Maulid dan segala hal teknis persiapan maulid. Rapat biasanya dipimpin oleh Teungku Imum atau Keuhcik Gampong. poin-poin penting yang harus disepakati dalam rapat ini mencakup beberapa hal, yaitu:
- Jadwal Maulid, jadwal harus disesuaikan dengan jadwal maulid Gampong lain yang berada dalam sekitaran Gampong Meunasah Baroh agar tidak terjadi bentrok. Dalam penentuan jadwal ini, juga dilihat kemampuan masyarakat, misal nya dilihat dari musim panen atau lainnya
- Struktur Kepanitiaan. Kepanitiaan dipilih 3 orang sebagai ketua pelaksana, sekretaris dan bendahara. Setelah 3 orang ini terpilih nantinya akan disusun struktur kepanitiaan lengkap. Kebiasaan Gampong Meunasah Baroh, kepanitiaan inti melanjutkan panitia maulid tahun sebelumnya jika dianggap sukses dalam pelaksanaanya.
- Besaran kebutuhan dana. Kebutuhan dana disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Jika ada kegiatan Dakwah, maka besaran dana akan lebih besar. Umumnya, setiap Warga akan dikenakan biaya/orang yang besarannya sesuai kesepakatan bersama. Tahun ini Gampong Meunasah Baroh hanya mengutip Min. Rp. 30.000/orang.
- Kegiatan-kegiatan pada maulid. Hal ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan tambahan misalnya Dakwah, MTQ atau lainnya. Tahun 2018 ini, Gampong Meunasah Baroh melaksanakan Dakwah, yang baru pertama kali dilakukan kembali setelah beberapa tahun sebelumnya tidak pernah dilakukan
Rapat Panitia Pelaksana
Tahapan selanjutnya adalah rapat para panitia pelaksana Maulid. Rapat ini berlangsung singkat dengan setiap anggota panitia untuk menjelaskan kerja dan aktifitas-aktifitas yang perlu dipersiapkan pada hari-H nantinya. Pada tahapan ini Tengku Imum juga akan melakukan Pendataan setiap warga yang bisa membuat Khanduri. Data Warga akan di catat berdasarkan KK dan jumlah besaran khandurinya, biasanya dalam bentuk "are" atau berapa bungkus atau kotak, misal keluarga A mampu Khanduri sebanyak 5 Are. Besaran khanduri ini sangat penting di Data, untuk jadi gambaran jumlah tamu Gampong dan tamu lainnya yang akan di Undang, agar sesuai antara Khanduri Hidangan dan jumlah tamunya.
Gotong Royong Masyarakat
Satu Minggu sebelum hari-H pelaksanaan Maulid, dilakukan Gotong-Royong untuk membersihkan Meunasah sebagai tempat pelaksanaan Maulid. Gotong-royong ini sudah menjadi tradisi masyarakat yang dilakukan oleh pemuda, orang tua dan anak-anak. Gotong royong diambil pada hari Libur (minggu) supaya tidak bentrok dengan jadwal kerja warga.
Gotong Royong dilaksanakan pada satu minggu sebelum hari-H, dua hari sebelum hari-H dan satu hari sebelum hari-H. Biasanya pada saat satu hari sebelum hari-H, gotong royong dilaksanakan sampai malam hari. Untuk mengisi suasana kebersamaan, dilakukan juga acara Bakar-bakar Ikan atau Daging.
Hari-H Maulid
Pada hari-H Pelaksanaan Maulid, disinilah butuh kerjasama setiap warga agar pelaksanaan Maulid dapat berjalan dengan sempurna atau dengan kata lain agar tidak buat malu Gampong ketika menjamu Tamu.
Satu hal yang menarik pada pelaksanaan Maulid di Gampong Meunasah Baroh yaitu pola pengaturan penerimaan tamu dan pengaturan hidangan untuk para tamu. Setiap Warga yang melaksanakan Khanduri Maulid yang telah di Data kemudian diberikan kode untuk membedakan antara satu hidangan dengan hidangan lainnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi salah ambil hidangan ketika sudah selesai nantinya. Kode ini ditempelkan pada setiap Hidangan dan diberikan CheckList oleh panitia.
Hidangan yang telah dibawa ke Meunasah kemudian akan di Pisahkan sesuai porsi Undangan setiap Gampong yang di Undang. Khanduri warga terdiri dari 2 macam, yaitu Khanduri dalam bentuk Idang (meuidang) dan khanduri dalam bentuk Bungkusan (Bu Bungkoh). Selain hidangan Nasi juga ada sebahagian warga yang menyumbangkan Kue atau minuman.
Demikian juga untuk pengaturan Porsi hidangan untuk setiap Gampong, diberikan keterangan untuk pemisahan antara jumlah hidangan gampong. Hal ini dapat memudahkan pengambilan nantinya .
Kemeriahan Maulid akan lebih menarik ketika ada Grup Meulikee yang menjadi hiburan tersendiri bagi para Warga.
Dan, tidak lupa juga setiap Tamu Undangan Gampong sebelum dibagikan Hidangan Maulid di Wajibkan untuk ber-Shalawat terlebih dahulu kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Hal ini agar memperoleh keberkatan hidangan makanan.
Dengan model pengaturan semacam ini, akan tercipta suatu manajemen yang bagus untuk menghindari beberapa hal misalnya Terjadi penukaran hidangan warga, porsi hidangan yang tidak cukup dan beberapa hal lain yang dapat membuat malu Gampong.
Semoga dapat jadi panduan bagi Gampong lain dalam pelaksanan khanduri Maulid.
Penulis
RIDWAN, S.ST