Angin Kisah Kekasih
Kekasih, aku hendak membisik angin kisahmu
Kabar dari istana menyelinap ke dinding papan barak ini
Tempat teduh duka sengsara
Mereka telah kandangkan anjing berahi
Mencabut mekar mawar
Menghalau asa angin
Mencabik-cabik damai dari kita
Ingatkah?
Lama kita meratap petaka itu di gubuk si hati busuk pemberi ini
Bukan masalah jika kau lupa
Sibuklah menyulut puting dada ke bayi kita
Karena kaleng susu di Pak Abu tidak cukup lagi ditukar kertas di saku
Kabar mereka, aku tidak cukup giat mengeruk batu
Aku tidak bisa mencetak lembaran hijau angka seribu
Untuk mu kekasih, di mukaku butir peluh telah beku
Kulit seonggok tulang berselimut hanya
Kau, telah kuberi pada angin yang bersemilir
Supaya kelak, di hamparan hijau mimpimu kita bisa bercumbu
Alue Naga, Jelang tahun 2008